Jumat, 09 Maret 2012

FF || YunJae || Yaoi || PG-17 || ¤- TROUBLE FRIENDSHIP-¤ || Chapter 2

Title : Trouble Friendship

Author : Minhyan-ssi

Pairing : Yunjae

Legh : 2 of ?

Ratting : PG-17

Genre : Drama, Fluff, Romance, NC, Mpreg, Yaoi and a little straigh

Cast :
- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- etc

Mian, dari hape. .

Happy reading all. . .

>>>

P.O.V Author

" Kau akan menikah?"

" Park Soo Jin sudah lama menunggu ini," ujar Yunho. Ia membenamkan wajahnya pada dada Jaejoong, kedua lengannya memeluk erat pinggang namja cantik yang sekarang duduk di pangkuannya. Jujur saja berat bagi Yunho mengatakan hal ini. Diam-diam, Yunho sudah menaruh perasaan pada Jaejoong sejak mereka kecil, hanya saja ia tak mengungkapkannya karena takut merusak persahabatan mereka. Ketika SMP - setelah orang tua Jaejoong dan ahirnya Nyonya Jung memutuskan untuk mengasuh Jaejoong, membuat persahabatan YunJae kian dekat dan intim. Dan Yunho, merasa sudah cukup dengan semua ini. Status memang sahabat namun yang terjadi lebih dari itu - YunJae saling memiliki - seolah pasangan kekasih.

Yunho berubah terpuruk ketika Jaejoong pindah ke Jepang dalam keadaan mengandung anak mereka. Ia bahkan nyaris kehilangan semangat hidup. Saat itulah Park Soo Jin hadir ke dalam kehidupan Yunho, yeoja itu adalah anak dari salah satu teman Nyonya Jung. Entah kenapa Yunho merasa nyaman bercerita apapun kepada yeoja itu. Terlebih, Park Soo Jin selalu dengan senang hati mendengarkan keluh kesahnya tentang kepergian Jaejoong dan masalah-masalah lain yang menimpanya. Park Soo Jin akan memberi saran-saran yang membuat Yunho bisa melewati satu per satu masalahnya dan keluar dari keterpurukan.

Kecuali tentang perasaan lebihnya Jaejoong, Yunho tak berniat memberi tahu siapa pun.

Sampai saat ini pun Yunho tak yakin dengan perasaannya pada Park Soo Jin, padahal mereka telah hidup bersama hampir setahun. Yunho peduli pada yeoja itu, tapi kepeduliannya pada Jaejoong jauh lebih besar - ia tidak bisa melupakan begitu saja perasaannya pada Jaejoong. Tetapi kalau menolak ungkapan cinta dari Park Soo Jin, Yunho merasa dirinya sangat keterlaluan. Park Soo Jin sudah banyak menolong hidupnya. Apakah ini semacam perasaan balas budi semata? Entalah, Yunho juga merasakan tenang dan nyaman bila di dekat Soo Jin - sama seperti ketika Jaejoong di sampingnya.

" Kau mendahului mendapatkan pendamping. Selamat, Bear."

Chu~
Jaejoong mengecup puncak kepala Yunho. Perasaan asing yang dulu pernah beberapa kali Jaejoong rasakan ketika Yunho berketan dengan yeoja atau namja lain, sekarang muncul lagi. Ia senang mendengar berita bahagia dari sahabatnya ini, namun entah kenapa hati kecilnya merasa tidak nyaman. Perasaan asing ini, Jaejoong tak mengerti artinya, sampai sekarang.

********

Jaejoong tampak sibuk menenangkan Moon Bin yang menangis histeris sejak awal mereka berangkat ke gereja untuk menghadiri pernikahan Yunho. Jaejoong tertahan di tempat parkir gereja. Tak mungkin ia membawa masuk Moon Bin dalam keadaan menangis keras begini, bisa mengganggu para tamu lain atau bahkan acara pernikahan itu sendiri.

" Baby...cup cup..." Jaejoong sebari menciumi puncak kepala Moon Bin yang berada dalam gendongannya. Jaejoong mulai takut kalau Moon Bin terus begini, ia tidak bisa hadir ke dalam gereja menyaksikan acara paling bersejarah sahabat terdekatnya itu.

" Binnie... tenang Baby..."

" HUWEE..HIKS...HIKS...HUWEE... EOMMA!!!" triak Moon Bin dalam tangisnya. Ia mulai memberontak di dalam gendongan Jaejoong. Namja cantik itu semakin kwalahan dan kehilangan cara menenangkan anak semata wayangnya ini. Jaejoong juga tak habis pikir, sejak tadi malam Moon Bin rewel tanpa sebab yang jelas dan sekarang ini mungkin puncaknya, namja kecil itu menangis semakin histeris sambil memukul-mukul juga menendang-nedang kecil Jaejoong yang menggendongnya. Bahkan memberontak seolah Jaejoong adalah penculik dan ia korbannya.


" Kim Jaejoong," panggil seseorang, sejenak mengalihkan perhatian Jaejoong dari Moon Bin. Ia melihat pada orang tersebut.

" Eomma Jung," balas Jaejoong cukup terkejut.

" Benar, ini kau Jaejoong. Kapan kau kembali, Sayang? Eomma sangat merindukanmu, kenapa kau tidak menghubungi Eomma..." Nyonya Jung tampak sangat antusias melihat Jaejoong. Nyonya Jung menepuk-nepuk pipi Jaejoong, lebih memastikan lagi ini bukan mimpi semata. Ia sangat merindukan 'anaknya' - teman memasak dan mengobrol - Kim Jaejoong.

Sret~

" EOMMAA!! JANGAN SENTUH EOMMA MOON BIN!! HUWE...!! EOMMA....!!"

Nyonya Jung nyaris kehilangan debar jatungnya. Tiba-tiba tangannya terasa di dorong menyingkir dari pipi mulus Jaejoong dan anak kecil langsung menangis sangat hiteris.

Jaejoong pun cukup tersentak juga, baru saja ia melupakan anaknya yang sedang 'mengamuk'.

" Baby... tenang. Iya..iya.. Eomma hanya milik Moon Bin."
" Jae, itu anakmu?" tanya Nyonya Jung setelah agak tenang.

Jaejoong melihat pada Nyonya Jung dan mengangguk kecil.

Nyonya Jung tak terlalu terkejut namja kecil itu memanggil Jaejoong dengan sebutan 'Eomma'. Selain keluarga Kim sendiri; ia dan Yunho - anaknya tahu kalau Jaejoong adalah namja yang istimewa.
'Jaejoong dapat mengandung layaknya yeoja, berarti kemungkinan di Jepang Jaejoong sudah menikah dengan namja.' Pikir Nyonya Jung.

" Jae, anakmu seperti tidak enak badan." Nyonya Jung berusaha menyentuh kening Moon Bin, meskipun terus mendapat penolakan namja kecil itu.

" Entahlah, Eomma. Sejak tadi malam sudah rewel."

" Badannya panas sekali, Jae. Lihatlah, wajahnya juga pucat," ujar Nyonya Jung.

Jaejoong lekas mengeceknya.

Oh, God.

Jaejoong mengutuk dirinya sendiri, kenapa ia lalai padahal ini hal kecil. Ia terlalu berpikir sederhana mengganggap Moon Bin rewel karena mungkin marah setelah kemarin ia terlambat menjemput malaikat kecilnya itu dari sekolah, sama sekali tak terlintas dipikirannya untuk memeriksa kondisi fisik Moon Bin.

Dengan tergesa-gesa Jaejoong meletakkan Moon Bin di jok depan samping bangku kemudi.

" Eomma, tolong sampaikan pada Yunho kalau aku tidak bisa menghadiri acara terpentingnya ini. Aku harus membawa Moon Bin ke rumah sakit sekarang," pesan Jaejoong dengan panik.

"Ne, ne nanti Eomma sampaikan." Nyonya tiba-tiba ikut panik juga.

" Dan maaf tadi Moon Bin membentak Eomma."

" Sudahlah Jae, jangan pikirkan itu. Eomma sangat mengerti anak kecil. Cepat bawa ke rumah sakit sekarang tidak usah banyak bicara lagi."

" Gomawo, Eomma."

Chu~
Jaejoong mengecup pipi Nyonya Jung. Lalu bergegas pergi.

Nyonya Jung menatap kepergian Jaejoong dengan cemas.

-----

" Dan Jung Yunho, Park Soo Jin, kalian sah menjadi pasangan suami istri. Kepada pasangan, dipersilahkan untuk berciuman." Ujar sang pendeta.

Yunho nampak tak memperhatikan sama sekali, justru ia sibuk berpikir, Jaejoong tidak ada di antara para tamu yang hadir?

" Oppa." Park Soo Jin menyenggol bahu Yunho. Ia menyadari namja yang baru saja resmi menjadi suaminya ini pikirannya sedang ke mana-mana.

Yunho cepat tersadar, ia melirik pada Soo Jin.

" Kepada pasangan, di persilahkan untuk berciuman," ulang sang pendeta yang juga merasakan ketidak beresan pada diri mempelai pria.

Agak ragu, Yunho memutar tubuhnya jadi saling berhadapan dengan Soo Jin. Ia lalu mencium bibir yeoja cantik itu.

-----

" Oppa, aku mandi dulu," ucap Soo Jin setelah ia dan Yunho memasuki kamar pengantin untuk melewati malam pertama mereka. Ia berlalu ke kamar mandi di dalam kamar tersebut.

Yunho melempar jas pengantinnya ke sembarang tempat dan melonggarkan dasinya. Ia menghamburkan dirinya ke sofa. Yunho meraih ponselnya, sudah sejak acara pernikahan sekaligus resepsi tadi berlangsung, ia ingin menghubungi Jaejoong - menanyakan alasan sahabat cantiknya itu tidak hadir, tapi itu jelas tidak mungkin bisa ia lakukan pada saat tersebut.

" Boo..." panggil Yunho telponnya tersambung dan langsung mendapat sahutan dari Jaejoong.

- 'Yunnie, waeyo?'-

" Kau kenapa tidak hadir tadi, Boo? Aku menunggumu."

-' Apa Eomma Jung tidak memberitahumu?'-

" Kau sudah bertemu eomma-ku? Aku tidak sempat mengobrol dengannya. Kau kemana Boo?"

-' Moon Bin sakit, jadi aku harus pergi ke ru--'-

" MWO!" teriak Yunho terperanjat, seketika ia bangkit dari duduknya.

Flip~
Yunho mematikan ponselnya tiba-tiba, padahal jelas sekali dari ujung telpon tadi Jaejoong masih belum selesai bicara.

Yunho berjalan menuju lemari pakaiannya, ia mengganti kemeja pernikahaannya dengan T-strit santai kemudian memakai mantelnya.

" Oppa, kau mau kemana? Ini malam pertama kita, Oppa," tegur Soo Jin. Baru saja ia keluar dari kamar mandi dan langsung mendapati suaminya berpakaian santai namun rapi, seperti hendak pergi keluar.

" Mianhae, Soo Jin~ah. Aku ada urusan penting. Malam pertama, kita tunda dulu. Lagi pula kita sudah sering seperti ini, hari ini atau besok akan sama saja."

Soo Jin melihat tak percaya, Yunho seolah mengganggap pernikahan mereka ini bukan hal yang sakral dan istimewa tapi hal biasa. Bahkan tanpa beban Yunho mengatakan malam pertama itu sama saja dengan malam yang lain. Dalam sebuah pernikahan, bukankah malam pertama itu adalah malam istimewa dimana hanya terjadi sekali sepanjang usia pernikahan pasangan tersebut? Yunho sungguh keterlaluan.

" Urusan? Urusan apa?" tanya Soo Jin lagi, matanya mulai memanas.

" Ada urusan mendadak mengenai proyek baru kerja sama Shim Corp. dengan Kim Corp. cabang Seoul," jelas Yunho sangat lancar, padahal ia sedang berbohong. Beruntung proyek kerja sama antara perusahaan milik sahabatnya - Shim Changmin - tempat ia bekerja dengan perusahaan Jaejoong terlintas di benaknya, ia jadi bisa menemukan alasan yang masuk akal.

Yunho harus mengunjungi suatu tempat dan Soo Jin tidak boleh tahu kemana ia pergi.
" Oppa, aku mandi dulu," ucap Soo Jin setelah ia dan Yunho memasuki kamar pengantin untuk melewati malam pertama mereka. Ia berlalu ke kamar mandi di dalam kamar tersebut.

Yunho melempar jas pengantinnya ke sembarang tempat dan melonggarkan dasinya. Ia menghamburkan dirinya ke sofa. Yunho meraih ponselnya, sudah sejak acara pernikahan sekaligus resepsi tadi berlangsung, ia ingin menghubungi Jaejoong - menanyakan alasan sahabat cantiknya itu tidak hadir, tapi itu jelas tidak mungkin bisa ia lakukan pada saat tersebut.

" Boo..." panggil Yunho telponnya tersambung dan langsung mendapat sahutan dari Jaejoong.

- 'Yunnie, waeyo?'-

" Kau kenapa tidak hadir tadi, Boo? Aku menunggumu."

-' Apa Eomma Jung tidak memberitahumu?'-

" Kau sudah bertemu eomma-ku? Aku tidak sempat mengobrol dengannya. Kau kemana Boo?"

-' Moon Bin sakit, jadi aku harus pergi ke ru--'-

" MWO!" teriak Yunho terperanjat, seketika ia bangkit dari duduknya.

Flip~
Yunho mematikan ponselnya tiba-tiba, padahal jelas sekali dari ujung telpon tadi Jaejoong masih belum selesai bicara.

Yunho berjalan menuju lemari pakaiannya, ia mengganti kemeja pernikahaannya dengan T-strit santai kemudian memakai mantelnya.

" Oppa, kau mau kemana? Ini malam pertama kita, Oppa," tegur Soo Jin. Baru saja ia keluar dari kamar mandi dan langsung mendapati suaminya berpakaian santai namun rapi, seperti hendak pergi keluar.

" Mianhae, Soo Jin~ah. Aku ada urusan penting. Malam pertama, kita tunda dulu. Lagi pula kita sudah sering seperti ini, hari ini atau besok akan sama saja."

Soo Jin melihat tak percaya, Yunho seolah mengganggap pernikahan mereka ini bukan hal yang sakral dan istimewa tapi hal biasa. Bahkan tanpa beban Yunho mengatakan malam pertama itu sama saja dengan malam yang lain. Dalam sebuah pernikahan, bukankah malam pertama itu adalah malam istimewa dimana hanya terjadi sekali sepanjang usia pernikahan pasangan tersebut? Yunho sungguh keterlaluan.

" Urusan? Urusan apa?" tanya Soo Jin lagi, matanya mulai memanas.

" Ada urusan mendadak mengenai proyek baru kerja sama Shim Corp. dengan Kim Corp. cabang Seoul," jelas Yunho sangat lancar, padahal ia sedang berbohong. Beruntung proyek kerja sama antara perusahaan milik sahabatnya - Shim Changmin - tempat ia bekerja dengan perusahaan Jaejoong terlintas di benaknya, ia jadi bisa menemukan alasan yang masuk akal.

Yunho harus mengunjungi suatu tempat dan Soo Jin tidak boleh tahu kemana ia pergi.

" Appa...huwe...Appa..hiks..hiks..."

Jaejoong bertambah kalut, pikirannya sudah kemana-mana. Ia nyaris menyerah menangani Moon Bin yang terbaring lemah di tempat tidurnya sebari terus merancau memanggil-manggil Yunho.

Meski sudah dibawa ke dokter dan meminum obat, tetap tak merubah apapun. Suhu tubuh Moon Bin tetap tinggi sama seperti ketika diperiksa dokter - baru saja tiba di rumah sakit.

Jaejoong berpikir keadaan Moon Bin yang cukup 'aneh' ini berhubungan juga dengan kerinduan namja kecil itu pada Appanya. Memang seteleh pertemuan hari itu, Yunho sama sekali belum menemui atau menelpon Moon Bin. Dan Moon Bin terus saja menanyakan keberadaan Yunho.

Jaejoong tidak bisa mempertemukan keduanya, ia tak ingin membuat Yunho dalam mempersiapkan pernikahannya terganggu gara-gara hal ini. Kalau sekarang Jaejoong masih belum juga mempertemukan keduanya, karena ia tahu, Yunho dan istrinya saat ini pasti sedang menikmati malam pertama mereka. Buktinya, baru saja namja tampan itu buru-buru memutuskan sambungan telpon mereka. Mungkin saja pervert bear itu sudah tidak tahan.

Jaejoong menepuk-nepuk pundak Moon Bin sebari mengucapkan kata-kata yang menenangkan.

" Appa..."

" Bab--"

Ting~ Tong~
Suara bel seketika memotong ucapan Jejoong. Sambil mengumpat, Jaejoong cepat beranjak dari kamar Moon Bin untuk membukakan pintu.

" Shit. Tidak tahu aturan, jam 10 malam begini bertamu," gerutu Jaejoong.

Cklek~

" Jung Yunho." Jaejoong menatap benar-benar terkejut. Namja yang ia pikir tengah menikmati 'masa-masa indah' bersama sang istri, kini malah berdiri kokoh di hadapannya.

Chu~
Yunho mengecup kilat bibir Jaejoong sebagai ucapan salam. Jaejoong yang masih terkejut hanya mampu diam saja, bahkan saat Yunho melepaskan mantelnya dan memberikan padanya (Jaejoong).

Yunho tak mengambil pusing reaksi Jaejoong, dengan langkah tergesa ia berjalan menuju kamar Moon Bin.

Yunho merasa tercekat, dadanya mendadak sesak. Moon Bin merancau memanggil-manggil namanya tapi Jaejoong tak memberitahunya?

" BOOJAE!!"

Jaejoong baru tersadar setelah diteriaki Yunho. Ia lekas menutup pintu apartemennya dan berlari kecil menghampiri Yunho.

-----

" Keterlaluan kau, BooJae," ucap Yunho terdengar marah.

Jaejoong tahu betul sebabnya. Ia mulai merasa takut, seumur-umur baru kali ini ia dimarahi Yunho.

" Mi-mianhae, Yunnie~ah. Aku hanya tidak ingin mengganggu acaramu dengan istrimu." Jaejoong membela diri. Yunho menghela nafas berat. Ia jadi bimbang sendiri, ia sekarang tak bisa menyalahkan Jaejoong sepenuhnya. Jaejoong hanya berusaha menghormati acara penting dalam hidupnya. Tapi, ini soal Moon Bin. Yunho merasa sakit kalau anaknya seperti ini keadaannya - sakit sekaligus sedih.

" Tetap saja Moon Bin itu juga anakku, Jae. Dia sakit hatiku juga merasakan sakit. Seperti ini berarti kau membiarkanku bersenang-senang di atas penderitaan anakku sendiri. Kau membuatku terbang semalaman lalu esoknya kau menjatuhkanku dengan paksa - saat kau memberitahu sakit Moon Bin yang semakin parah. Eomma macam apa kau ini, Jae! Tega sekali melihat anakmu sendiri menderita."

Tubuh Jaejoong melemas, matanya indahnya terasa panas dan mulai berair. Ia jarang menangis, tentu saja, ia bukanlah yeoja tapi namja. Kali ini sangat hatinya sakit, Yunho meragukan peranannya selama ini sebagai ibu yang membesarkan anak mereka, seorang diri?

Jaejoong berlalu keluar dari kamar Moon Bin. Rasa-rasanya ia akan menangis.

Yunho tampak tak peduli, ia terlanjur kecewa pada Jaejoong.

Yunho bergegas menghampiri Moon Bin dan langsung menggendong namja kecilnya tersebut.

" Appa...hiks..."

" Ne, Baby. Ini appa, appa di sini." Yunho memberi kecupan bertubi-tubi di wajah Moon Bin. Tak bisa dipungkiri, ia juga sangat merindukan anak semata wayangnya ini.

" Tidurlah, Sayang."

------

Grep~

" Mianhae," bisik Yunho sebari memeluk Jaejoong dari belakang.

Dinginnya angin malam Seoul menerpa dua namja yang kini berpelukan mesra di balkon tempat tinggal si cantik - Yunho dan Jaejoong.

" Kau tidak salah, aku memang bodoh sebagai Eomma," kata Jaejoong, dengan parau. Jelas sekali Jaejoong habis menangis dan Yunho, juga merasakan itu.

Sret~
Yunho membalik tubuh Jaejoong, memeluknya sangat erat.

" Kau eomma terhebat yang pernah ku temui. Kau membesarkan anak kita dengan sangat baik. Aku tadi hanya emosi, hatiku sakit melihat Moon Bin seperti itu keadaannya. Aku mohon, bagaimanapun posisi dan keadaanku kalau menyangkut Moon Bin, kau harus tetap memberitahuku." Yunho menundukkah wajahnya untuk bisa melihat pada Jaejoong.

" Mi-mianhae, Yun. Akmmmff--" ucapan Jaejoong terputus begitu Yunho mempertemukan bibir mereka. Seperti ini merupakan cara terahir penyelesaian setiap masalah yang terjadi diantara keduanya. Saling berkata, meluapkan sisa emosi melalui gerakan-gerakan bibir yang penuh perasaan.

------
" Kau harus pulang, Yun" ucap Jaejoong sambil menutup pintu kamar Moon Bin dari luar, setelah memastikan Moon Bin sudah tertidur dengan nyaman.

Yunho ternyata sudah menunggu di depan pintu dan langsung memeluk pingganggnya. Jaejoong merapikan pakaian rambut Yunho yang agak berantakan setelah berciuman panas di balkon tadi.

" Aku masih harus berjaga-jaga sampai besok pagi, kalau-kalau Moon Bin bangun dan mencariku lagi."

Jaejoong menatap Yunho yang juga sedang menatapnya.

" Tapi malam ini malam pertamamu. Kau harus melewatinya bersama istrimu."

" Kalau begitu kau saja yang menggantikan peran istriku malam ini. Layani aku sampai puas."

" Mwo! Yah! Jung Yunho! Turunkan aku!" pekik Jaejoong, tiba-tiba Yunho menggendongnya ala bridal style.

------

" Uhh..nghh.." desah membenamkan wajahnya pada bantal dengan posisi menelungkup, menahan rasa sakit karena perbuatan Yunho di belakang sana.

" Jadi kau mashh..sih berhubunganhh..ohh..dengan Park Yoochun itu?" tanya Yunho di tengah gerakan brutalnya mengoyak hole Jaejoong.

Beberapa saat lalu Yunho membuka SMS yang masuk ke ponsel Jaejoong saat 'permainan panas' mereka tengah berlangsung, dari Park Yoochun - kekasih Jaejoong di SMA. Sejak masa sekolah, hubungan Yunho dan Yoochun memang sudah tak harmonis. Yunho cemburu setiap kali JaeChun bermesraan, sementara Yoochun menganggap Yunho terlalu berlebihan meminta perhatian dari Jaejoong. Yunho tak sungkan mencium dan memeluk Jaejoong di depan Yoochun.

Yunho tak mampu mengendalikan rasa cemburunya, ia tak peduli Jaejoong yang kesakitan karena 'perbuatan' kasarnya.

" Yunhh...hh...pelan-pelanhh...sakit..hh"

" Jawab aku, Boo."

" Akuhh...baru kemarin bertemu dengannya. Kau tahu kami sudah putus saat kelulusan. Kami hanya berteman sekarang. Kau ini kenapa, Yun? Permainanmu tiba-tiba kasar begini. Badanku sakit semua, Yunhh..." ucap Jaejoong, bersusah payah menahan desahan.

Yunho menutup rapat bibirnya. Ia malah lebih brutal lagi mengoyak hole Jaejoong, kedua tangannya memegangi pinggang ramping namja canti ini. Tidak mungkin ia mengatakan pada Jaejoong kalau sebenarnya ia tengah cemburu.


~ TBC~


Yg baca jangan lupa LIKE+KOMENNYA

Dont be silence readers

Gomawo. . .

^_^

2 komentar:

  1. itu ibunya yunho ga sadar ya kalau moonbin mirip sma yunho?...aduh knpa yunho ga jujur aja sma jae..lanjutannya cepet ya :D

    BalasHapus
  2. yahhh knapa mesti nikah ma orang lain ga rela... harusnya ma jae dong :D akhirnya bisa komen juga... dari hp susah :D
    ditunggu kelanjutannya ya.... update juga ff kamu yg lama :D

    BalasHapus