Jumat, 24 Agustus 2012

FF - YunJae [ PG-NC/Yaoi ] ~LOVE IN BLACK - Prolog ~


Title : Love in Black

Author : Minhyan-ssi


Pairing : Yunjae


Legh : Prolog


Ratting : PG-17


Genre : Drama – Agst – Yaoi – NC – Mpreg


Cast :

- Jung Yunho (25)
- Kim Jaejoong (23)
-Kim Junsu (23)
-Park Yoochun (25)
-Shim Changmin (22)
- Etc

Happy reading all. . .

>>>

P.O.V Author

Seoul, 2006
Kamera membiidik satu persatu obyek dengan memepesonanya, sama seperti pemiliknya. Namja bertubuh coklat dan tinggi itu terus mengarahkan kameranya dari satu obyek ke obyek lainnya. Ia bahkan nyaris tidak peduli para gadis di belakangnya menjerit kagum diam-diam. Jung Yunho, ia sangat populer di kalangan gadis-gadis di sekolahkahnya, bahkan mungkin pria juga. Seorang namja yang sempurna – tampan dan pintar, ditambah ia nilai lebihnya – menjabat  ketua OSIS dan kapten basket. Ia juga tipe namja yang dingin. Siapa yang akan tidak tertarik dengannya? Kecuali orang-orang bodoh dan mereka yang memang  tidak suka lelaki.

Kim Jaejoong puntidak luput dari list pengagum Jung Yunho. Ia seolah tidak pernah melewatkan satu hari tanpa melihat sosoknya. Ia sangat mengagumi seniornya tersebut.

Namun Jaejoong terlalau bahkan sangat takut untuk menyatakan persaannya pada Yunho. Ia berpikir Yunho telalu tinggi  untuk di gapai. Jaejoong mengibaratkan dirinya seperti langit dan bumi – yang bertolak belakang seratus delapan pukh derajat. Yunho terlalu sempurna untuk dirinya yang hanya namja kuper – berkacamata tebal yang  setiap hari hanya sibuk dengan para buku tebal.

Sret~
Jaejoong mengalihkan pandangannya cepat, tiba-tiba saja Yunho menoleh ke arahnya padahal ia sedang begitu menikmati wajah tampan tersebut. Jaejoong lekas pergi dari jendela kelas dengan perasaan cemas. Ia sangat takut Yunho tahu ia memandanginya tadi.

Bruk~
Jaejong berjalan keluar kelasnya sambil terus menoleh ke belakang. Ia masih cemas soal barusan, hingga tak memperhatikan murid-murid lain di sekitarnya. Ia tak sengaja menabrak salah satu geng yang memang terkenal sangar di sekolah.

“Aish, Kutu buku, matamu ada empat.Tapi sepertinya tidak optimal, hanya dua yang berfungsi. Yang tidak bergunasebaiknya dibuang saja hahaha.” Pemimpin geng tersebut tiba-tiba saja mengambil kacamata Jaejoong.

“Jangan! Kembalikan…!” Jaejoong agak berteriak sambil meraba-meraba -  mencari-cari kaca matanya. Ia tak dapat melihat apapun tanpa kacamatanya itu.

Sementara para anggota geng tersebut menertawai Jaejoong semakin kencang saja. Jaejoong pun tidak terlalu kaget, ia cukup sering mendapat perlakuan begini – di bully teman-temannya.

“Hey, Kalian! Berhenti mengerjai anak itu atau kulaporkan ke kepala sekolah!”teriak seseorang, langsung membuat Jaejoong dan anggota geng tersebut melihat padanya.

Jaejoong tersenyum diam-diam. Meski tidak dapat melihat jelas, tapi suara bass orang itu sanagt familiar di telinga Jaejoong.Danyang membuat Jaejoong jatuh cinta pertama kali pada Yunho adalah ketika namja tampan itu menolongnya saat ia dibully begini di hari pertama ia masuk di SMA ini. Sejak itu Jaejoong selalu mengamati Yunho tapi sembunyi-sembunyi dan dari kejauhan. Jaejoong juga berhati-hati, ia tak mau menyulitkan dirinya sendiri seandainya yang ia lakukan ini diketahui yang lain.

“Ini untukmu. Kau tidak apa-apa?”tanya Yuno. Setelah membereskan urusan tadi, Yunho mengajak Jaejoong ke taman belakang sekolah. Ia memberikan  minuman dingin pada Jaejoong.Minuman tersebut mungkin dapat membantu Jaejoong menenangkan pikirannya lagi.

“T-terima kasih, Hyung,” balas Jaejoong sambil tersenyum.

“Aku harus pergi dulu, ada rapat OSIS. Kau disini saja, tempat ini sangat tenang. Aku biasa di sini kalau sedang bosan.” Yunho mengacak pelan rambut Jaejoong. Jaejoong menunduk saja – tidak berani melihat pada Yunho karena ia merasa pipinya kini menghangat.

“Kim Jaejoong,”

“Ne,” Jaejoong tanpa sadar  mengankat kepalanya karena panggilan Yunho barusan.

Jepret~

“Bay… Kim Jaejoong.” Yunho langsung pergi setelah memotret Jaejoong seenaknya. Membuat rona merah di pipi Jaejoong jadi tampak semakin jelas.

“Yu-Yunho Hyung mengetahui namaku?” gumam Jaejoong – bertanya pada dirinya sendiri. Tak dapat dipungkiri , hati Jaejoong kini mungkin sedang penuh denga bunga-bunga.

------

Jaejoong berjalan riang memasuki rumahnya sambil memanggil-manggil ibunya dengan nada yang riang juga. Biasanya ibunya akan menyambutnya ketika pulang sekolah, tapi entah kenapa ia telah berjalan sampai lantai dua ibunya tak keluar-keluar juga. Jaejoong memutuskan mencari ibunya di kamar ayah dan ibunya.

“Eomma, Joongie masuk,” ujar  Jaejoong. Namun takada sahutan, Jaejoong membuka pintu pelan-pelan.

“Eomma, Joo – “ ucapan Jaejoong terputus. Ia berdiri membeku menatap yang di depannya - sosok ibunya tergantung denga tali melilit lehernya.

Bugh~
Jaejoong memnjatuhkan dirinya ke lantai. Ia tidak dapat megendalikan diri untuk tidak menangis. Ibu untuk Jaejoong memang lebih dari segalanya. Selama ini ia begitu dekat dengan ibunya, dan mungkin jadi satu-satunya orang terdekatnya.  Ayahnya, entahlah, Jaejoong tak terlalu peduli. Pria yang menjadi ayahnya jarang di rumah dan selalu sibuk dengan pekerjaannya. Tidak peduli keluarga.  Dalam sebulan belum Jaejoong tentu dapat bertemu ayahnya. Waktu kecil sesekali Jaejoong masih menunggu ayahnya, setelah usianya 10 tahun tidak lagi. Bahkan Jaejoong menganggap hanya memiliki ibunya. Kehilangan ibunya untuk Jaejoong seolah melenyapkan dunianya.

“EOMMAAA…!!!”

------
Rintik-rintik hujan menuruni bumi seolah berduyun-duyun mengguruyur yang di bumi, tak kecuali tubuh rapuh Kim Jaejoong. Bersama itu air mata namja cantik itu mengalir tidak kalah derasnya dengan hujan yang sedang turun. Ia terduduk pilu di sebuah gang dengan meremas sebuah foto. Ia sambil terus mengumpat – menyalahkan sosok ayahnya atas kematian ibunya ini.Tidak jauh dari tempat ibunya mengahiri hidup,  Jaejoong menemukan foto-foto ayahnya bersama perempuan lain dan seorang namja yang mungkin seumuran dengannya sedang berlibur di sebuah tenpat, dan mereka tampak berbahagia. Parahnya, belum genap dua hari kematian ibu Jaejoong, ayah Jaejoong sudah membawa wanita dan naja tadike rumahnya. Yang membuat Jaejoong semakin membenci ayahnya karena ternyata wanita tersebut adalah istri kedua dari ayahnya. Mudah Jaejoong disimpulkan, ibunya sangat terpukul mengetahiu dirinya dihianati berpuluh-puluh tahun,dan bunuh diri karena tidak sanggup menerima kenyataan tersebut.

“Wow, ada gadis cantik rupanya,”

Jaejong tersentak , Ia lantas bangkit dari duduknya. Tubuhnya mulai bergetar takut, tiga  pria yang terlihat mabuk berjalan mendekati dirinya. Terlebih mereka menatap dengan tatapan yang seperti bernafsu.

“Pergi kalian!” teriak Jaejoong, semakin takut.

“Cantik, kenapa kau hujan-hujanan, huh? Pasti kedinginginan, ayo kesini kami hangatkan.”

“Kalian salah, aku bukan yeoja.” Jaejoong  menepis tangan salah satu pria tahu yang berusaha menyentuhnya.

Grep~

“Tidak masalah kau namja, tubuhmu tetap menggoda kami. Hahaha.”

“Lepaskan aku!” Jaejoong meronta. Ketiga pria tadi malah tertawa lebih kencang lagi. Mereka mendorong Jaejoong ke salah satu sisi gang dan mulai melucuti pakaian namja cantik yang  berkaca mata tersebut. Hancur, benar-benar lebur. Ia teringat ucapan ibunya, jika kita berbuat baik di dunia maka  akan mendapat kebahagiaan dari Tuhan. Tapi nyatanya? Tuhan justru menghancurkan hidupnya. Tuhan membuat ibunya pergi, Tuhan membuat ayahnya berselingkuh dengan wanita lain. Dan sekarang, Tuhan membiarkan saja ketiga pria bajingan  ini hendak merampas kehormatannya.

~End Prolog~

~TBC~

Ottoke? Suka gaceritanya?
Bocorannya, emak kagak sampe di NC-an ma 3 org tadi. Bagaimana bisa? Jawabannya di part 1, di kehupan emak tahun 2012.

RCL jangan lupa….


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar