Minggu, 02 September 2012

FF YUNJAE| LOVE IN BLACK - chapter 1


Title : Love in Black

Author : Minhyan-ssi


Pairing : Yunjae


Legh : 1 of ?


Ratting : PG-17


Genre : Drama – Angst – Yaoi – NC – Mpreg


Cast :

- Jung Yunho (25)
- Kim Jaejoong (23)
-Kim Junsu (23)
-Park Yoochun (24)
-Shim Changmin (22)
- Etc

Happy reading all. . .

>>>

P.O.V Author

Seoul, 2012
Dentum musik yang di mainkan DJ malam ini di bar milik Shim Changmin terasa berbeda – lebih menggugah pengunjung untuk menarik diri mereka ke lantai dansa. Terasa spesial karena seorang Kim Jaejoong yang memainkannya, sebagai hadiah untuk sahabatnya Park Yoochun yang hari ini naik jabatan. Ah, bahkan  Yoochun untuk Jaejoong bisa lebih dari sekedar sahabat. Jaejoong menganggap Yoochun adalah pahlawannya. Jika ia tidak bertemu namja cassanova tersebut lima tahun lalu, entah, Jaejoong tidak tahu ia masih di duniaini atau tidak sekarang ini. Yoochun menolongnya dari ketiga brandal yang nyaris memperkosa dirinya, lalu mengenalkannya pada Shim Changmin.

Dari situ kehidupan baru Jaejoong dimulai. Ia belajar DJ dari Changmin dan semakin berjalannya waktu Jaejoong ahirnya bekerja sebagai DJ sambil ia sekolah. Bersamaan dengan itu, penampilan dan sikapnya pun perlahan ikut berubah – bukan namja yang lemah dan polos lagi – ia mulai mengenal dunia malam. Lulus sekolah dengan sedikit campur tangan Yoochun, Jaejoong diterima bekerja di Dong Bang Corp.– perusahaan besar milik keluarga besar Yoochun. Namun Jaejoong tak dapat meninggalkan dunia malamnya, sampai kini setelah ia bekerja ia dan Yoochun hampir tak pernah absen mengujungi bar Changmin.

“Yoochun-ah.”

Yoochun menoleh kebelakang begitu merasakan tepukan kecil di bahunya.

“Yunho Hyung!” Yoochun lansung saja berdiri menghadap pada Yunho. Dadanya berdebar agak lebih kencang – terkejut dengan kedatangan Yunho yang  tiba-tiba. Ia memang sudah tahu Yunho secepatnya akan  pulang  dari kuliahya di Amerika dan segera menggantikan posisi Mr. Jung sebagai presdir. Yoochun bahagia dengan berita tersebut, ia begitu meridukan sepupunya itu – Jung Yunho. Dan Yunho datang sekarang  tidak memberitahunya dulu, kesal tapi Yoochun juga senang.  7 tahun Yunho di Amerika dan begitu sulit dihubungi.

“Apa aku mengejutkanmu, sepupu Park.” Yunho berkata sambil tersenyum innocent.

“Keterlaluan kau, sepupu Jung. Kau hampir membuatku mati terkejut.” Yoochun meninju pelan bahu Yunho beberapa kali. Keduanya lalu tertawa dan berpelukan.


“Aku akan memanggil  Changmin.”  Ujar Yoochun setelah mereka berpelukan melepas rindu.

“Ah, aku juga merindukan monster food itu,” ujar Yunho.

“Kau harus lebih berhati-hati padanya, Hyung. Monster Food-nya jauh lebih parah dari pada dulu.”

“Hmm.. sudah ku duga itu terjadi.”

Yunho dan Yoochun lalu tertawa lagi.

“Duduk dan nikmati saja musiknya, Hyung. DJ-nya temanku dan Changmin. Dia yang membuat moster food Changmin bertambah parah.”

“Benarkah? Kau harus mengenalkannya padaku kalau begitu.”

“Jangan khawatir.” Yoochun menepuk bahu Yunho. Yoochun lalu pargi memanggil Changmin beberapa saat kemudian.

Yunho menjatuhkan dirinya di sofa selepas kepergian Yoochun, melepaskan rasa lelahnya setelah berjam-jam menempuh perlanan  Amerika-Korea. Yunho sengaja tidak pulang ke rumah terlebih dahulu. Ia terlalu meridukan sepupu dan sahabatnya, dan ingin memberi kejutan untuk keduanya. Matanya terpejam perlahan, Yunho mulai menikmati musik yang disuguhkan DJ. Entah hanya persaannya atau memang faktanya, musik yang tengah ia nikmati terasa bebeda – seolah merasuki kalbu pendengarnya. Sedikit demi sedikit rasa lelah Yunho berkurang, ia jadi agak tertarik ikut bergabung di lantai dansa.Tapi ia sedang menunggu Yoochun dan Changmin.

-------

“Jaejoong Oppa….” Jaejoong hanya tersenyum menanggapi teriakan para gadis pengunjung bar yang berteriak menyebut-nyebut namanya – seperti fans yang memanggil-memanggil artis idolanya saja. Jaejoong memang memiliki cukup banyak penggemar di bar Changmin ini, meskipun ia sudah 3 tahun terahir  tidak menjadi DJ.  Namun tetap tak kehilangan pesona. Hampir setiap malam selalu ada gadis bahkan pria  yang terang-terangan mengajaknya tidur.

“Oppa, untukmu.” Seorang gadis mendekati Jaejoong dan menyerahkan sebatang rokok pada Jaejoong. Orang-orang di bar sudah mengenal Jaejoong dan kebiasaannya – yang seolah tak terlepas darik rokok dan bir.

“Oppa….” Tiga gadis lagi mendekati Jaejoong juga, salah satunya menyalakan rokok yang telah terselip diantara kedua bibir merah Jaejoong.

Di tempat ini, di bar ini Jaejoong seperti menemukan kehidupan yang diimpikannya. Meski semu dan didasari nafsu, tapi disini ia dipuja dan dihargai. Jaejoong bahagia, apalagi dengan adanya Yoochun dan Changmin.

Jaejoong duduk di salah satu sofa, para gadis pun berebut tempat untuk bisa duduk di sebelah Jaejoong. Jaejoong tamapak tak peduli ia malah asyik menikmati – menghisap rokoknya.

“Oppa….”

“Oh… Jessica,” Jaejoong melirik gadis disebelahnya. Ia menyingerai, Jessica mennyodorkan segelas bir sambil berusaha mencium dirinya. Jaejoong menyambut ciuman tersebut, ia melumat bibir Jessica agak tergesa dan bernafsu. Jaejoong dan Jessica berciuman cukup lama dan tak menyadari seorang pria mendatangi Jaejoong. Tanpa basa-basa langsung memukul menarik dan memukuli Jaejoong.

“Jaejoong Oppa…!” teriak para gadis  agak histeris, terkejut juga tiba-tiba pria itu datang dan langsung berbuat onar.

“Brengsenk! Kau siapa kau. Kenapa memukulku taba-tiba, huh!” ucap Jaejoong kasar – dengan emosi pula tentu saja.

“Jessica, wanitaku. Jangan menyentuhnya lagi atau kau mau mati di tanganku.” Pria itu malah mengancam.

Jaejoong mengangkat sebelah alisnya, sesaat kemudian ia tertawa-tawa.

“Apa yang kau tertawakan, Bodoh.” Pria itu mulai emosi. Ia merasa Jaejoong sedang mengejeknya.

“Pria bodoh, aku tidak butuh wanita jalangmu.”

Bugh~
Jaejoong mendorong keras Jessica pada pria tadi. Jessica sambil melihat pada Jaejoong – seolah berkata ‘tidak mau’ .

“Kua benar-benar bodoh, mempertahankan wanita jalang penggoda macam Jessica. Cih, menjijikan.”

“Apa kau bilang, Kim Jaejoong. Jangan menghina wanitaku!”

Bugh~ Bugh~

-------

“Tuan Shim, Tuan Jaejoong ribut lagi.” Ujar pelayan bar memberitahu, langsung menginterupsi percakapn hangat diantara Yoochun, Changmin dan Yunho.

“Aish, selalu saja,”umpat  Changmin sedikit menggertak. Ia langsung bangkit dan pergi meuju Jaejoong.

“Yoochun-ah, Jaejoong siapa yang pelayan tadi maksud?” tanya Yunho, tiba-tiba jadi penasaran setelah pelayantadi menyebut nama Jaejoong.

“Kim Jaejoong, temanku dan Changmin. Dia yang kuceritakan membuat panyakit monster food Changmin semakin parah. Ah, dia sekolah di SMA yang sama denganmu tapi dia 2 tahun di bawahmu.”

“A-apa yang kau katakan itu serius”

“Kapan aku pernah membohongimu, Hyung?”

“Damn it.”

Tiba-tiba saja Yunho bangkit – berlari mengejar Changmin. Yoochun terpaku sebentar seraya mengangkat alisnya sebelah. Ia tidak mengerti kenapa hyung sepupunya itu terlihat begitu tertarik dengan Jaejoong padahal Yunho belum pernah bertemu Jaejoong bukan? Yoochun tak mau ambil pusing, ia juga bergegas mengekori Yunho. Jujur saja, ia menghawatirkan Jaejoong pula. Bukan sekali ini saja sahabtanya itu terlibat keributan di bar. Entah berapa kali sudah. Pesona Jaejoong yang dapat membius hampir siapa saja memang tak jarang membuat kecemburuan pria lain karena pasangannya diam-diam melirik dan berusaha mendekati Jaejoong.

------

“Jaejoong hyung, kau tidah apa-apa?” tanya Yoochun melihat Jaejoong sudah duduk di salah satu sofa bersama Changmin.

“Si brengsenk itu yang memukulku duluan.” Ucap Jaejoong nada kesal, sambil meneguk bir dengan tergesa. Mengacuhkan Yoochun.

“Gara-gara Jessica jalang itu yang menggodaku. “

Brak~
Jaejoong  menaruh gelasnya agak dengan membanting. Ia tidak menyadari Yunho melihat padanya tanpa berkedip – sepert terkejut.

Yoochun dan Changmin  menggeleng kepala, tidak habis pikir pesona Jaejoong ternyata juga menyulitkan bagi Jaejoong sendiri. Parahnya, Jaejoong malah melayani ajakan orang yang menantangnya berkelahi.

Mata Jaejoong tak sengaja menangkap sosok Yunho yang masih berdiri sambil melihat padannya. Sesaat diawal ia tak peduli,setelah kedua kali ia malah jadi terpaku sendiri melihat Yunho. Sosok Yunho masih terpatri kuat di benak Jaejoong, Tentu saja. Yunho adalah cinta pertamanya, dan mungkin juga saat ini.

Yoochun dan Changmin saling menatap, sealah saling bertanya ‘ada apa dengan Jaejoong dan Yunho?’. Changmin mengangkat bahunya sebagai jawaban ‘tidak  tahu’.

Beberapa saat keempatnya tidak saling bicara – sibuk bertanya pada dirinya sendiri.

“Ah, Jaejoong hyung, kenalkan ini Yunho hyung. Dia direktur kita yang baru.” Yoochun berinisiatif  memecah keheningan yang terjadi.

Jaejoong agak tergagap, ucapan Yoochun membuyarkan Jaejoong dari pikiran panjangnya. Jaejoong lalu berdiri dengan perasaan berdebar-berdebar. Wajar, ia kini berhadan dengan orang yang ia sukai.

“A-anyeonghaseyo…  Kim Jaejoong imnida.” Jaejoong membungkukan badan, perasaanya semakin kencang berdebar. Apa Yunho masih mengingat dirinya?

“Jung Yunho imnida.” Yunho hanya menggerakkan kepala sedikit. Tidak nampak tanda Yunho akan melanjutkan lagi ucapannya tersebut.

“Oh ya, Hyung. Jaejoong hyung dulu satu sekolah denganmu di SMA.” Changmin menambahkan.

 Jaejoong berdoa diam-diam agar Yunho mengingat dirinya setelah mendengar ucapan Changmin barusan.

“Oh, benarkah itu, Changmin? Aku belum pernah melihat Jaejoong-ssi di sekolah dulu.” Yunho berkata sambil melihat pada Jaejoong. Seolah tatapa itu begitu dalam, Jaejoong seperti merasakannya, tapi entahlah.

“Hmmm….” Changmin mengangguk.

Suasana hening lagi. Jaejoong melihat ke arah lain. Sebetulnya ia menghindari bertatapan langsung dengan Yoochun, Changmin dan terlebih Yunho. Jaejoong berusaha keras menahan air matanya keluar. Jawaban Yunho memang singkat, namun mampu membuat goresan luka parah di hati Jaejoong. Namja cantik itu menghela nafas berat berkali-kali. Ia seperti tersayat ratusan pedang yang dalam sekejap melumpuhkannya.

Jaejoong menghempaskan dirinya pada sandaran sofa sambil memejamkan mata. Lalu ia tersenyum kecut. Wajar bukan Yunho tidak mengingatnya? Siapanya dirinya dulu? Namja tolol dan lemah. Culun pula. Dan Yunho? Adalah pangeran dengan segala macam kesempurnaanya.

“Yoochun-ah, Changmin-ah, aku harus pergi sekarang. Tadi aku lupa ada urusan dengan appa-ku.” Ujar Yunho.

“Tapi hyung, kau belum mengobrol dengan Jaejoong hyung,” sahut Yoochun, agak tidak rela Yunho pergi sekarang.

“Lain kali saja kalau bertemu di kantor. Samapi jumpa Jaejoong-ssi.”

Jaejoong tidak menyahut. Ia masih tenggelam dalam pikirannya sendiri – tidak mendengarkan sekitarnya. Yunho tetap berusaha untuk tersenyum. Sesaat kemudian ia benar-benar pergi dari hadapan Jae-Chun-Min.

------
Jaejoong berjalan malas memasuki rumahnya. Pikiranya masih penuh seputar Yunho, di samping itu ia membenci berada di rumahya sendiri. Bertemu orang–orang yang paling ia benci.

“Kim Jaejoong! Dari mana saja baru pulang tengah malam begini!” Bentak wanita paruh baya – ibu tiri Jaejoong, yang baru keluar dari salah satu kamar.

“Bukan urusanmu.” Jaejoong menjawab sinis. Ia terus berjalan tannpa memperdulikan ibu tirinya yang berjalan padanya.

“Wajahmu? Kau berkelahi lagi!” Ibu tiri Jaejoong berusaha mengapai wajah Jaejoong. Tapi Jaejoong menepisnya.

“JANGAN PERNAH MENYENTUHKU, WANITA MURAHAN!” teriak Jaejoong penuh emosi. Jaejoong belum bisa memaafkan ayah dan ibu tirinya, justru rasa benci itu kian menumpuk di hati setiap harinya. Entah kenepa.

“Kim Jaejoong!” Mrs. Kim tersulut emosinya. Ia mengangangkat tangannya, tanpa tersa hendak menampar Jaejoong.

“EOMMA JANGAN!” teriak Junsu – yang tentu saja adalah adik tiri Jaejoong. Menahan tangan ibunya.

“Jaejoong hyung, pergilah sekarang ku mohon, sebelum eomma benar-benar marah,” ujar Junsu pada Jaejoong.

“Berhenti berpura-pura baik padaku anak haram. Aku tidak takut pada kalian. Kalau aku mau, aku bisa membunuh kau dan orangtuamu detik ini juga. SEPERTI YANG KALIAN LAKUKAN PADA EOMMA-KU!” Jaejoong berteriak tepat di telinga Junsu. Lalu ia berlari kecil menuju kamarnya.

“Kim Junsu! Kenapa kau selalu membelanya!” Mrs. Kim memprotes. Ia tidak tahu apa yang ada di benak Junsu – putra kandungnya itu yang selalu membela Jaejoong. Padahal Jaejoong selalu mengkasari dan mengatainya anak haram. Mrs. Kim sendiri selalu lepas kendali setiap menghadapi jika menghadapi Jaejoong. Bagaimana bisa, Junsu sesabar itu menghadapi Jaejoong?

“Karena dia hyungku, putra eomma juga.”

~TBC~

Suka ga ceritanya? Komen ya…