Minggu, 02 September 2012

FF YUNJAE| LOVE IN BLACK - chapter 1


Title : Love in Black

Author : Minhyan-ssi


Pairing : Yunjae


Legh : 1 of ?


Ratting : PG-17


Genre : Drama – Angst – Yaoi – NC – Mpreg


Cast :

- Jung Yunho (25)
- Kim Jaejoong (23)
-Kim Junsu (23)
-Park Yoochun (24)
-Shim Changmin (22)
- Etc

Happy reading all. . .

>>>

P.O.V Author

Seoul, 2012
Dentum musik yang di mainkan DJ malam ini di bar milik Shim Changmin terasa berbeda – lebih menggugah pengunjung untuk menarik diri mereka ke lantai dansa. Terasa spesial karena seorang Kim Jaejoong yang memainkannya, sebagai hadiah untuk sahabatnya Park Yoochun yang hari ini naik jabatan. Ah, bahkan  Yoochun untuk Jaejoong bisa lebih dari sekedar sahabat. Jaejoong menganggap Yoochun adalah pahlawannya. Jika ia tidak bertemu namja cassanova tersebut lima tahun lalu, entah, Jaejoong tidak tahu ia masih di duniaini atau tidak sekarang ini. Yoochun menolongnya dari ketiga brandal yang nyaris memperkosa dirinya, lalu mengenalkannya pada Shim Changmin.

Dari situ kehidupan baru Jaejoong dimulai. Ia belajar DJ dari Changmin dan semakin berjalannya waktu Jaejoong ahirnya bekerja sebagai DJ sambil ia sekolah. Bersamaan dengan itu, penampilan dan sikapnya pun perlahan ikut berubah – bukan namja yang lemah dan polos lagi – ia mulai mengenal dunia malam. Lulus sekolah dengan sedikit campur tangan Yoochun, Jaejoong diterima bekerja di Dong Bang Corp.– perusahaan besar milik keluarga besar Yoochun. Namun Jaejoong tak dapat meninggalkan dunia malamnya, sampai kini setelah ia bekerja ia dan Yoochun hampir tak pernah absen mengujungi bar Changmin.

“Yoochun-ah.”

Yoochun menoleh kebelakang begitu merasakan tepukan kecil di bahunya.

“Yunho Hyung!” Yoochun lansung saja berdiri menghadap pada Yunho. Dadanya berdebar agak lebih kencang – terkejut dengan kedatangan Yunho yang  tiba-tiba. Ia memang sudah tahu Yunho secepatnya akan  pulang  dari kuliahya di Amerika dan segera menggantikan posisi Mr. Jung sebagai presdir. Yoochun bahagia dengan berita tersebut, ia begitu meridukan sepupunya itu – Jung Yunho. Dan Yunho datang sekarang  tidak memberitahunya dulu, kesal tapi Yoochun juga senang.  7 tahun Yunho di Amerika dan begitu sulit dihubungi.

“Apa aku mengejutkanmu, sepupu Park.” Yunho berkata sambil tersenyum innocent.

“Keterlaluan kau, sepupu Jung. Kau hampir membuatku mati terkejut.” Yoochun meninju pelan bahu Yunho beberapa kali. Keduanya lalu tertawa dan berpelukan.


“Aku akan memanggil  Changmin.”  Ujar Yoochun setelah mereka berpelukan melepas rindu.

“Ah, aku juga merindukan monster food itu,” ujar Yunho.

“Kau harus lebih berhati-hati padanya, Hyung. Monster Food-nya jauh lebih parah dari pada dulu.”

“Hmm.. sudah ku duga itu terjadi.”

Yunho dan Yoochun lalu tertawa lagi.

“Duduk dan nikmati saja musiknya, Hyung. DJ-nya temanku dan Changmin. Dia yang membuat moster food Changmin bertambah parah.”

“Benarkah? Kau harus mengenalkannya padaku kalau begitu.”

“Jangan khawatir.” Yoochun menepuk bahu Yunho. Yoochun lalu pargi memanggil Changmin beberapa saat kemudian.

Yunho menjatuhkan dirinya di sofa selepas kepergian Yoochun, melepaskan rasa lelahnya setelah berjam-jam menempuh perlanan  Amerika-Korea. Yunho sengaja tidak pulang ke rumah terlebih dahulu. Ia terlalu meridukan sepupu dan sahabatnya, dan ingin memberi kejutan untuk keduanya. Matanya terpejam perlahan, Yunho mulai menikmati musik yang disuguhkan DJ. Entah hanya persaannya atau memang faktanya, musik yang tengah ia nikmati terasa bebeda – seolah merasuki kalbu pendengarnya. Sedikit demi sedikit rasa lelah Yunho berkurang, ia jadi agak tertarik ikut bergabung di lantai dansa.Tapi ia sedang menunggu Yoochun dan Changmin.

-------

“Jaejoong Oppa….” Jaejoong hanya tersenyum menanggapi teriakan para gadis pengunjung bar yang berteriak menyebut-nyebut namanya – seperti fans yang memanggil-memanggil artis idolanya saja. Jaejoong memang memiliki cukup banyak penggemar di bar Changmin ini, meskipun ia sudah 3 tahun terahir  tidak menjadi DJ.  Namun tetap tak kehilangan pesona. Hampir setiap malam selalu ada gadis bahkan pria  yang terang-terangan mengajaknya tidur.

“Oppa, untukmu.” Seorang gadis mendekati Jaejoong dan menyerahkan sebatang rokok pada Jaejoong. Orang-orang di bar sudah mengenal Jaejoong dan kebiasaannya – yang seolah tak terlepas darik rokok dan bir.

“Oppa….” Tiga gadis lagi mendekati Jaejoong juga, salah satunya menyalakan rokok yang telah terselip diantara kedua bibir merah Jaejoong.

Di tempat ini, di bar ini Jaejoong seperti menemukan kehidupan yang diimpikannya. Meski semu dan didasari nafsu, tapi disini ia dipuja dan dihargai. Jaejoong bahagia, apalagi dengan adanya Yoochun dan Changmin.

Jaejoong duduk di salah satu sofa, para gadis pun berebut tempat untuk bisa duduk di sebelah Jaejoong. Jaejoong tamapak tak peduli ia malah asyik menikmati – menghisap rokoknya.

“Oppa….”

“Oh… Jessica,” Jaejoong melirik gadis disebelahnya. Ia menyingerai, Jessica mennyodorkan segelas bir sambil berusaha mencium dirinya. Jaejoong menyambut ciuman tersebut, ia melumat bibir Jessica agak tergesa dan bernafsu. Jaejoong dan Jessica berciuman cukup lama dan tak menyadari seorang pria mendatangi Jaejoong. Tanpa basa-basa langsung memukul menarik dan memukuli Jaejoong.

“Jaejoong Oppa…!” teriak para gadis  agak histeris, terkejut juga tiba-tiba pria itu datang dan langsung berbuat onar.

“Brengsenk! Kau siapa kau. Kenapa memukulku taba-tiba, huh!” ucap Jaejoong kasar – dengan emosi pula tentu saja.

“Jessica, wanitaku. Jangan menyentuhnya lagi atau kau mau mati di tanganku.” Pria itu malah mengancam.

Jaejoong mengangkat sebelah alisnya, sesaat kemudian ia tertawa-tawa.

“Apa yang kau tertawakan, Bodoh.” Pria itu mulai emosi. Ia merasa Jaejoong sedang mengejeknya.

“Pria bodoh, aku tidak butuh wanita jalangmu.”

Bugh~
Jaejoong mendorong keras Jessica pada pria tadi. Jessica sambil melihat pada Jaejoong – seolah berkata ‘tidak mau’ .

“Kua benar-benar bodoh, mempertahankan wanita jalang penggoda macam Jessica. Cih, menjijikan.”

“Apa kau bilang, Kim Jaejoong. Jangan menghina wanitaku!”

Bugh~ Bugh~

-------

“Tuan Shim, Tuan Jaejoong ribut lagi.” Ujar pelayan bar memberitahu, langsung menginterupsi percakapn hangat diantara Yoochun, Changmin dan Yunho.

“Aish, selalu saja,”umpat  Changmin sedikit menggertak. Ia langsung bangkit dan pergi meuju Jaejoong.

“Yoochun-ah, Jaejoong siapa yang pelayan tadi maksud?” tanya Yunho, tiba-tiba jadi penasaran setelah pelayantadi menyebut nama Jaejoong.

“Kim Jaejoong, temanku dan Changmin. Dia yang kuceritakan membuat panyakit monster food Changmin semakin parah. Ah, dia sekolah di SMA yang sama denganmu tapi dia 2 tahun di bawahmu.”

“A-apa yang kau katakan itu serius”

“Kapan aku pernah membohongimu, Hyung?”

“Damn it.”

Tiba-tiba saja Yunho bangkit – berlari mengejar Changmin. Yoochun terpaku sebentar seraya mengangkat alisnya sebelah. Ia tidak mengerti kenapa hyung sepupunya itu terlihat begitu tertarik dengan Jaejoong padahal Yunho belum pernah bertemu Jaejoong bukan? Yoochun tak mau ambil pusing, ia juga bergegas mengekori Yunho. Jujur saja, ia menghawatirkan Jaejoong pula. Bukan sekali ini saja sahabtanya itu terlibat keributan di bar. Entah berapa kali sudah. Pesona Jaejoong yang dapat membius hampir siapa saja memang tak jarang membuat kecemburuan pria lain karena pasangannya diam-diam melirik dan berusaha mendekati Jaejoong.

------

“Jaejoong hyung, kau tidah apa-apa?” tanya Yoochun melihat Jaejoong sudah duduk di salah satu sofa bersama Changmin.

“Si brengsenk itu yang memukulku duluan.” Ucap Jaejoong nada kesal, sambil meneguk bir dengan tergesa. Mengacuhkan Yoochun.

“Gara-gara Jessica jalang itu yang menggodaku. “

Brak~
Jaejoong  menaruh gelasnya agak dengan membanting. Ia tidak menyadari Yunho melihat padanya tanpa berkedip – sepert terkejut.

Yoochun dan Changmin  menggeleng kepala, tidak habis pikir pesona Jaejoong ternyata juga menyulitkan bagi Jaejoong sendiri. Parahnya, Jaejoong malah melayani ajakan orang yang menantangnya berkelahi.

Mata Jaejoong tak sengaja menangkap sosok Yunho yang masih berdiri sambil melihat padannya. Sesaat diawal ia tak peduli,setelah kedua kali ia malah jadi terpaku sendiri melihat Yunho. Sosok Yunho masih terpatri kuat di benak Jaejoong, Tentu saja. Yunho adalah cinta pertamanya, dan mungkin juga saat ini.

Yoochun dan Changmin saling menatap, sealah saling bertanya ‘ada apa dengan Jaejoong dan Yunho?’. Changmin mengangkat bahunya sebagai jawaban ‘tidak  tahu’.

Beberapa saat keempatnya tidak saling bicara – sibuk bertanya pada dirinya sendiri.

“Ah, Jaejoong hyung, kenalkan ini Yunho hyung. Dia direktur kita yang baru.” Yoochun berinisiatif  memecah keheningan yang terjadi.

Jaejoong agak tergagap, ucapan Yoochun membuyarkan Jaejoong dari pikiran panjangnya. Jaejoong lalu berdiri dengan perasaan berdebar-berdebar. Wajar, ia kini berhadan dengan orang yang ia sukai.

“A-anyeonghaseyo…  Kim Jaejoong imnida.” Jaejoong membungkukan badan, perasaanya semakin kencang berdebar. Apa Yunho masih mengingat dirinya?

“Jung Yunho imnida.” Yunho hanya menggerakkan kepala sedikit. Tidak nampak tanda Yunho akan melanjutkan lagi ucapannya tersebut.

“Oh ya, Hyung. Jaejoong hyung dulu satu sekolah denganmu di SMA.” Changmin menambahkan.

 Jaejoong berdoa diam-diam agar Yunho mengingat dirinya setelah mendengar ucapan Changmin barusan.

“Oh, benarkah itu, Changmin? Aku belum pernah melihat Jaejoong-ssi di sekolah dulu.” Yunho berkata sambil melihat pada Jaejoong. Seolah tatapa itu begitu dalam, Jaejoong seperti merasakannya, tapi entahlah.

“Hmmm….” Changmin mengangguk.

Suasana hening lagi. Jaejoong melihat ke arah lain. Sebetulnya ia menghindari bertatapan langsung dengan Yoochun, Changmin dan terlebih Yunho. Jaejoong berusaha keras menahan air matanya keluar. Jawaban Yunho memang singkat, namun mampu membuat goresan luka parah di hati Jaejoong. Namja cantik itu menghela nafas berat berkali-kali. Ia seperti tersayat ratusan pedang yang dalam sekejap melumpuhkannya.

Jaejoong menghempaskan dirinya pada sandaran sofa sambil memejamkan mata. Lalu ia tersenyum kecut. Wajar bukan Yunho tidak mengingatnya? Siapanya dirinya dulu? Namja tolol dan lemah. Culun pula. Dan Yunho? Adalah pangeran dengan segala macam kesempurnaanya.

“Yoochun-ah, Changmin-ah, aku harus pergi sekarang. Tadi aku lupa ada urusan dengan appa-ku.” Ujar Yunho.

“Tapi hyung, kau belum mengobrol dengan Jaejoong hyung,” sahut Yoochun, agak tidak rela Yunho pergi sekarang.

“Lain kali saja kalau bertemu di kantor. Samapi jumpa Jaejoong-ssi.”

Jaejoong tidak menyahut. Ia masih tenggelam dalam pikirannya sendiri – tidak mendengarkan sekitarnya. Yunho tetap berusaha untuk tersenyum. Sesaat kemudian ia benar-benar pergi dari hadapan Jae-Chun-Min.

------
Jaejoong berjalan malas memasuki rumahnya. Pikiranya masih penuh seputar Yunho, di samping itu ia membenci berada di rumahya sendiri. Bertemu orang–orang yang paling ia benci.

“Kim Jaejoong! Dari mana saja baru pulang tengah malam begini!” Bentak wanita paruh baya – ibu tiri Jaejoong, yang baru keluar dari salah satu kamar.

“Bukan urusanmu.” Jaejoong menjawab sinis. Ia terus berjalan tannpa memperdulikan ibu tirinya yang berjalan padanya.

“Wajahmu? Kau berkelahi lagi!” Ibu tiri Jaejoong berusaha mengapai wajah Jaejoong. Tapi Jaejoong menepisnya.

“JANGAN PERNAH MENYENTUHKU, WANITA MURAHAN!” teriak Jaejoong penuh emosi. Jaejoong belum bisa memaafkan ayah dan ibu tirinya, justru rasa benci itu kian menumpuk di hati setiap harinya. Entah kenepa.

“Kim Jaejoong!” Mrs. Kim tersulut emosinya. Ia mengangangkat tangannya, tanpa tersa hendak menampar Jaejoong.

“EOMMA JANGAN!” teriak Junsu – yang tentu saja adalah adik tiri Jaejoong. Menahan tangan ibunya.

“Jaejoong hyung, pergilah sekarang ku mohon, sebelum eomma benar-benar marah,” ujar Junsu pada Jaejoong.

“Berhenti berpura-pura baik padaku anak haram. Aku tidak takut pada kalian. Kalau aku mau, aku bisa membunuh kau dan orangtuamu detik ini juga. SEPERTI YANG KALIAN LAKUKAN PADA EOMMA-KU!” Jaejoong berteriak tepat di telinga Junsu. Lalu ia berlari kecil menuju kamarnya.

“Kim Junsu! Kenapa kau selalu membelanya!” Mrs. Kim memprotes. Ia tidak tahu apa yang ada di benak Junsu – putra kandungnya itu yang selalu membela Jaejoong. Padahal Jaejoong selalu mengkasari dan mengatainya anak haram. Mrs. Kim sendiri selalu lepas kendali setiap menghadapi jika menghadapi Jaejoong. Bagaimana bisa, Junsu sesabar itu menghadapi Jaejoong?

“Karena dia hyungku, putra eomma juga.”

~TBC~

Suka ga ceritanya? Komen ya…




Jumat, 24 Agustus 2012

FF - YunJae [ PG-NC/Yaoi ] ~LOVE IN BLACK - Prolog ~


Title : Love in Black

Author : Minhyan-ssi


Pairing : Yunjae


Legh : Prolog


Ratting : PG-17


Genre : Drama – Agst – Yaoi – NC – Mpreg


Cast :

- Jung Yunho (25)
- Kim Jaejoong (23)
-Kim Junsu (23)
-Park Yoochun (25)
-Shim Changmin (22)
- Etc

Happy reading all. . .

>>>

P.O.V Author

Seoul, 2006
Kamera membiidik satu persatu obyek dengan memepesonanya, sama seperti pemiliknya. Namja bertubuh coklat dan tinggi itu terus mengarahkan kameranya dari satu obyek ke obyek lainnya. Ia bahkan nyaris tidak peduli para gadis di belakangnya menjerit kagum diam-diam. Jung Yunho, ia sangat populer di kalangan gadis-gadis di sekolahkahnya, bahkan mungkin pria juga. Seorang namja yang sempurna – tampan dan pintar, ditambah ia nilai lebihnya – menjabat  ketua OSIS dan kapten basket. Ia juga tipe namja yang dingin. Siapa yang akan tidak tertarik dengannya? Kecuali orang-orang bodoh dan mereka yang memang  tidak suka lelaki.

Kim Jaejoong puntidak luput dari list pengagum Jung Yunho. Ia seolah tidak pernah melewatkan satu hari tanpa melihat sosoknya. Ia sangat mengagumi seniornya tersebut.

Namun Jaejoong terlalau bahkan sangat takut untuk menyatakan persaannya pada Yunho. Ia berpikir Yunho telalu tinggi  untuk di gapai. Jaejoong mengibaratkan dirinya seperti langit dan bumi – yang bertolak belakang seratus delapan pukh derajat. Yunho terlalu sempurna untuk dirinya yang hanya namja kuper – berkacamata tebal yang  setiap hari hanya sibuk dengan para buku tebal.

Sret~
Jaejoong mengalihkan pandangannya cepat, tiba-tiba saja Yunho menoleh ke arahnya padahal ia sedang begitu menikmati wajah tampan tersebut. Jaejoong lekas pergi dari jendela kelas dengan perasaan cemas. Ia sangat takut Yunho tahu ia memandanginya tadi.

Bruk~
Jaejong berjalan keluar kelasnya sambil terus menoleh ke belakang. Ia masih cemas soal barusan, hingga tak memperhatikan murid-murid lain di sekitarnya. Ia tak sengaja menabrak salah satu geng yang memang terkenal sangar di sekolah.

“Aish, Kutu buku, matamu ada empat.Tapi sepertinya tidak optimal, hanya dua yang berfungsi. Yang tidak bergunasebaiknya dibuang saja hahaha.” Pemimpin geng tersebut tiba-tiba saja mengambil kacamata Jaejoong.

“Jangan! Kembalikan…!” Jaejoong agak berteriak sambil meraba-meraba -  mencari-cari kaca matanya. Ia tak dapat melihat apapun tanpa kacamatanya itu.

Sementara para anggota geng tersebut menertawai Jaejoong semakin kencang saja. Jaejoong pun tidak terlalu kaget, ia cukup sering mendapat perlakuan begini – di bully teman-temannya.

“Hey, Kalian! Berhenti mengerjai anak itu atau kulaporkan ke kepala sekolah!”teriak seseorang, langsung membuat Jaejoong dan anggota geng tersebut melihat padanya.

Jaejoong tersenyum diam-diam. Meski tidak dapat melihat jelas, tapi suara bass orang itu sanagt familiar di telinga Jaejoong.Danyang membuat Jaejoong jatuh cinta pertama kali pada Yunho adalah ketika namja tampan itu menolongnya saat ia dibully begini di hari pertama ia masuk di SMA ini. Sejak itu Jaejoong selalu mengamati Yunho tapi sembunyi-sembunyi dan dari kejauhan. Jaejoong juga berhati-hati, ia tak mau menyulitkan dirinya sendiri seandainya yang ia lakukan ini diketahui yang lain.

“Ini untukmu. Kau tidak apa-apa?”tanya Yuno. Setelah membereskan urusan tadi, Yunho mengajak Jaejoong ke taman belakang sekolah. Ia memberikan  minuman dingin pada Jaejoong.Minuman tersebut mungkin dapat membantu Jaejoong menenangkan pikirannya lagi.

“T-terima kasih, Hyung,” balas Jaejoong sambil tersenyum.

“Aku harus pergi dulu, ada rapat OSIS. Kau disini saja, tempat ini sangat tenang. Aku biasa di sini kalau sedang bosan.” Yunho mengacak pelan rambut Jaejoong. Jaejoong menunduk saja – tidak berani melihat pada Yunho karena ia merasa pipinya kini menghangat.

“Kim Jaejoong,”

“Ne,” Jaejoong tanpa sadar  mengankat kepalanya karena panggilan Yunho barusan.

Jepret~

“Bay… Kim Jaejoong.” Yunho langsung pergi setelah memotret Jaejoong seenaknya. Membuat rona merah di pipi Jaejoong jadi tampak semakin jelas.

“Yu-Yunho Hyung mengetahui namaku?” gumam Jaejoong – bertanya pada dirinya sendiri. Tak dapat dipungkiri , hati Jaejoong kini mungkin sedang penuh denga bunga-bunga.

------

Jaejoong berjalan riang memasuki rumahnya sambil memanggil-manggil ibunya dengan nada yang riang juga. Biasanya ibunya akan menyambutnya ketika pulang sekolah, tapi entah kenapa ia telah berjalan sampai lantai dua ibunya tak keluar-keluar juga. Jaejoong memutuskan mencari ibunya di kamar ayah dan ibunya.

“Eomma, Joongie masuk,” ujar  Jaejoong. Namun takada sahutan, Jaejoong membuka pintu pelan-pelan.

“Eomma, Joo – “ ucapan Jaejoong terputus. Ia berdiri membeku menatap yang di depannya - sosok ibunya tergantung denga tali melilit lehernya.

Bugh~
Jaejoong memnjatuhkan dirinya ke lantai. Ia tidak dapat megendalikan diri untuk tidak menangis. Ibu untuk Jaejoong memang lebih dari segalanya. Selama ini ia begitu dekat dengan ibunya, dan mungkin jadi satu-satunya orang terdekatnya.  Ayahnya, entahlah, Jaejoong tak terlalu peduli. Pria yang menjadi ayahnya jarang di rumah dan selalu sibuk dengan pekerjaannya. Tidak peduli keluarga.  Dalam sebulan belum Jaejoong tentu dapat bertemu ayahnya. Waktu kecil sesekali Jaejoong masih menunggu ayahnya, setelah usianya 10 tahun tidak lagi. Bahkan Jaejoong menganggap hanya memiliki ibunya. Kehilangan ibunya untuk Jaejoong seolah melenyapkan dunianya.

“EOMMAAA…!!!”

------
Rintik-rintik hujan menuruni bumi seolah berduyun-duyun mengguruyur yang di bumi, tak kecuali tubuh rapuh Kim Jaejoong. Bersama itu air mata namja cantik itu mengalir tidak kalah derasnya dengan hujan yang sedang turun. Ia terduduk pilu di sebuah gang dengan meremas sebuah foto. Ia sambil terus mengumpat – menyalahkan sosok ayahnya atas kematian ibunya ini.Tidak jauh dari tempat ibunya mengahiri hidup,  Jaejoong menemukan foto-foto ayahnya bersama perempuan lain dan seorang namja yang mungkin seumuran dengannya sedang berlibur di sebuah tenpat, dan mereka tampak berbahagia. Parahnya, belum genap dua hari kematian ibu Jaejoong, ayah Jaejoong sudah membawa wanita dan naja tadike rumahnya. Yang membuat Jaejoong semakin membenci ayahnya karena ternyata wanita tersebut adalah istri kedua dari ayahnya. Mudah Jaejoong disimpulkan, ibunya sangat terpukul mengetahiu dirinya dihianati berpuluh-puluh tahun,dan bunuh diri karena tidak sanggup menerima kenyataan tersebut.

“Wow, ada gadis cantik rupanya,”

Jaejong tersentak , Ia lantas bangkit dari duduknya. Tubuhnya mulai bergetar takut, tiga  pria yang terlihat mabuk berjalan mendekati dirinya. Terlebih mereka menatap dengan tatapan yang seperti bernafsu.

“Pergi kalian!” teriak Jaejoong, semakin takut.

“Cantik, kenapa kau hujan-hujanan, huh? Pasti kedinginginan, ayo kesini kami hangatkan.”

“Kalian salah, aku bukan yeoja.” Jaejoong  menepis tangan salah satu pria tahu yang berusaha menyentuhnya.

Grep~

“Tidak masalah kau namja, tubuhmu tetap menggoda kami. Hahaha.”

“Lepaskan aku!” Jaejoong meronta. Ketiga pria tadi malah tertawa lebih kencang lagi. Mereka mendorong Jaejoong ke salah satu sisi gang dan mulai melucuti pakaian namja cantik yang  berkaca mata tersebut. Hancur, benar-benar lebur. Ia teringat ucapan ibunya, jika kita berbuat baik di dunia maka  akan mendapat kebahagiaan dari Tuhan. Tapi nyatanya? Tuhan justru menghancurkan hidupnya. Tuhan membuat ibunya pergi, Tuhan membuat ayahnya berselingkuh dengan wanita lain. Dan sekarang, Tuhan membiarkan saja ketiga pria bajingan  ini hendak merampas kehormatannya.

~End Prolog~

~TBC~

Ottoke? Suka gaceritanya?
Bocorannya, emak kagak sampe di NC-an ma 3 org tadi. Bagaimana bisa? Jawabannya di part 1, di kehupan emak tahun 2012.

RCL jangan lupa….


Senin, 13 Agustus 2012

[2Shoot] FF - YunJae / Yaoi/ PG-17/ ~ MORE~/ Chaper 2 ending


Title : More

Author : Minhyan-ssi


Pairing : Yunjae

Legh : 2 of 2


Ratting : PG-17


Genre : Drama - Fluff - Romance - Yaoi


Cast :
- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- Etc

Ini terinspiraasi dari sebuah novel yg seb. Islami tp tak buat versi Yunjae. Maaf yang besar ku ucap kusus buat penulisnya. Dan ini HAMPIR MIRIP DENGAN ASLINYA, ga semeuanya mirip. OK, terserah lah mau bilang plagiat atau apa, yang penting ane udah terus terang ya.

Happy reading all. . .

>>>
P.O.V Author

Jaejoong berjalan sepanajang jalan kota Seoul dengan pikiran yang kemana-mana. Ia sendiri bahkan tidak yahu hendak kemana.

‘Kami saling mencintai sejak aku SMA. Dan setelah sekian lama ahirnya aku bisa menikahinya juga.’

Ucapan singkat tapi cukup memberi efek besar bagi Jaejoong. Kata-kata Yunho tersebut mendominasi di pikiran Jaejoong. Ia benar-benar merasa hancur yang sangat mengenaskan kali ini. Impian terpenting dalam hidupnya harus ia kubur dalam-dalam. Ia takkan bisa memiliki Yunho selamanya.

Sret~
Jaejoong menoleh kebelakang, ia merasakan tangannya ditarik dari belakang.

“Hey! Kalian siapa! Lepaskan tanganku!” bentak Jaejoong. Tiga orang pria bertubuh tegap kini mengerubunginya. Jaejoong tak dapat berbuat banyak.

“Kalau kau menurut, kami tidak akan berbuat kasar padamu, cantik.” Salah satu dari ketiga pria tadi memberitahu.

Jaejoong mengindakan, ia terus saja memberontak sambil berteriak minta tolong. Ketiga pria tadi tak mau mengambil resiko dengan membiarkan Jaejoong, salah satu dari mereka terpaksa hadi memukul belakang kepala Jaejoong hingga namja cantik itu pingsan.

“Hey!apa yang kau lakukan padanya. Bos bisa membunuh kita, kalau namja ini kenapa-napa,” ujar salah satu pria tadi pada kedua temannya.

“Dia hanya pinsan.Namja ini lemah seperti perempuan, aku memukulnya tidak keras.” Pria yang lain memperjelas.


---------

“Yunho, apa semuanya sudah siap,” tanya Nyonya Jung.

“Gereja, pastur, tamu, semuanya tidak ada masalah,” balas Yunho sambil mengenakan jasnya.


“Gaun untuk calon istrimu?”

“Sudah di tangannya, dan mungkin sudah dipakainya.”

“Dasar anak nakal.” Nyonya Jung mengacak rambut Yunho. Yunho tersenyum tipis.

-------

Buk~

“Pakai itu.”

“Pakaian apa ini. AKU BUKA WANITA, AKU TIDAK SUDI MEMAKAINYA!”

Bug~

Jaejoong melemparkan lagi sebuah gaun pada Siwon yang berdiri di di depannya. Ia memandang namja berlesung pipi dengan tatapan benci. Yeah, ketiga pria yang menciliknya adalah suruhan Siwon. Jaejoong tidak habis pikir pada pria di depannya kini. Bukankah Yunho sudah melunasi hutang-hutang ayahnya? Dan apa mau Siwon sebenarnya? Sial lagi bagi Jaejoong, ponselnya hilang entah kamana. Ia tidak dapatb menghubungi siapaun untuk meminta pertolongan. Damn.

Siwon tersenyum licik. Ia melirik pada dua pelayan di sebelahnya.

“Buat dia memekai gaun ini apapun caranya,”Siwon menyerahkan gaun itu pada pelayannya.

“Dan kutunngu kau, Kim Jaejoong di altar.” Lanjut Siwon sambil mencolek dagu Jaejoong seraya tersenyum kemenangan.

“Brengsenk kau. Choi Siwon!” teriak Jaejoong. Ia benar-benar lebih membenci pria ini. Sangat.

“Hahaha….” Siwon lalu berjalan keluar kamar dengan terawa lantang.

Perlahan Jaejoong menjatuh dirinya ke lantai. Ini lebih dari sekedar jatuh tertimpa tangga pula. Dunia Jaejoong seolah kiamat, kebahagiaannya lenyap sudah, selamanya ia akan hidup bersama Siwon? Dalam kurungan neraka dunia? Butiran air bening menetes dari sudut mata indah Jaejoong.

“Yunho hyung…” gumam Jaejoong menyentuh dadanya. Ia tahu Yunho hyung-nya akan menjadi milik orang lain, tapi sekeras apapun ia mencoba sekarang, ia tetap tidak bisa berhenti mencintai Yunho. Dan kini Jaejoong berharap adanya mukjizat - ‘Pangerannya akan menyelamatkannya’ . Jaejoong tersenyum miris, ia tahu semua itu tidak bisa lebih dari mimpi. Dari mana Yunho akan tahu ia diculik Siwon sementara ia tidak ada ponsel, terlebih Yunho sekarang sedang sibuk dengan pernikahannya.

--------

“Lepaskan aku!” teriak Jaejoong memberontak pada dua pria yang kini membawanya paksa ke sebuah gereja. Jaejoong tentu tidak ingin menyerah pada keadaan, tapi apa daya ia tak dapat berbuat banyak. Kecuali berteriak minta dilepaskan.

Sret~
Kini Jaejoong tiba juga di pintu gereja, seorang pria mengenakan jas hitam terlihat berdiri di menghadap pastur, dan Jaejoong memandang nanar padanya. Sungguh ia membenci Choi Siwon samapi ia sulit menjelaskan sejauh mana kebenciannya tersebut.

“Sebaiknya Tuan segera ke altar,”bisik seorang pelayan yang mengawal Jaejoong dari kamar sampai ke gereja kini.

Jaejoong melihat pada pelayan tersebut agak sinis. Jari lentiknya perlahan mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Ia semakin melebarkan senyumnya melihat pelayan itu terkejut. Jaejoong mengeluarkan sebilah pisau dapur yang ia temukan secara tidak sengaja di laci kamar di mana ia disekap.

Jaejoong tidak ada pilihan yang lebih baik. Menjalani takdir ataupun mengahiri hidup sekarang akan sama saja – seperti di neraka.

“Tuan, saya mohon buang benda itu, Tuan.”

Jaejoong semakin sinis saja, dan malah mengarahkan pisau itu ke nadinya.

“TUAN, JANGAN!” Pelayan itu pun berteriak , lalu bergerak cepat berusaha merebut pisau tersebut .

Suasana gereja berubah ricuh, perhatian seluruh hadirin tertuju pada Jaejoong dan si pelayan. Tak sedikit pula yang ikut khawatir tapi mereka tak dapat berbuat banyak.

“Lepaskan aku bodoh. Biarkan aku mati!” teriak Jaejoong.

“Hentikan, Tuan.Dengarkan penjelasan saya dulu. Anda tidak tahu yang sebenarnya.”

“KAU YANG TIDAK TAHU APA-APA. KALIAN PELAYAN YANG BODOH!”

Sring~

“TUAN…!”

“JOONGIE…!”

Bugh~

Jaejoong terjatuh begitu saja. Samar-samar ia mendengar teriakan Yunho, tapi tidak yakin. Mungkin halusinasi sebelum ia mati.

“Joongie, kenapa kau bertindak sebodoh ini. Joongie….” Yunho tiba-tiba muncul diantara kerumunan tamu, dan langsung memeluk Jaejoong.

“Yunnie Hyung, saranghae.”

“Nado, Joongie. Jeongmal saranghaeyo.”

Halusinasi? Jaejoong tidak peduli. Setidaknya tidak percuma ia mengambil kepetusan gila ini – ia dapat mengungkapkapkan persaanya pada Yunho,meski tidak nyata .

-------

1 Minggu kemudian

“Jung Yunho, bersediakah kau mencintai Kim Jaejoong dalam keadaan suka maupun duka.”

“Ya, saya bersedia.”

“Dan kau, Kim Jaejoong. Bersediakah kau mencintai Jung Yunho dalam keadaan suka maupun duka.”

“Saya bersedia.”

“Baiklah kalian sah sebagai suami istri. Silahkan berciuman.”

Yunjae memutar badan, keduanya saling melempar senyum sesaat. Perlahan Yunho mendekatkan dirinya pada istri sah nya beberapa saat lalu – Kim – Jung Jaejoong. Bibir mereka bertemu lalu menyatu, Yunho melumat lembut bibir cerry yang sejak lama ia perhatikan – jadi keinginannya. Keduanya larut dalam kehangatan ciuman mereka, baru tersadar ketika para tamu riuh bertepuk tangan.

Dengan agak malu Yunjae berhenti erciuman, dan tertawa kaku.

“Ciumannya dilanjutkan di kamar saja. Sekarang waktunya melempar bunga nya,” kata Nyonya Jung, seketika membuat merah padam pipi Jaejoong. Yunho jadi gemas, ia mengecup pipi Jaejoong tiba-tiba. Tentu membuat para tamu semakin riuh.

“Yunnie, ini bukan main-main lagi kan?” bisik Jaejoong.

“Aku tidak pernah main-main tentang pernikahan.”

“Bohong. Yang kemarin itu?”

~Flahback~

Bugh~
Yunho melemparkan beberapa tumpuk uang ke wajah Siwon.

“Ku pikir itu lebih dari cukup untuk hutang ayah Jaejoong.” Yunho berkata sambil duduk di kursi kerjanya.

Siwon mengambil tumpukan uang yang kini berserakan di lantai.

“Dasar bajingan menjijikan hahaha.” Yunho menghisap rokoknya, menghembuskan asapnya ke wajah Siwon.

Siwon diam saja, hanya memejamkan mata erat. Ia sadar siapa ia dan siapa Yunho – bos mafia paling besar dan paling di cari di Korea. Kelurga Jung memang sangat pandai menutupi kedok mereka sesungguhnya, sejak dari kakek Yunho malah. Jika seseorang mengungkakan yang sebenarya – tentang kelurga Jung mungin tidak seorang pun percaya. Keluarga Jung telah terkenal ramah dan bahkan lebih dari sekedar baik hati.

Jaejoong bisa di keluarga Jung, pun karena Yunho yang memang telah sejak lama mengincar namja cantik itu. Lagi-lagi mereka menggunakan cara halus untuk mendapatkan Jaejoong, dan itu sempurnya. Bahkan sampai sekarang namja cantik itu tidak menyadari semuanya.
“Berani kau mengganggu kelurga Kim lagi. Kau dan keluargamu akan mati di tanganku sendiri.”

“Arrasso Tuan Jung.”

“Dan satu lagi tugas untukmu.”

“Apa itu, Tuan.”

“Culik Kim Jaejoong, buat seolah-seolah kau yang akan menikahinya, samapai hari pernikahan kami besok. Tapi awas, jika kau menyakitinya sedikit saja, kau akan mati. Aku ingin memberi sedikit kejutan untuk baby-ku.”

“Arasso.”

“Kim Jaejoong, you are mine.” Yunho agak meremaas sebuah buku harian tebal yang ia ambil dari laci di meje kerjanya. Buku harian milik Jaejong ketika SMP, berisi tentang curahan hatinya. Salah satunya perasaan khususnya pada Yunho (yang saat itu sudah SMA).

~End Flashback~

~THE END~

Endingnya melenceng dari angan saia n novelnya.

Maaf buat semuanya ye.. khususnya penulis novel aslinya.




Senin, 30 Juli 2012

[2Shoot] FF - YunJae | Yaoi | PG-17 | ¤-MORE-¤ | Chapter 1

·

Title : More



Author : Minhyan-ssi



Pairing : Yunjae



Legh : 1 of 2



Ratting : PG-17



Genre : Drama - Fluff - Romance - Yaoi





Cast : - Jung Yunho - Kim Jaejoong - Etc



Ini terinspiraasi dari sebuah novel yg seb. Islami tp tak buat versi Yunjae. Maaf yang besar ku ucap kusus buat penulisnya. Dan ini HAMPIR MIRIP DENGAN ASLINYA, ga semeuanya mirip. OK, terserah lah mau bilang plagiat atau apa, yang penting ane udah terus terang ya.



Happy reading all. . .



>>>

P.O.V Author

Siapakah yang tidak mau hidup tanpa cinta? Semua orang tentu menginginkan hidupnya dipenuhi cinta, mewujudkannya dan melepaskan hasrat cinta itu dalam sebuah ikatan dalamyang disebut pernikahan. Kenyataan itu membuat hati Jaejoong teriris pilu. Kenyataan lagi itu hanya ada dalam angannya – ia tidak akan bisa saperti itu.



Email dari ayahnya beberapa hari lalu mengubur impian yang selama ini susah apyah Jaejoong bangun. Setelah wisuda universitas besok ia harus kembali ke Busan dan menikah dengan Choi Siwon – anak keluarga Choi yang kaya raya di Busan. Andai calonnya itu bukan Choi Siwon, andai orang itu bukan dari keluarga Choi, mungkin Jaejoong tak akan sepuruk ini. Ayah Jaejoong terlilit hutang selama bertahun-tahun dengan keluarga Choi – yang juga seorang rentenir dan belum bisa melunasinya sampai sekarang. Mrs.Choi pada ahirnya mengambil jalan tengah yaitu Jaejoong harus menjadi istri dari anak tertuanya.



Juga karena Jaejoong tahu betul watak Choi Siwon, namja itu tak lebih dari seorang pria yang picik. Namja itu pernah menghamili teman Jaejoong dan tidak bertanggung jawab, sedang Jaejoong sendiri nyaris dinodainya ketika SMP. Ya, dulu Jaejoong dan Siwon satu sekolah sampai SMP.



Jaejoong kini bagai terjebak ditengah buaya-buaya rakus, kesudut mana saja ia melangkah tidak bisa selamat. Jika ia menolak hal itu, keluarga pasti dalam bahaya. Jika menerima? Ia bagaikan orang bodoh yang dengan sukarela menceburkan diri ke neraka. Yeah, neraka dunia.



“Jongie….”



Tepukan di pundaknya membuat Jaejoong menoleh, ia lalu tersenyum tapi terpaksa.



“Yunho Hyung,”ujarnya pada namja tampan yang kini mengambil duduk di sebelahnya. Entah kenapa kerisauan Jaejoong memudar, selalu. Yunho seperti pohon rindang yang meneduhkan hatinya ketika sedang ada masalah. Entahlah.



“Hyung, tidak tidur? Katanya Hyung lelah setelah berjam-jam menempuh perjalanan dari London,” tanya Jaejoong lagi seraya melihat pada Yunho yanh tengah memandangi langit.



“Awalnya iya, tapi begitu melihatmu lelahnya hilang entah kemana,” balas Yunho, tepat sedang merayu Jaeejoong.



Wajah Jaejoong tersa menghangat, ia lalu mencubit pinggang Yunho. Padahal ini bukan pertama kali Yunho mengodanya, bahkan sejak ia masih SMA dulu Yunho suka sekali menggodanya dan sejak itu Jaejoong mulai merasa ada tempat khusus untuk Yunho di hatinya. Tapi jika mengingat Nyonya Jung, memebuat Jaejoong tidak dapat mengungkapkan perasaannya tersebut. Nyonya Jung terlalu berjasa untuknya bahkan sudah seperti ibu kandungnya. Beliau adalah ibu angkat dan teman dekat almarhumah ibu kandungnya. Jaejoong tinggal bersama keluarga Jung sejak SMA dan dibiayai pendidikannya hingga ia sarjana sekarang. Sementara anak satu-asaunya –Jung Yunho menempuh S1 dan S2 di london. Yunho pun baru diwisuda sebulan lalu dan kini menjadi direktur muda Jung Corp. menggantikan ibunya.



“Joongie, bagaimana kabarmu selama aku di London?” tanya Yunho memecah keheningan.



“Sangat bagus. Tidak ada yang menjailiku dan memintaku memasakan sarapan setiap pagi,” balas Jaejoong, membuat Yunho tertawa. Jaejoong jadi ikut tertawa pelan. Yeah itu kebiasaan Yunho sebelum berangkat ke London dulu.Semakin lama tawa keduanya menjadi lepas.



“Hyung, mana oleh-olehku,” Jaejoong menengadahkan tangannya.



“Untukmu sangat spesial, tunggu saja Joongie,” ujar Yunho mengacak rambut Jaejoong, namja cantik itu jadi menngerutu palan.



“Yunho Hyung! Kau merusak rambutku!”



“Hahaha.”



-------



Lagi-lagi air mata tidak amu berhenti dari turun dari sudut mata indah Jaejoong. Dan ini menjadi kebiasaan paginya di beberapa hari terahir ini. Ia terus memandangi pisau yang kini sedang ia gunakan untuk memotong sayuran untuk di masak. Ia tersenyum getir, rasanya ia mendengarkan betul bisikan setan sebelah kirinya. Pisau ini bisa meneyelesaikan masalahku. Kematian memang menakutkan tapi terkadang juga menjadi solusi permalasan, dan sebagian orang telah mengambil jalan itu. Masalah surga atau neraka tidak penting lagi, yang paling penting masalah dunia selesai. Dan haruskah ia mengambil jalan seperti orang-orang itu? Jaejoong bertanya pada dirinya sendiri. Ia memang lebih memlih mati dari pada harus menikah dengan seorang bajingan. Sepanjang hidup menjadi tekanan batin dan ‘korban pemerkosaan’.



Jaejoong menghentikan memotong sayurannya. Perlahan ia jadi mengarahkan pisaunya pada nadi sebelah kirinya. Tangisnya pecah dan air maatanya semakin deras mengalir.



“JOONGIE, APA YANG KAU LAKUKAN!” teriak Yunho. Tadi ia bermaksud menggoda Jaejoong yang sedang memasak, tapi malah ia mendapati Jaejoong nyaris berbuat hal yang fatal. Yunho segera merebut pisau itu dan membuangnya.



“KENEPA KAU MEMBUANGYA, HYUNG! KENAPA! SEHARUSNYA KAU MEMBIARKANKU MATI SAJA!” teriak Jaejoong histeris, terus menarik piayama tidur Yunho.



“APA KAU SUDAH GILA INGIN BUNUH DIRI!” Yunho berteriak pula. Emosinya tersulut begitu cepat saat melihat Jaejoong hendak bunuh diri barusan.



“YA, AKU SUDAH GILA HYUNG! JADI BIARKAN AKU MATI!” Jaejoong hendak mengambil pisau itu lagi yang tergelak di lantai, tapi Yunho terus menghalanginya.



“KIM JAEJOONG!”



Jaejoong tidak bergeming dengan teriakan Yunho, ia malah semakin kasar memberontak. Pikiran Jaejoong sangat kacau, akal sehatnya seolah tidak bekerja lagi. Yang dibenaknya kini hanya ia ingin mati dan mati. Yunho semakin kualahan, terpaksa ia memukul belakang belekang Jaejoong hingga nyaris namja cantik itu pingsan.



------



Jaejoong menoleh ke samping saat bahunya tersentuh sesuatu yang yang. Ia tersenyum muram pada Yunho yanh lalu duduk di sebelahnya.



“Tak kusangka orang yang berpendidikan sepertimu ternyata pikirannya sependek itu,” kata sambil Yunho menyeruput the yang baru dibuatnya. Sesaat lalu Jaejoong bercerita semuanya – tentang perjodohannya dan hutang ayahnya.



“Terserah Hyung bilang apa. Yang jelas lebih baik aku mati dari pada harus menikah dengan bajingan itu.” Jaejoong menaruh cangkirnya ke meja agak keras. Ia ingin Yunho tahu kalau hatinya sedang tidak baik-baik saja.



Yunho bergeser duduk mendekati Jaejoong, ia merangkul pundak Jaejoong seraya menepuk-nepuknya pelan. Jaejoong melirik sedikit. Perasaanya kesal bercampur senang – Yunho memeperhatikannya sedemikian rupa tapi Yunho juga mengacaukannya lari dari masalah. Bayang-bayang rumah tangga neraka melintasi benak Jaejoong lagi, dan ahirnya membuat namja cantik itu menangis untuk yang pertama kali di depan Yunho. Awalnya Yunho agak kaget, ternyata selama ini ia tidak memahami Jaejoong dengan sangat baik. Ia baru tahu kalau Jaejoong sesensitif ini. Tangan kangan kanan Yunho perlahan terulur untuk ikut memeluk – membawa Jaejoong dalam pelukannya – membiarkannya menagis dalam dekapannya.

Dan Jaejoong menegis di sana sampai ia bener-benar tenang.



------



“Kalau ada yang mudah kenepa harus kau buat pusing, Joongie,” ujar Yunho.



Jaejoong melihat pada Yunho serius. Ia tidak mengerti sebenarnya Yunho serius peduli atau hanya sekedar basa-basi saja. Masalah serumit ini dia bilang mudah? Gila.



“Katakan padaku berapa hutang ayahmu,” Yunho memeperjelas.



“Yunho Hyung! Sekarang bukan waktunya untuknya bercanda,” Jaejoong berkata dengan nada kesal sekali. Namja ini bener-benar tidak peduli dengannya. Jaejoong berdiri dan hendak beranjak dari tapi Yunho menahannya dengan menarik tangannya. Entah disengaja Yunho atau tidak, Jaejoong terjatuh dan terduduk di pangkuan Yunho.



Deg~

Jantung Jaejoong berdetak menggila, pertama kalinya ia dapat menatap wajah Yunho dengan jarak yang sangat dekat. Yunho tersenyum agak nakal, perlahan ia mendekatkan wajahnya dengan Jaejoong. Reflek Jaejoong memejamkan matanya. Apaka Yunhoingin menciumnya? Jaejoong medadak jadi gugup sendiri. Tubuhnya tersa terkunci –ingin mengelak tapi ia juga ingin merasakannya.



“Kau menegantuk, Joongie, kenapa kau memejamkan mata.” Yunho berbisik di telinga Jaejoong.



Blam~

Damn. Jaejoong mengumpat dalam hati. Ia memebuka mata dan mendorong Yunho. Ia lantas bangkit dan terus merutuki kebodohanya. Ia ia bisa melupakannya. Buknkah Yunhomemang senang sekali mengerjainya? Damn. Damn.



“Sebaiknya aku pergi. Bersama Hyung malah membuat pikiranku bertambah kacau. Kau sangat menyebalakan, Tuan Jung.” Jaejoong berkata agak menggertak. Ia lalu pergi dari hadapan Yunho.



Brak~

“Hahaha. Kau tak pernah berubah, Joongie. Tetap saja menggemaskan kalau sedang marah,” kata Yunho setelah Jaejoong menghilang dalam kamarnya.



------



Sinar yang begitu silau memaksa mata Jaejoong yang sebenarnya masih ingin menutup, terpaksa terbuka. Ia merenggangkan otot-ototnya seperti biasa. Taoi tiba-tiba tangannya tak senegaja menyentuh sesuatu di bantal sampingnya. Jaejoong menoleh, ia menaikkan sebelah alisnya. Sebuah map? Dengan agak ragu Jaejong membukanya. Mata indahnya seketika terbelalak tidak percaya. Benarkah yang tertulis di dokumrn ini nyata? Hutang ayahnya lunas? Bahkan di bayar dua kali lipat? Ini sangat gila.



Jaejoong tampak berpikir . Yunho kah yang melakukannya?



“YUNHO HYUNG…!”



-----



Buk~



“Yunho Hyung, kau berlebihan.” Jaejoong melemparkan map tadi ke wajah Yunho, tentu saja membuat yang tengah fokus menonton televisi jadi tergagap kaget.



“Joongie, ada apa? Kenepa kau melemparkan map ini padaku, huh!” protes Yunho. Tampak agak kesal.



“Hyung jangan pura-pura bodoh. Hyung kan yang melunasi hutang Appa-ku?” tanya Jaejoong to the poin. Ia lalu menjatuhkan pantatnya di sebelah Yunho. Ia tidak mengerti dirinya pagi ini. Bukankah seharusnya ia senang masalah besar yang menghantuinya belakangan ini telah selesai? Dan Ia juga tak perlu melupakan untuk mencintai Yunho. Seharusnya ia berterima kasih pada Yunho, bukan marah-marah. Entahlah.



“Adikku ini masih sangat pintar ternyata,” ujar Yunho enteng, sambil mengacak rambut Jaejoong.



Jaejoong diam-diam memendangi serius Yunho. Mendadak ia merasakan perih di hatinya. Yunho tetap mengaggapnya sebagai adik, sedang ia telah sejak lama memiliki perasaan yang lebih. Dan apakah berarti cintanya takkan pernah terbalas. Jaejoong tersenyum kecut . Ini sungguh lelucon Tuhan yang menyakitkan. Oh God.



“Joongie, kau masih disitu?” Lambaian tangan Yunho menyadarkan Jaejoong dari kekosongan jiwanya. Ia lalu berpura-pura tersenyum.



“Ya, aku masih di sebelah Hyung. Dan aku tidak pernah bodoh sejak SD. Justru Hyung yang bodoh.”



“Kenapa jadi aku yang bodoh.”



“Ya, Hyung mau saja mebayar hutang appa-ku yang tidak sedikit. Jika di total uangnya bisa untuk beli apartemen yang mewah.”



Yunho mengacak rambut Jaejoong sambil tertawa.



“Jadi kau sungkan padaku, Joongie,” kata Yunho merangkul Jaejoong. “Kau adikku. Mana ada orang yang tega melihat saudanya sendiri menderita, kecuali jika orang itu orang yang bodoh. Lagi pula uang segitu tidak seberapa untuk ku berikan pada adiktercintaku ini.”



Jaejoong terdiam lagi. Ini kenyataan, ia tak lebih dari sekedar adik untuk Yunho.



“Yunho-ah.” Nyonya Jung memanggil, terdengar dari arah dapur.



“Katanya kau akan membeli gaun pernikahan untuk calon istrimu, kenepa kau masih di rumah saja.”



“Iya, Eomma, sebentar lagi.”



Calon istri? Dan memebuat hati Jaejoong yang telah hancur jadi lebih lebur lagi.





~TBC~



Ada yang pernah baca novelnya kira2?



SEKALI LAGI MAAF BUAT PENULISNYA DAN PENGGEMAR NOVEL PENULISNYA.

Sabtu, 31 Maret 2012

FF - YunJae | Yaoi | PG-17 | ¤-TIME TO LOVE-¤ | Chapter 3D

- - - - -

''Jae, kami akan terus memantau kau lewat GPS.''

- - - - -

''Ternyata kau sangat berani, Kim Jaejoong.''

DEG
Mata Yunho dan Jaejoong bertemu. Konsentrasi Jaejoong pun buyar dalam sekejap. Ia tidak lagi memandang pada sosok Lee Seung yang duduk dengan angkuh di sofa dalam sebuah ruangan yang lebih mirip gudang, justru ia menatap tajam namja yang berdiri di sebelah kursi Lee Seung Ho sebari menggendong Moon Bin - Jung Yunho.

''Eomma!''teriak Moon Bin, matanya berbinar melihat sosok yang paling ia rindukan - eommanya - Jaejoong. Ia agak memberontak ingin berlari menghambur pada Jaejoong, tapi Yunho menahannya erat. Yunho justru kini melihatnya seperti terkejut.

''Jung YunJae,''gumam Jaejoong.


~TBC~

FF - YunJae | Yaoi | PG-17 | ¤-TIME TO LOVE-¤ | Chapter 3C

Justru sekarang Jaejoong lah yang dalam kendalinya.

''Kalau kau ingin anakmu selamat, datanglah ke tempatku besok. Dan jangan membawa siapa pun. Berani melanggarnya, kau tentu tahu apa yang akan terjadi.''

Chu~
Lee Seung Ho dengan seenaknya lalu mengecup pipi Jaejoong.

Plak~

''Brenksenk! Biadab kau, Lee Seung Ho.''

Buk~
Jaejoong tergesa-gesa keluar dari mobil Lee Seung Ho dan tak berhenti mengumpat.

''Orang tua menjijikan,'' gumam Jaejoong.

Seung Ho tersenyum simpul sebari mengelus bibirnya.

''Menarik. Tubuhnya sangat manis.''

- - - -

''Ahjussi,'' panggil Moon Bin. Jari mungilnya menyibak pelan poni rambut Yunho yang memeluknya. Moon Bin tidak bisa tidur tenang tanpa dipeluk seseorang. Awalnya Yunho menolak tentu saja, tapi Moon Bin terus merengek yang membuat Yunho jengah. Mau tidak mau ahirnya namja berwajah kecil ini pun tertidur di kasur sebari memeluk Moon Bin.

Perih di hati puluhan tahun silam kembali menyeruak - seolah tidak berhenti melintasi benak Yunho. Selama ini, ia belum pernah merasakan pelukan seorang ayah ataupun ibu. Justru salah satu pembantu di rumah keluarga Jung saat itu lah yang seolah menjadi orangtua kandung Yunho. Wanita - pembantu tersebutlah yang merawat - memanusiakan Yunho.

''Jangan menangis, Ahjussi.'' Jari-jari mungil si namja mungil teralih menghapus air mata Yunho yang turun tanpa sadar.

Yunho cepat menghapusnya.

''Ahjussi tidak menangis, tidurlah bocah kecil.'' Yunho lalu mendekap Moon Bin lebih hangat lagi.

''Ahjussi, kau tidak merawat wajahmu seperti eomma-ku. Ahjussi pasti sangat tampan kalau rambut Ahjussi sedikit dipotong.'' Moon Bin menyibak-nyibak rambut Yunho yang agak panjang.

''Dan kalau ini di cukur...'' Namja kecil ini lalu meraba pada bawah hidung Yunho, turun hingga ke bawah bibir tebal namja dewasa tersebut.

Chu~
Tiba-tiba Moon Bin mengecup bibir tebal Yunho pelan, lalu cepat-cepat bersembunyi di dada bidang Yunho.

Agak terkesiap, tapi Yunho lalu tersenyum kecil.

''Bocah genit, siapa yang mengajarimu, huh?'' tanya Yunho mengelus puncak kepala Moon Bin.

''Eomma, kata eomma kalau Moon Bin sayang pada seseorang, Moon Bin boleh mencium bibirnya.''

''Memang Moon Bin sayang pada Ahjussi?''

''Ne, Moon Bin sayang Ahjussi.''

''Wae? Bukankah baru kemarin kita bertemu, bagaimana kalau Ahjussi ini orang jahat?''

''Molla. Pokoknya Moon Bin sayang Ahjussi. Sayang, sangat sayang.''

Lagi-lagi, Moon Bin membuat perasaan Yunho terasa berbeda.

NEXT

FF - YunJae | Yaoi | PG-17 | ¤-TIME TO LOVE-¤ | Chapter 3B

Baru kali ini Yunho merasakan dilema karena hal sepele dan anak kecil? Lucu.

''Diamlah, Kim Moon Bin,'' lirih Yunho melihat datar pada Moon Bin. Entah ada apa dengan dirinya kini, Moon Bin terasa berbeda bagi Yunho. Kemana dirinya yang kejam? Memukul, menganiyaya, tersenyum senang melihat orang lain menderita? See. Semuanya perlahan runtuh saat ia dihadapakan pada seorang bocah laki-laki kecil bernama Kim Moon Bin.

Yunho sesungguhnya empaty saat Moon Bin menangis tapi ia selalu menepisnya. Ia tidak peduli dan tidak perlu peduli.

''Eomma...hiks....''

Yunho memejam mata. Perasaannya terasa penuh - semakin sesak.

''Eomma...'' tangis Moon Bin lagi.

Sret~
Dan ahirnya, tanpa banyak berpikir apapun Yunho langsung menggendong Moon Bin. Ia tak peduli dengan logika yang terus mengutuknya. Shit. Bodoh. Apa yang kau lakukan Jung Yunho?

Salahkah untuk kali ini ia peduli? Yunho pun jadi terganggu kalau Moon Bin terus.

- - - - - -

''Lepas! Lepaskan aku!'' Jaejoong berteriak panik. Dua pria bertubuh tegap tiba-tiba mencengkram lengannya membuat kantong belanjaan yang hendak ia taruh di jok belakang mobilnya jadi jatuh ke jalan.

''Lepaskan!''teriak Jaejoong lagi kali ini ia meronta-ronta. Waktu yang telah larut membuat suasana di sekitar minimarket agak sepi. Tak siapapun pun yang melihat keadaan genting Jaejoong sekarang.

''Ikut kami kalau kau tidak ingin terluka,'' bisik salah satu dari dua pria tadi.

''Siapa kalian!''

Sret~
Kedua pria tadi begitu saja menarik Jaejoong ke tempat boss mereka.

Buk~
Jaejoong didorong paksa ke dalam jok belakang sebuah mobil asing.

''Shit,''umpat Jaejoong mengelus lengannya yang agak memar, dua pria tegap tadi mencengkram dengan kencang.

''Kim Jaejoong,'' panggil seorang pria di sebelahnya.

Jaejoong menolehkan kepalanya, ia terkesiap oleh pria tersebut yang tengah tersenyum lebar padanya.

''Lee Seung Ho, di mana anakku! Kembalikan dia padaku!'' Jaejoong menuntut, menarik-narik kasar jas pria tersebut - Lee Seung Ho.

Lee Seung Ho malah tertawa lepas.

''Aku akan membunuhmu kalau kau menyakiti anakku!''teriak Jaejoong lagi membuat tawa Lee Seung Ho kian pecah saja.

''Anakmu bersama anak buahku. Dia yang paling ringan tangan membunuh dan melakukan kekerasan. Kalau pun terjadi sesuatu dengan anakmu, itu bukan kesalahanku.''

''Brenksenk kau, Lee Seung Ho!'' Jaejoong mencoba memukul Lee Seung Ho tapi pria paruh baya itu pandai mengelak.

NEXT

FF - YunJae | Yaoi | PG-17 | ¤-TIME TO LOVE-¤ | Chapter 3A

Title : Time to Love

Author : Minhyan-ssi

Pairing : Yunjae

Legh : of ?

Ratting :

Genre : Drama - Angst - NC - Mpreg - Yaoi - Family

Cast :
- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- Etc



I'm comeback again. .
Kemarin yang bingung tentang JUNG YUNJAE. . dia adalah saudara kembar JUNG YUNHO
Happy reading all. . .

>>>

P.O.V Author

Perlahan Yunho merebahkan tubuh mungil Moon Bin di kasur pada satu-satunya kamar di apartemen pemberian Lee Seung Ho. Apartemen yang bisa dibilang dalam kategori mewah dan sebetulnya terlalu besar untuk ditempati Yunho dan seorang anak kecil. Tapi Yunho tak mengambil pusing, lagi pula di sini ia hanya menumpang sementara.

Yunho lalu menaruh tas besarnya dan mulai menata barang-barang bawaannya.

- - - -

''Eomma...''lirih Moon Bin dengan suara seraknya. Ia bangun dan mengerjapkan mata berkali-kali. Ia melirik di sebelahnya tapi ternyata eomma-nya tidak berada di situ. Moon Bin perlahan bergerak menuruni ranjang berharap akan menemukan sang eomma untuk memeluknya agar ia bisa tidur. Namja kecil ini tidak mengerti posisi ia sesungguhnya sekarang - adalah sandra dan tentu saja tidak akan menemukan eomma-nya di apartemen asing ini.

''EOMMA...!''jeritnya menangis keras. Setelah berkeliling beberapa waktu, benar Moon Bin tidak menemukan eomma-nya atau bahkan siapa pun di apartemen luas ini.

Yunho baru saja keluar dari kamar mandi langsung terhenyak mendengar tangisan keras anak kecil.

''Shit. Bocah itu,'' umpatnya lalu bergegas untuk menghampiri Moon Bin.

- - - - -

''Hey , Bocah! berhenti menangis. Itu tidak akan berguna, kau tetap tidak bisa bertemu eomma-mu sekarang,'' kata Yunho berjalan pelan mendekati Moon Bin. Ia memandang acuh namja kecil tersebut sebari menyilangkan tangan di dada.

''Eomma...hiks....''

Grep~
Yunho terpaku sebentar, tangan mungil Moon Bin kini melingkar erat di kakinya. Namja menggemaskan itu menangis memanggil-mangil eomma-nya di sana.

''Hei, hei, Bocah. Apa yang kau lakukan. Le-lepaskan tanganmu dari kakiku.'' Yunho berusaha mendorong Moon Bin menjauhi dirinya. Yunho mendadak jadi merasa gugup tapi ia tak tahu sebabnya. Dan hati kecilnya, entah kenapa terus membujuk agar ia secepatnya menangkan Moon Bin, tapi logika nya menolak hal itu. Sejak kapan perasaannya kembali hidup? Untuk apa ia peduli pada namja kecil ini? Moon Bin tak lebih hanya seorang sandra Lee Seung Ho yang kemungkinan besar akan bernasib tak jauh berbeda dari sandra-sandra lain - akan segera mati.

NEX

FF - YunJae | Yaoi | PG-17 | ¤-SCRET-¤ | Chapter 1B

''Mr. Kim cantik.''

''Tampan.''

''Cantik.''

Brak~

''Sudahlah anak-anak, kalian tidak perlu memperdebatkan hal yang tidak penting. Lebih baik kita mulai belajarnya,'' kata Jaejoong. Lalu ia mulai mempersiapkan materi mengajarnya.

- - - -

''Hey! Siapa yang mengizinkan duduk. Ke depan!'' bentak Jaejoong pada Yunho yang baru saja tiba di kelas, bahkan dia berjalan dengan santai padahal dia sudah telat satu jam pelajaran.

Yunho berbalik lalu menghampiri Jaejoong yang tengah menjelaskan apa yang tertulis di papan.

''Dari mana saja kau,'' tanya Jaejoong agak pelan. Ia jelas sekali tengah menahan emosi.

''Em... para gadis masih ingin bersamaku. Aku sungguh tidak tega meninggalkan mereka, Mr. ...'' ucap Yunho tertahan. Ia seolah sedang berpikir.

''Ah, rupanya kau guru baru itu,''ujar Yunho kemudian sambil berjalan memutari Jaejoong dengan penuh menyelidik.

''Jangan bilang kau yang bernama Jung Yunho, preman sekolah ini. Astaga, Mr. Jung pasti sangat malu sebagai pemilik sekolah. Kau sangat tidak sopan, tidak tahu atmmmphhh....''

Mata besar Jaejoong seketika membulat saat mendapat ciuman mendadak dari Yunho.

''Ommo!''seru para murid di kelas Jaejoong. Memang bukan rahasia umum sekolah kalau sosok Jung Yunho selain brandal juga 'nakal'. Hanya saja, mereka tak habis pikir, namja tampan itu berani melakukannya pada guru? Oh.

Ciuman Yunho terlihat semakin menuntut. Ia menjebak Jaejoong diantara dinding sambil lidahnya terus mendesak masuk menggekspitasi rongga mulut Jaejoong.

''Mmphh...ah....'' Jaejoong ahirnya bisa melepaskan ciuman mereka beberapa menit kemudian.

''KELUAR KAU, JUNG YUNHO!''teriak Jaejoong, murka.

''Aish, bibir cherry-mu tidak cocok untuk berteriak.'' Yunho mengusap bibirnya sendiri, yang masih merasakan manis bibir Jaejoong.

''KELUAR!''

''Ne, ne, cantik. Aku keluar.''

Chu~

''Bay... Cantik,'' kata Yunho melambaikan tangannya, setelah ia mengecup sekali lagi bibir Jaejoon.

''Murid kurangajar,'' geram Jaejoong.

******

P.O.V Jaejoong

Cklek~

''Mmphh...'' aku terkejut sesaat. Baru saja aku memasuki apartemen, sebuah ciuman hangat segera menyambutku. Aku tersenyum dibalik ciuman kami, aku mengerti jika suami tercintaku ini sudah bersikap begini.

''Aku menginginkanmu, Joongie. Hangatkan dan bahagiakan aku malam ini,''ujarnya lalu menggendongku ala bridal style.


~TBC~

Dilanjut ga ff ni?
Koment ya

FF - YunJae | Yaoi | PG-17 | ¤-SCRET-¤ | Chapter 1A

Title : Screat

Author : Minhyan-ssi

Pairing : Yunjae

Legh : 1 of ?

Ratting : PG-17

Genre : Drama - Yaoi - NC

Cast :
- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- Etc

Happy reading all. . .

>>>

P.O.V Author

''Oppa, hari ini kami dengar akan ada guru baru,'' ujar Jessica, bergelayut manja di bahu Yunho.

''Jinja?'' Yunho balas merangkul Jessica.

''Apa kau akan memberinya sedikit salam perkenalanmu padanya? Seperti yang biasa kau lakukan pada murid baru.'' Kali ini Yoona juga bergelayut di sisi Yunho yang lain.

''Entahlah,''jawab Yunho. Perlahan tangannya menyusup nakal ke dalam seragam sekolah Yoona dan Jessica. Meraba apapun yang ada di sana.

''Ngghh...oppa...'' lenguh Yoona merasakan nikmat, dadanya diremas-remas agak kasar oleh namja tampan tersebut.

Jung Yunho. Tidak ada yang tidak mengenalnya. Sosok playboy dan badboy, jika ia bukan anak pemilik sekolah jelas ia tidak akan bertahan sampai kelas 3 sekarang. Ia hampir setiap hari membuat para guru geleng kepala akan tingkah 'premannya'.

Tapi entah kenapa justru hal tersebut malah menjadikannya idola para yeoja di sekolah.

- - - - -

''Anyeonghaseyo, Kim Jaejoong imnida. Saya menggantikan Mrs. Choi sebagai wali kelas sementara kalian, selama beliau cuti hamil. Mohon bantuannya.'' Jaejoong membungkukkan badannya.

''Dengan senang hati kami akan membantu. Mr. Kim anda sangat cantik,''celetuk seorang siswa laki-laki.

''Saya namja, salah kalau kau menyebut saya cantik,''kata Jaejoong.

''Ne, Mr. Kim itu tampan! Kau jangan mengatainnya cantik.''

NEXT

Rabu, 21 Maret 2012

A

[FF - YunJae] Yaoi | PG-17 |々-TIME TO LOVE-々| Chapter 2D

YunJae berlari - melompat ke dalam gendongan appanya.

''YunJae-ah, apa kabarmu sayang?''

''Menyenangkan, Appa. Hari ini YunJae sangat... senang.''

CHU~~
Yunho merasakan semakin sesak. Ia juga ingin dipeluk seperti YunJae. Ia belum pernah sekalipun merasakan sebuah pelukan seseorang. Di rumah itu memang terlalu kejam untuk Yunho.


~END FLASHBACK~


''Ahjussi, ahjussi waeyo menangis?''

Tanpa disadari cairan bening di mata musang Yunho menyeruak dan mengalir turun. Saat Moon Bin menatapnya, lalu bermaksud menghapus air mata tersebut, Yunho langsung menepisnya kasar. Ia kemudian menurunkan Moon Bin dari gendongannya.

Yunho tidak ingin karena masa lalu bodoh itu, ia terlihat lemah di mata oranglain sekalipun itu anak kecil seperti Moon Bin.

''Kau tidak akan bertemu eomma-mu untuk beberapa hari kedepan, dia ada urusan,'' kata Yunho ahirnya, terpaksa berbohong. Ia merasa jengah sendiri mendengar tangisan dan rengekan anak kecil.

Moon Bin diam sambil mengerucutkan bibirnya lucu.

Damn. Kenapa ekspresi Moon Bin tersebut justru ingin membuat Yunho tertawa? Padahal, namja berwajah kecil ini nyaris tidak ingat bagaimana cara tersenyum itu.

''Ka-kau, anak kecil. Jangan memasangan wajah seperti itu di depanku,'' kata Yunho memperingatkan, tapi justru malah terdengar konyol.

''Kapan eomma-ku kembali, Ahjussi?''

''A-aku tidak tahu, dia hanya bilang menitipkanmu padaku. Aish, sudahlah, sebaiknya kita segera pergi ke apartemen yang sudah disiapkan si brengsenk itu. Kajja.''

Yunho menarik tangan Moon Bin, namun bocah kecil itu tetap di tempatnya.

''Mau ikut atau tetap disini sendirian dan mati kelaparan, huh?'' ancam Yunho.

Perlahan Moon Bin jadi melunak. Ia mengangguk lalu mengikuti langkah Yunho keluar dari rumah itu, dengan ekspresi yang semakin lucu dan lucu. Yunho yang sesekali melirik tak bisa berhenti mengumpat.

Damn. Damn. Damn.

*******

''Dengar Lee Seung Ho, appaku tidak akan pernah berhenti sampai kau tertangkap dan bisnis harammu terbongkar. Dan aku tidak takut ancamanmu, perusahaanku tidak akan kuserahkan padamu. Aku bisa merebut anakku dari tangan kotormu!''

Tut~Tut~
Jaejoong melempar ponsel ayahnya kesal. Jadi, Lee Seung Hoo serius ingin menghancurkan keluarga Mr. Kim.

''Appa, kau jangan bodoh mengikuti permainannya. Lee Seung Ho itu licik.''

''Tapi, Jae. Kalau kita tidak menurutinya, dia akan membunuh Moon Bin.''

Jaejoong pun terdiam beberapa saat.

~TBC~

[FF - YunJae] Yaoi | PG-17|々-TIME TO LOVE-々| Chapter 2C

Entah hanya sebatas reflek atau bagaimana, Yunho yang panik, seperti tergerak sendiri. Namja berwajah kecil ini langsung mengangkat Moon Bin dan menggendongnya.

''Moon Bin ingin eomma, Ahjussi,'' kata Moon Bin sambil terisak. Ia memeluk leher Yunho dan membenamkan kepalanya di sana, masih sambil menangis.

NYUT~~
Darah dalam tubuh Yunho berdesir hebat. Perlahan, mulai mengorek lagi luka masa lalu itu.

~FLASHBACK~

Ketika Yunho berusia 6 tahun...


''Jangan menyentuhnya! nanti robot-robatanku bisa menjadi sial sepertimu.''

Sret~
Yunho kecil memandang nanar pada namja berwajah mirip dirinya - di depannya - yang baru saja merebut kasar sebuah mainan robot-robotan darinya. Yunho menahan tangisnya, sakit luar biasa di hati semakin menganga. Tapi ia tak mampu berbuat apapun, kecuali menangis setelah ini - diam-diam.

''JUNG YUNHO!'' panggil seorang perempuan 20-tahunan sambil menghampiri Yunho dengan murka.

Plak~
Perempuan itu pun langsung menampar Yunho.

Seulas senyum kemenangan tertarik dari bibir namja berwajah mirip Yunho tadi.

''Jung Yunjae, gwechannayo?'' perempuan tadi lalu menyentuh pipi YunJae - namja berwajah mirip Yunho, dengan sayang.

''Ahjumma, Yunho ingin mengotori mainanku dengan virus sialnya,''adu YunJae.

NYUT~~
Yunho mencengkram dadanya. Ia ingin berteriak kalau dirinya bukan pembawa sial. Mrs. Jung meninggal bukan karena takdir. Namun keluarganya selalu menyalahkannya, karena Mrs. Jung memilih melahirkan kedua putra kembarnya dari pada nyawanya sendiri. Sebetulnya Mrs. Jung dapat selamat juga asal rela mengorbankan salah satu dari si kembar.

Setelah melahirkan Yunho, Mrs. Jung meninggal. Sejak itu pula Bibi, ayah dan keluarga besar Jung membenci Yunho.

Yunho diperlakukan secara kasar, baik fisik maupun batin. Ia bahkan tidak dianggap di rumahnya sendiri. Luka batin Yunho setiap hari seolah semakin menganga lebar dan lebih lagi.

''HYO JOO AHJUMMA...! HYO JU AHJUMMA...!'' teriak bibi Yunho, memanggil pembantunya.

''Ne, nyonya.'' Beberapa saat kemudian pembantu keluarga Jung - Hyo Joo muncul.

'' Kenapa kau bawa pembawa sial kesini, hah! Kau sudah kubayar mahal untuk merawat Jung Yunho di rumahmu.'' Bibi Yunho memarahi pembantunya.

Hyo Joo menunduk, pelahan ia menarik Yunho ke dekatnya.

''Mianhae, Nyonya, Tuan muda...''Hyo Joo lalu membungkukkan badannya.

'' Ada apa ini? Kenapa si sial ini bisa disini? Cepat bawa pergi!''

''Appa...!'' girang YunJae melihat ayahnya - Mr. Jung datang.

NEXT

[FF - YunJae] Yaoi | PG-17|々-TIME TO LOVE-々| Chapter 2B

''Lalu, appa menerimanya?'' tanya Jaejoong lagi, perlahan mulai tertarik. Ia jadi teringat sebuah foto yang beberapa kali ia lihat secara tidak sengaja, dipegang oleh Mr. Kim sambil menangis. Jaejoong yang penasaran foto hebat apa itu yang berhasil membuat kepala polisi diam-diam menangis, ia mengambil lalu melihatnya. Dua orang remaja berseragam SMA sekitar tahun 70-an - saling merangkul dan tersenyum bersama. Jaejoong mengenal salah satu dari keduanya adalah ayahnya sendiri. Kalau sekarang Jaejoong boleh menebak, pria yang satunya itu adalah Lee Seung Ho muda.

Jaejoong menghela nafas sekali lagi. Sesak dan sesak. Walau sepele, tapi sulit ia terima.

'' Jaejoong-ah, mian appa selama ini telah menutupi semuanya darimu.'' Ternyata Mr. Kim dapat membaca ketidaknyamanan ekspresi wajah Jaejoong. Ia tahu putra ini pasti sangat marah padanya.

''Tidak, Appa. Lanjutkan ceritanya saja.''

******

''Ada apa?''tanya Yunho dingin. Ia memandang tanpa ekspresi pada namja kecil di belakangnya - yang sedari tadi terus menarik-narik kemejanya.

''Eomma... Eomma Moon Bin dimana, Ahjussi?''

Yunho berpaling, ia memilih kembali menyibukan diri mengemasi beberapa barang untuk dibawa pindah ke apartemet yang ditunjuk Lee Seung Ho. Ia sebenarnya enggan untuk pergi, karena di tempat inilah ia bisa merasa nyaman. Apartement atau tempat mewah lainnya justru malah akan menyeruakkan lagi sakit hatinya di masa lalu. Seandainya ia tidak terikat dengan Lee Seung Ho, ia lebih memilih menyingkir sejauh mungkin dari Seoul.

''Ahjussi...'' rengek Moon Bin lagi. Tapi Yunho tetap mengindahkannya.

Damn. Yunho mengumpat dalam hatinya. Ia sungguh muak namja kecil ini terus mengganggunya. Ia lebih suka kesunyian dari pada keributan.

''Hiks...hiks...Eomma...huwe...hiks....''

Ahirnya, tangis Moon Bin pecah. Bagaimana pun namja ini hanyalah bocah kecil berusia 6 tahun, yang tentu masih tidak bisa jauh dari orangtuanya. Moon Bin menangis semakin keras, membuat Yunho jadi agak panik.

''Hei, hei, anak kecil. Jangan menangis begitu,'' ujar Yunho gugup. Ia bingung sendiri sekarang. Apa yang harus ia lakukan? Seumur hidup ia belum pernah berurusan dengan anak kecil. Shit. Mungkin setelah hari ini ia akan memprotes pada Lee Seung Ho. Ia lebih baik berhadapan dengan sanksi hukum atau polisi, dari pada menghadapi anak kecil yang menangis.

''Eomma....''

Pipi Moon Bin mulai basah oleh air mata, kakinya terus menghentak-hentak. Ia benar-benar kesal dan marah.

NEXT

[FF - YunJae] Yaoi | PG-17|々-TIME TO LOVE-々| Chapter 2B

''Lalu, appa menerimanya?'' tanya Jaejoong lagi, perlahan mulai tertarik. Ia jadi teringat sebuah foto yang beberapa kali ia lihat secara tidak sengaja, dipegang oleh Mr. Kim sambil menangis. Jaejoong yang penasaran foto hebat apa itu yang berhasil membuat kepala polisi diam-diam menangis, ia mengambil lalu melihatnya. Dua orang remaja berseragam SMA sekitar tahun 70-an - saling merangkul dan tersenyum bersama. Jaejoong mengenal salah satu dari keduanya adalah ayahnya sendiri. Kalau sekarang Jaejoong boleh menebak, pria yang satunya itu adalah Lee Seung Ho muda.

Jaejoong menghela nafas sekali lagi. Sesak dan sesak. Walau sepele, tapi sulit ia terima.

'' Jaejoong-ah, mian appa selama ini telah menutupi semuanya darimu.'' Ternyata Mr. Kim dapat membaca ketidaknyamanan ekspresi wajah Jaejoong. Ia tahu putra ini pasti sangat marah padanya.

''Tidak, Appa. Lanjutkan ceritanya saja.''

******

''Ada apa?''tanya Yunho dingin. Ia memandang tanpa ekspresi pada namja kecil di belakangnya - yang sedari tadi terus menarik-narik kemejanya.

''Eomma... Eomma Moon Bin dimana, Ahjussi?''

Yunho berpaling, ia memilih kembali menyibukan diri mengemasi beberapa barang untuk dibawa pindah ke apartemet yang ditunjuk Lee Seung Ho. Ia sebenarnya enggan untuk pergi, karena di tempat inilah ia bisa merasa nyaman. Apartement atau tempat mewah lainnya justru malah akan menyeruakkan lagi sakit hatinya di masa lalu. Seandainya ia tidak terikat dengan Lee Seung Ho, ia lebih memilih menyingkir sejauh mungkin dari Seoul.

''Ahjussi...'' rengek Moon Bin lagi. Tapi Yunho tetap mengindahkannya.

Damn. Yunho mengumpat dalam hatinya. Ia sungguh muak namja kecil ini terus mengganggunya. Ia lebih suka kesunyian dari pada keributan.

''Hiks...hiks...Eomma...huwe...hiks....''

Ahirnya, tangis Moon Bin pecah. Bagaimana pun namja ini hanyalah bocah kecil berusia 6 tahun, yang tentu masih tidak bisa jauh dari orangtuanya. Moon Bin menangis semakin keras, membuat Yunho jadi agak panik.

''Hei, hei, anak kecil. Jangan menangis begitu,'' ujar Yunho gugup. Ia bingung sendiri sekarang. Apa yang harus ia lakukan? Seumur hidup ia belum pernah berurusan dengan anak kecil. Shit. Mungkin setelah hari ini ia akan memprotes pada Lee Seung Ho. Ia lebih baik berhadapan dengan sanksi hukum atau polisi, dari pada menghadapi anak kecil yang menangis.

''Eomma....''

Pipi Moon Bin mulai basah oleh air mata, kakinya terus menghentak-hentak. Ia benar-benar kesal dan marah.

NEXT

[FF - YunJae] Yaoi | PG-17|々-TIME TO LOVE-々| Chapter 2A

Title : Time To Love

Author : Minhyan-ssi

Pairing : Yunjae

Legh : 2 of ?

Ratting : PG-17

Genre : Drama - Angst - NC - Yaoi - Mpreg

Cast :
- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- Etc

Happy reading all. . .

>>>

P.O.V Author

''Appa minta maaf padamu, Jae. Moon Bin diculik karena Appa.''

'' Tidak, Appa. Perusahaan milik Lee Seung Ho memang saingan utama bisnisku. Mungkin dia ingin menghancurkanku melalui Moon Bin.'' Jaejoong menghela nafas berat setelah mengambil duduk di sebelah appanya. Ia dan Mr. Kim menerawang kosong ke arah taman kecil di belakang rumah mereka. Di depan Mr. Kim kini Jaejoong memang terlihat sangat tenang, tapi bagaimana pun ia adalah ibu dari Moon Bin. Dan ibu mana yang bisa bersantai-santai sementara anaknya sedang berada di tempat berbahaya, sendirian?

Pikirannya berkecamuk, ia berkali-kali melirik pada ponsel di genggamannya. Berharap para bodygruad yang ia suruh untuk mencari Moon Bin, secepatnya lekas memberi kabar.

''Lee Seung Ho diam-diam adalah pengusaha bawah tanah, dia salah satu mafia paling dicari di Korea. Kejahatannya sudah tak terhitung, terlebih tentang bisnis narkoba-nya. Setiap dilakukan pengepungan dia selalu lolos. Appa akui dia orang yang sangat cerdik.''

Jaejoong melirik Appa-nya, jujur ia tak terlalu mengerti dengan apa yang appa-nya ini bicarakan sekarang. Bukankah dari tadi fokusnya mereka membicarakan Moon Bin?

''Jaejoong-ah,'' kali ini Mr. Kim memandang putranya dengan serius.

Jaejoong menunjukkan raut datarnya, ia benar-benar tidak mengerti. Pembicaraan ini sepertinya telah melenceng jauh dari topik.

''Ne, Appa,''sahut Jaejoong. Setidaknya ia menghargai ayahnya berbicara, meskipun itu berpura-pura.

''Lee Soung Ho dan appa... dulu kami adalah sahabat.''

''MWO!''Jaejoong membulatkan mata besarnya lebar-lebar. Ia agak menggelengkan kepalanya - tidak percaya. Tidak mungkin ayahnya yang seorang kepala polisi Korea bersahabat dengan boss mafia paling dicari petugas berwajib?

''Appa... kau...bagaimana bisa itu terjadi, Appa?'' tanda tanya besar kini muncul di benak Jaejoong. Namja cantik ini tiba-tiba jadi begitu penasaran. Tapi ia berharap ia salah dengar. Appanya... Tidak mungkin seperti Lee Seung Ho.

''Kami saling mengenal saat SMP dan menjadi sahabat sampai SMA. Menjelang kelulusan, appa baru tahu jika Lee Seung Ho adalah pemakai sekaligus pengedar. Appa menyuruhnya untuk berhenti tapi ia menolak dan malah dia menawari appa untuk ikut bergabung bersamanya.''

NEXT

Sabtu, 17 Maret 2012

[FF - YunJae] Yaoi|PG-17|々-TIME TO LOVE-々| Chapter 1B

'' Aku bukan babysister,'' ujar Yunho memprotes. Ia semakin membenci saja sosok Lee Sung Ho. Pria tua jelmaan iblis paling terkutuk ini memang tidak pernah puas memperlakukan dirinya dan keluarganya dengan hina.

'' Hahaha...'' tawa Seung Ho semakin terdengar memuakan bagi Yunho.

'' Arasso, Jung muda. Tapi kupikir aku boss yang sangat keterlaluan jika terus menerus menyuruh anak buahnya bekerja keras. Kau bisa bersantai lama sampai aku berhasil membuat keluarga anak itu hancur lalu mengemis-ngemis padaku.''

'' Iblis terkutuk kau, Lee Seung Ho,'' kata Yunho.

'' Uptoyou, Jung. Mungkin beberapa saat lagi akan ada berita di telivisi tentang pasien di rumah sakit jiwa Seoul tewas secara misterius.''

Yunho hampir-hampir tak dapat menahan emosinya lagi. Ingin sekali ia membunuh Seung Hoo seperti ia biasa membunuh dengan sadis dan begitu mudah. Namun Yunho tahu itu agak mustahil. Seung Ho seolah memiliki seribu nyawa, jika ia mati, pengikut-pengikut setianya akan tetap meneruskan misi Seung Ho, termasuk meneruskan dendam-dendamnya. Yunho tidak ingin kehilangan wanita paling ia cintai yang saat ini berada di rumah sakit itu.

Seung Ho tahu hal itu, maka ia selalu menggunakan itu untuk mengancam Yunho jika menentang perintahnya.

'' Sepantasnya kau berada di neraka, Lee Seung Ho. Bumi ini terlalu mulia untukmu.'' Yunho menoleh untuk melihat pada Seung Hoo.

Pria 50 tahunan itu memudarkan senyum yang sejak tadi bertahan di bibirnya. Ia menggebrak meja kerjanya cukup keras. Ia terlihat murka pada Yunho.

'' Terserah kalau kau memang menginginkannya dia mati. Dengan hati kulakukan untukmu.''

'' Bangsat kau.''

Sret~~
Yunho menarik anak kecil itu ke gendongannya. Lalu bodygruad tadi pun melemparkan sebuah kunci pada Yunho.

'' Kupikir tidak tepat membawa anak kecil tinggal bersama di rumahmu yang menjijikan itu.''

Yunho melihat pada Seung Ho sekali lagi.

'' Semua biaya selama anak itu tinggal bersamamu akan kutanggung. Jadi pemenuhan gizi anak itu tetap terjamin.''

'' Ck, sejak kapan iblis memiliki hati malaikat.'' Yunho tersenyum mengejek.

'' Kalau umpan bagus, hasilnya pun memuaskan.''

*****

'' Jung Yunjae-ah... anak kita hilang, apa yang harus kulakukan?'' Jaejoong menatap sendu foto dirinya bersama seorang namja - kekasihnya. Ia menangis menahan luka di hati dan wajahnya (karena dipukuli anak buah Lee Seung Ho)

*****

'' Kim Moon Bin, nama ahjussi siapa?''

'' Berisik.''

Moon Bin mengerucutkan bibirnya lucu.

~TBC~

[FF - YunJae] Yaoi|PG-17|々-TIME TO LOVE-々| Chapter 1A

Title : Time to Love

Author : Minhyan-ssi

Pairing : Yunjae

Legh : of ?

Ratting : PG-17

Genre : Drama, Angst, Mpreg, NC, Yaoi

Cast :
- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- Etc

Happy reading all. . .

>>>

P.O.V Author

Tawa memenuhi ruangan gelap dan kotor - yang lebih mirip daripada gudang. Sosok yang terikat di kursi dengan luka lebam di wajah, sedikit berdarah juga, tak henti terus memohon untuk berhenti pada namja berpakaian serba hitam di hadapannya - tengah memukulinya.

'' Penghianat harus dibunuh,'' seru seseorang yang lain.

'' Aku tidak bermaksud begitu, sungguh. Po-polisi terus memukuli kalau aku tak mengatakan tentang kalian,'' ujar korban tadi takut-takut.

Dorr~~
Hening, namun beberapa detik kemudian suasana lebih kembali riuh, bahkan lebih dari sebelumnya.

'' U-know paling keren...hahaha,'' ujar yang lain lagi. Menatap sosok Uknow atau bernama kecil Jung Yunho dengan agak miris. Tapi ia bertepuk tangan untuk Yunho - namja yang baru saja menambah panjang daftar nyawa yang melayang sia-sia di tangannya.

Yunho berjalan keluar dari ruangan tersebut dengan langkah tenang, seolah tidak pernah terjadi apapun.

= = = =

''Ada apa kau memanggilku, Brengsenk,'' tanya Yunho tanpa berbasa-basi.

'' Santai, Jung muda. Emosi akan membuatmu terlihat tua dari usiamu,'' Lee Seung Ho - boss mafia yang membawahi Yunho. Menepuk-nepuk bahu Yunho sebari sebari tersenyum mengejek.

Yunho menepisnya kasar, membuat tawa Lee Seung Ho pecah ahirnya.

'' Aku benar-benar muak melihat wajahmu, jadi cepat katakan maumu.''

Seung Ho menatap Yunho dengan serius kali ini. Ia lalu kembali ke kursi kerjanya, menjatuhkan tubuhnya di sana. Yunho berbalik badan balas menatap Seung Ho.

'' Kali ini siapa lagi musuhmu yang harus ku bunuh?'' tanya Yunho.

'' Nothing,'' jawab Seung Ho singkat.

Yunho mengepalkan jarinya diam-diam. Damn. Sungguh ia benar-benar muak bertele-tele, terlebih harus berlama-lama melihat wajah iblis Seung Hoo. Emosi kini cepat menguasai diri Yunho.

'' Aku pergi.'' Yunho membalikan tubuhnya, bermaksud untuk pergi dari ruangan orang yang paling ia benci di dunia ini. Hidupnya hancur dikarenakan boss paruh baya ini. Baru satu langkah berjalan, ia langsung dihalangi oleh salah satu bodygruad Lee Seung Ho yang menggendong seorang anak kecil.

'' Aku tahu kau pasti lelah menjalani peranmu sebagai eksekutor mati penghianat organisasi dan musuh-musuhku.
Kali ini kau bisa sambil bersantai dengan menjaga anak kecil itu.''

NEXT

Kamis, 15 Maret 2012

[FF-YunJae] Yaoi|PG-NC|々- TIME TO LOVE -々|Prolog

Cinta...

Ketika cinta itu menghancurkan...

Sejak itulah cinta tak dapat lagi dipercaya

Bahkan semua manusia di dunia ini juga tak dapat di percaya


¤ Jung Yunho : namja tinggi tegap, dingin nan misterus. Tinggal di sebuah rumah sewa yang kumuh. Tidak seorang tahu mengenai detail kehidupan namja ini, karena dirinya selalu menutup diri dari siapapun.

Tetangga - orang-orang di sekitar tempat tinggalnya bahkan berpikiran jika Yunho adalah seorang penjahat yang tengah bersembunyi dari polisi. Cukup masuk untuk demikian, karena memang penampilan Yunho yang tidak karuan (seperti tidak merawat tubuhnya dengan baik). Rambut agak panjang nan acak-acakan dan kumis yang tak pernah dicukur. Yeah, sangat tidak terawat.

Yunho tak peduli apa kata orang, ia percaya siapapun. Bahkan hatinya telah mati.

Jung Yunho, adalah anggota mafia kelas atas di Korea bahkan mungkin dunia. Ia memiliki kedudukan penting di sana, juga sosok yang tak segan untuk membunuh siapa saja yang menghalanginya.


¤ Kim Jaejoong : anak kepala polisi Korea, ia juga seorang pengusaha sukses. Ia tinggal di rumahnya sendiri bersama putra semata wayangnya yang berusia 6 tahun dan para pembantu juga pengawal tangguh. Namja cantik, ramah dan selalu merindukan cintanya - ayah dari anaknya tersebut.

Kim Moon Bin : Anak dari Kim Jaejoong

Other cast : [menyusul]

Cinta...
Apa kau percaya cinta?

Title : Time To Love

Author : Minhyan-ssi

Pairing : Yunjae

Legh : Prolog

Ratting : PG-NC

Genre : Angst, drama, a little thriller, NC, Mpreg, Yaoi

Cast :
- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- Etc

= = = = = = = =

Otthoke? Suka ga dengan prolognya?

Komen or Like ya...

Gomawo. . .
^_^

Sabtu, 10 Maret 2012

SHINee Comeback 2012 with Sherlock

By : Minhyan-ssi

hari ini tanggal 10 maret 2012, giliran foto Onew yang dirilis. Jujur sejujurnya saya iri, kenapa yang 'half naked' hanya 2min {Minho ― suami saya dan Taemin saja}? Terlebih pose keduanya, sungguh membuat mengelus dada. Sementara onew, hanya biasa saja.

oh, kenapa SM membuat konsep comeback SHINee seperti itu? saya tidak rela.

tp tetep saya menunggu mereka, terlalu lama vakum membuat saya amat merindukan SHINee

Jumat, 09 Maret 2012

{2shoot} FF | YunJae | PG-17 | Yaoi | 々_IT'S DESTINY_々| Chapter 1

Title : It's Destiny

Author : Minhyan-ssi

Pairing : Yunjae

Legh : 1shoot

Ratting : PG-17

Genre : Yaoi, romance, drama

Cast :
- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- Etc

Lagi pengen buat ff, maap kalau hasilnya gaje. Udah lama ga nulis, rasanya kaku buat nulis.


Happy reading all. . .

>>>

P.O.V Author

" Ja-jangan, Tuan. Ku mohon...."

Jaejoong terus bergerak mundur sebari tangannya seolah menahan pria di hadapannya kini untuk mendekatinya lebih jauh.

" Aku tidak bodoh untuk menyia-nyiakanmu," ujar pria itu dengan seringaian liciknya.

" Aku pria seperti anda, Tuan. Tidak ada yang menarik dari tubuhku." Jaejoong bertambah rasa ketakutannya. Ia terus berjalan mundur hingga tanpa terasa membentur tembok.

Pria itu menyingerai semakin puas. Dengan sigap ia lalu menjebak Jaejoong diantara tembok tersebut.

" Kau punya wajah cantik dan tubuh yang seksi. Pendapat beberapa orang, pria itu lebih memuaskan dari pada wanita. Aku ingin membuktikannya denganmu," bisik pria itu. Perlahan bibirnya bergerak menyusuri pipi Jaejoong.

" I want to you, Kim Jaejoong."

" Jangan, Tuan Junmmmhh..."


*******

" AKHH. . . LEPASKAN AKU! LEPASKAN!"

" Hyung... hyung..."

" LEPASKAN AKU!"

" KIM JAEJOONG HYUNG...!!" teriak Junsu ahirnya, sekeras mungkin dengan suara dolphin-nya, tepat di telinga Jaejoong yang tengah tertidur dengan kepala di atas meja kerjanya. Ia merasa cukup kehilangan kesabaran untuk membangunkan rekan kerjanya - Kim Jaejoong yang tertidur sambil mengingau yang tidak ia mengerti maksudnya sama sekali, tapi sangat sulit untuk dibangunkan.

" LEPASKAN!" teriak Jaejoong lagi, masih dengan mata terpejam - hanya mengangkat kepalanya. Ia belum sepenuhnya terbangun.

" JAEJOONG HYUNG, BANGUN...!!" teriak Junsu lebih keras lagi. Kali ini berhasil membuat Jaejoong terbangun dan tercekat. Namja cantik tersebut jadi tampak linglung karena masih belum sadar sepenuhnya.

" Junsu-ah, apa yang terjadi?" tanya Jaejoong langsung.

Junsu menggeleng, ia melipatkan tangannya.

" Kau bermimpi lagi tentang Tuan Jung?"

Jaejoong berpikir sejenak sebari mengumpulkan kesadarannya. Sedetik kemudian ia mengangguk sambil mendesah.

" Ini gila Kim Junsu, ini sudah kesekian kali aku memimpikan hal yang sama. Diperkosa bos mesum itu. Akh! Gila... aku benar-benar bisa jadi orang gila kalau sep Ya. Sudah lebih dari tiga kali ini Kim Jaejoong bermimpi, dipaksa 'melayani' oleh boss-nya di kantor. Menurut yang Jaejoong dengar dari neneknya, bermimpi yang lebih dari sekali dan selalu sama, itu berarti sesuatu atau mungkin bahkan bisa jadi kenyataan.

Oh, God

Jaejoong mengacak rambutnya sendiri. Ia khawatir kata-kata neneknya itu adalah benar, ia tak ingin mimpinya tersebut menjadi kenyataan.

Brak~
Junsu dan Jaejoong mengalihkan pandangan mereka pada seorang yeoja yang baru saja keluar dari ruangan boss mereka, dengan penampilan yang berantakan. Sebagai namja dewasa, bodoh kalau mereka berdua tidak tahu apa yang baru saja menimpa yeoja tersebut.

Junsu dan Jaejoong hanya dapat mengelus dada sambil mendesah. Kapan boss mereka - Jung Yunho berhenti membawa yeoja yang berbeda-beda setiap harinya ke kantor?

" Kau bisa lihat sendiri, Junsu-ah. Seperti apa Tuan Jung kita itu. Aku tidak ingin bernasib sama seperti para yeoja itu, kalau mimpi konyol itu menjadi kenyataan."


*******

" Yoochun-ah, kenapa di sebelah situ ramai sekali?" tanya Jaejoong, menunjuk pada salah satu sudut bar - tempatnya kini menghabiskan malam sekaligus melepas pikiran penatnya tentang mimpi konyol bercinta dengan boss-nya sendiri - Jung Yunho.

" Oh... disitu. Dia temanku, pelanggan di sini juga. Aku yakin dia sedang bertarung minum dengan pengunjung lain. Dia peminum yang hebat, dia tak gampang mabuk meskipun sudah menghabiskan banyak botol."

Jaejoong menerawang pada kerumunan tersebut. Yoochun mungkin benar disitu sedang ada pertarungan. Yang merubungi dia - teman Yoochun, hampir semuanya bersorak memberi semangat. Jaejoong memang belum tahu suasana bar milik Yoochun ini. Ini pertama kalinya ia berkunjung kesini, itu pun karena Junsu yang mengundangnya.

Junsu bermaksud mengenal Jaejoong dengan Park Yoochun pacar barunya (Junsu).

" Jaejoong hyung juga peminum yang hebat. Rekan sekantor kami belum ada yang bisa menyainginya," sela Junsu yang bergelayuk agak manja pada Yoochun.

" Jinja? Ini sangat menarik." Yoochun menatap Junsu penuh arti.

Junsu balas mengerutkan dahi - tidak mengerti.

" Maksudmu?" tanya Junsu.

" Bagaimana kalau Jaejoong Hyung bertanding melawan temanku itu."

" Aku setuju, kebetulan hari ini mood-ku untuk minum sedang bagus. Aku tidak akan kalah darinya," ujar Jaejoong.

" Kau akan mendapat banyak keuntungan kalau bisa menang darinya. Temanku itu seorang presdir."

~TBC~

Lanjutnya besok ya...

Like or Komen ya stlh bc erti ini terus." Jaejoong mengacak rambutnya sendiri. Resah.