Rabu, 15 Februari 2012

♥ 2SHOOT YUNJAE FICTION♥ FF | YunJae | NC- 21| Yaoi | 々- DON'T TOUCH MINE -々| Chapter 2 ~ENDING~

♥ 2SHOOT YUNJAE FICTION♥ FF | YunJae | NC- 21| Yaoi | 々- DON'T TOUCH MINE -々| Chapter 2 ~ENDING~
Title : Don't Touch Mine

Author : Minhyan a.k.a Zahra Hikari

Pairing : Yunjae

Legh : 2 of 2

Ratting : NC-21

Genre : Drama, Fluff, NC

Cast :
-Yunho
-Jaejoong
-Siwon
-Etc

Happy reading...

>>>


Brak~
Brak~
Yunho menggebrak pintu penthouse yang dimasuki Jaejoong dan Siwon tadi dengan tidak sabar. Dugaan negatif tentang Jaejoong semakin parah memprovokasi emosi Yunho.

“Choi Siwon! Hey, brengsenk! buka pintunya!”teriak Yunho, bahkan tidak peduli jika perbuatannya menganggu tetangga penthouse ini.

Brak~

“Brengsenk! buka pintunya!”Yunho juga tidak peduli dianggap orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa yang kemudian mengganggu ketenangan oranglain. Ya, ia memang sudah gila karena rasa khawatir yang teramat besar pada Jaejoong. Yunho sangat berharap ia tidak terlambat, bisa membawa pulang Jaejoong dalam keadaan yang tidak lebih buruk.

Cklek~
Yunho baru berhenti mendobrak setelah suara pintu yang sepertinya akan segera dibuka dari dalam.

“Jung Yunho”Siwon tampak terkejut melihat Yunho telah berdiri di depan pintu rumahnya, apalagi namja ini terlihat sekali kalau dipenuhi aura marah.

“Dimana Jaejoongku, hah!”Yunho tanpa basa-basi langsung menarik kerah kemeja Siwon.

Siwon agak terkecat, tapi dalam hati ia tertawa puas.

Mata musang Yunho tak sengaja melihat 'tanda' pada leher Siwon. Membuatnya jadi semakin emosi.

Brak~
Yunho kemudian membenturkan tubuh Siwon ke pintu, tak memperdulikan Siwon yang terjatuh meringis kesakitan, dengan seenaknya Yunho memasuki lebih ke dalam penthouse mencari Jaejoong. Siwon berdiri mengikuti langkah Yunho diam-diam.

“Jae! Kim Jaejoong! dimana kau, cepat keluar!”teriak Yunho. Namun, tak ada jawaban.

“Kim Jae--”

“Yah, Choi Siwon! jangan berteriak. Jaejoong sedang mandi di kamarnya”ujar seseorang muncul dari salah satu kamar, membuat langkah dan kata-kata Yunho terpaku di tempat. Orang itu pun cukup terkejut juga dengan kedatangan Yunho yang sama sekali tak sopan ini.

“Jung Yunho...”

“Guru Kibum? ke-kenapa anda bisa di sini”tanya Yunho masih tidak percaya gurunya ada disini, terlebih Kibum penampilannya kini sangat berantakan. Yunho menautkan kedua alisnya, ia bukan anak kecil yang polos lagi. Tentu dia tahu sebab Kibum seperti itu, atau mungkin ini malah berhubungan dengan kissmark di leher Siwon yang ia lihat tadi? Shit. Jangan katakan Siwon menjadikan Jaejoong sebagai yang kedua.

“Kibum istriku dan Jaejoong adikku”sergah Siwon cepat mendakati Kibum.

Yunho terdiam seketika, teori-teorinya barusan runtuh total, ia tak bisa berkata-kata apapun sekarang. Yunho memandangi kaku pada Siwon dan Kibum.

-----

“Setelah Appaku meninggal, Umma menikah lagi kemudian lahirlah Jaejoong. Secara keturunan kami memang hanya saudara tiri, tapi secara batin kami saudara kandung. Kami sangat dekat seperti kakak-adik pada umumnya”jelas Siwon.

“Lalu kenapa marga kalian berbeda,”tanya Yunho, mencondongkan tubuhnya melihat pada Siwon lebih serius di sofa seberangnya.

Siwon tertawa kecil.

“Tentu saja beda, Appa kami kan memang tidak sama. Setelah Umma dan Appa Kim meninggal, kami memutuskan memakai marga Appa masing-masing. Hubungan kami selamanya tetap saudara. Kau tenang saja, Yun”jelas Siwon lagi, agak menyindir. Ia bisa melihat raut kekhawatiran di wajah Yunho. Ia tahu Yunho belum percaya betul padanya.

“Ah, hampir lupa. Mungkin ini bisa membuatmu percaya padaku. Aku dan Jaejoong memang sangat dekat”

Siwon mengambil sesuatu dari sakunya lalu memberikannya pada Yunho.

“Ponsel? Untuk apa kau memberiku ponsel, aku sudah punya banyak”Yunho ragu-ragu menerimanya karena tidak mengerti, namun terdengar agak sombong. Tsk.

“Itu ponsel Jaejoong, kebetulan aku baru meminjamnya. Buka menu galery dan video-nya, kau akan tahu sesuatu”

“Sesuatu? Apa maksudmu?”

“Lihat lah sendiri. Aku mau siap-siap kencan dengan istriku. Kalau mau bertemu Jaejoong, langsung ke kamarnya di samping kiri ruang tengah, dia sedang mandi sekarang”Siwon beranjak, melihat pada Yunho penuh arti.

“Pelajar di Shinki High School tidak boleh berstatus menikah. Kau melanggar peraturan sekolah, kau harus dikeluarkan”

“Berani mengeluarkanku, jangan harap mendapat restuku”

Sedetik kemudian Siwon dan Yunho tertawa lepas bersama. Yunho mulai mengerti maksud Siwon mengatakan ini dan memberikan ponsel Jaejoong padanya. Siwon benar, ada 'sesuatu'.

-----

Jaejoong mernyandarkan tubuhnya sangat pasrah ke dinding kamar mandi, matanya terpejam membiarkan air dari shower mengaliri menuruni lekuk tubuh indahnya. Pikirannya dimonopoli kejadian beberapa jam lalu, tangan kanannya memanjakan 'miliknya' - mengulang kejadian tadi - seolah Yunho yang melakukan hal tersebut padanya.

“Hahh...”desah Jaejoong - sangat nyaman - seolah diatas ketinggian.

Air dingin yang membasahi seluruh tubuh Jaejoong berubah hangat seiring permainan namja cantik itu sendiri yang semakin liar.

"Nghh... Yunniehh...hhh...”
Jaejoong perlahan merosot hingga terduduk di lantai dingin kamar mandi. tubuhnya melemas, setelah klimaks panjang menguras hampir seluruh tenaganya. Ini memang gila, Jaejoong hampir setiap hari saat mandi menciptakan kenikmatan seperti ini. Wajah Yunho terus muncul di benaknya, dan itu selalu membuat - suhu tubuhnya memanas - tubuh bawahnya memberontak ingin 'diperhatikan'. Jaejoong juga tak mengerti hal ini bisa terjadi.

Bayangan tadi di tempat pertandingan battle dance terus berkelbat tanpa henti. Jaejoong mengutuk kesal, seandainya Siwon tidak muncul, mungkin ia dan Yunho sudah sangat jauh. Terus terang, Jaejoong menginginkan sentuhan yang lebih dari Yunho, tidak sekadar seperti biasa dilakukan di sekolah. Namun Jaejoong tak mau berharap terlalu banyak, ia sadar posisinya yang bagi Yunho hanya sebagai mainan saja. Jika saja Yunho kekasihnya, Jaejoong mungkin akan terang-terangan memintanya.

-----

“Wonnie Hyung~ ah, jangan tidur di kamarku, aku mau pakai baju. Bukankah kau ingin kencan dengan Kibum Hyung hari ini”gerutu Jaejoong merasa kesal, ia terus mengguncang tubuh yang - tertidur miring membelakinya - Jaejoong yakin itu adalah Siwon.

“Hyung...”Jaejoong semakin mengguncang kasar tubuh orang ini. Siwon memang suka sekali mengganggunya.

Grep~
Buk~

“Yah!”pekik Jaejoong terkejut bukan main. Orang ini menarik tangannya dan langsung menindih tubuhnya.

“Hai, Jae...”

Chu~

Yunho mengecup seluruh permukaan wajah Jaejoong, mengabaikan namja cantik itu yang jantungnya kini berdetak tak teratur karena ulahnya yang penuh kejutan ini.

“Jungmm...Yunmmhh...”Jaejoong tak dapat berkata penuh, bibir Yunho sudah melumat bibirnya. Jaejoong tak bisa berbuat banyak selain sebisa mungkin mendorong tubuh Yunho agar menghentikan ini. Tiba-tiba muncul tanpa tahu datangnya darimana dan bagaimana, tentu membuat Jaejoong butuh penjalasan.

“Waeyo, Jae?”tanya Yunho setelah menyadari Jaejoong memberontak.

“Kenapa kau bisa di kamarku, hah”tanya Jaejoong datar. Sebetulnya ia masih belum percaya ini benar Yunho. Dari mana Yunho tahu rumahnya lalu bisa menyelinap ke kamarnya seperti ini. Kecuali, Siwon dibalik semua ini. Shit, Jaejoong menyesal bercerita banyak tentang Yunho pada Hyung-nya tersebut.
“Ada Om Jin yang baik hati membawaku kesini dengan karpet terbangnya”Yunho malah bercanda, padahal Jaejoong serius ingin tahu.

“Shit!”umpat Jaejoong.

Chu~
Yunho melanjutkan lagi mencium panas bibir Jaejoong.

Shit. Jaejoong terus saja mengumpat. Terlalu kesal bukan jawaban tapi nafsu Yunho yang ia dapat, Jaejoong jadi tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Ia dengan kasar membalas ciuman panas Yunho, seraya mengalungkan tangannya pada leher namja tampan ini.

“Mmphh...”Yunho membulatkan matanya tak menyangka Jaejoong seberani ini. Ia ingin melepas sejenak ciuman ini dan berkata sesuatu pada Jaejoong, tapi malah namja cantik ini mendorong kepalanya untuk memperdalam ciuman mereka. Jaejoong berusaha mendominasi sekarang.

“Mmphh...”

“Akh.”Yunho membuka mulutnya, bibirnya digigit oleh Jaejoong.

Jaejoong seperti kehilangan akal sehat, rasa takutnya selama ini pada Yunho sekarang tak ada sama sekali. Jaejoong memasukan lidahnya - mengeksploitasi mulut Yunho - mengajak bergulat lidahnya, tanpa basa-basi apalagi takut atau sungkan.

Yunho tersenyum diam-diam, rupanya Jaejoong tak sepolos yang ia pikirkan. Ini semakin menarik.

Tangan Yunho menyingkap dengan cekatan handuk kecil yang sedari tadi melilit di pinggang Jaejoong, lalu membuangnya kemanapun. Jaejoong pun kini polos. Yunho meremas junior Jaejoong, membuat namja cantik itu menggeliat seraya menggigit lidah Yunho.

“Uhhh...”Jaejoong mendongakan kepalanya setelah reflek melepaskan ciuman mereka karena tak kuat menahan nikmat yang menyerang dari tubuh bawahnya (yang dipermainkan Yunho).

“Kenapa berhenti, Jae. Aku suka namja nakal “bisik Yunho masih mengatur nafasnya.

“Hentihkanhh...”kata Jaejoong bersusah payah.

“Bukankah kau ingin aku memilikimu? Hari ini akan kukabulkan permintaanmu”

Jaejoong melihat pada Yunho serius, meski terasa susah karena ia menahan desahan dan sebisa mungkin tak menggeliat dulu. Jaejoong rasa ada yang tidak beres, Hyung-nya pasti membeberkan sesuatu pada namja penuh nafsu ini.

Chu~
Yunho mengecup singkat bibir Jaejoong, sedetik kemudian mengahiri mempermainkan 'milik' Jaejoong. Tak pelak namja cantik tersebut menghela nafas kesal, sebentar lagi mecapai puncaknya tapi diahiri begitu saja.

“Sabar, Jae. Kita istirahat sebentar sebelum memulai yang lebih hebat. Kau akan sangat puas”kata Yunho seolah mengerti apa yang diinginkan Jaejoong.

“Menyingkir dari tubuhku!”Jaejoong berusaha mendorong tubuh Yunho. Tentu saja ia tak bisa membiarkan Yunho merasa menang karena bisa membeberkan rahasianya yang selama ini ia kunci rapat-rapat, ia harus membuat seolah-olah tebakan Yunho (bahwa ia ingin dimiliki namja tampan itu) adalah salah, dan Yunho jadi kecewa. Di sekolah, Yunho mungkin bisa menang tapi di luar itu, Jaejoong tak mau mengalah.

“Dari mana kau dapatkan video-video saat aku menyentuhmu di toilet sekolah yang beberapa kali sengaja aku suruh Changmin merekamnya, kenapa banyak sekali foto editan kau dan aku berhubungan badan, dan... dari mana kau dapatkan ratusan fotoku bahkan saat aku mandi, huh! Kim Jaejoong, sebenarnya kau itu limmphh--”ujar Yunho membeberkan apa yang ia lihat di folder ponsel Jaejoong, seraya menunjukkannya. Namun terputus oleh ciuman mendadak namja cantik itu sendiri.

“Itu milikku, kau tak berhak melihatnya”Jaejoong cepat merebut ponselnya di tangan Yunho, menyimpannya di bawah bantal.

“Dari Changmin, aku pernah menolongnya saat dia terpeleset dan hampir jatuh dari lantai 8 mall, sebagai gantinya aku memintanya mengirimkan apapun yang berhubungan denganmu, Jung Yunho. Dan aku juga menginginkan video-video 'tentang kita' yang kau rekam”jawab Jaejoong mengaku juga ahirnya. Percuma saja mengelak, bukti fisik sudah jelas menunjukkan kebenaran yang tak dapat disanggah bagaimanapun.

“Kau lebih licik dari dugaanku, Kim Jaejoong”cibir Yunho. Dibalas Jaejoong seringan, benar-benar menunjukkan kalau Yunho benar - ia memang licik.

“Kenapa kau tidak bilang kau itu menyukaiku, huh!”Yunho mulai serius, ia malas terus bermain-main. Tangan kanannya membelai lembut pipi Jaejoong.

“Apa artinya aku di matamu, Jung Yunho? aku hanya mainan dan pemuas nafsu saja, mana pantas mengatakan suka pada 'majikannya' “kata Jaejoong menekankan pada kata terahir ucapannya tersebut. Ia bermaksud menyindir Yunho.

Ternyata benar, ucapan Jaejoong barusan sangat mengenai Yunho.

“Aku terjebak oleh permainan konyol ciptaanku sendiri. Aku dibuat takluk oleh korbanku sendiri”

Lalu Yunjae saling diam. Yunho mulai melepaskan kancing kemejanya. Jaejoong cepat mengerti keinginan Yunho, ia membantu namja tampan itu melepas seluruh pakaiannya (Yunho).

“Saranghae, Kim Jaejoong”ungkap Yunho setelah kini tubuhnya polos, tanpa sehelai benang seperti Jaejoong. Ia mengecup pipi namja cantik itu
“Nado Saranghae, Jung Yunho”balas Jaejoong.

“Aku ingin memilikimu sekarang, BooJae”

“Huh, bilang saja sudah tidak tahan. Dasar otak kotor”

“Kau lebih parah, mengoleksi video 'dewasa' , fotoku saat mandi, dan tadi di kamar mandi... kau mendesahkan namaku terus, heum?”Yunho tersenyum kemenangan.

Sial. Jaejoong mengumpat mengerucutkan bibirnya, sebal. Terus saja kekasihnya sejak beberapa menit lalu ini membeberkan keburukannya. Ia seperti ini juga karena kekasihnya itu, Jaejoong tak terima Yunho menghakiminya terus-menerus.

Chu~
Jaejoong memejamkan mata langsung, ketika bibirnya dilumat Yunho tanpa pemberitahuan. Sial. Sial. Sial. Rasa kesalnya perlahan pudar hanya karena ciuman ini. Jaejoong meremas pundak Yunho.

“Mmmphh...”desah Jaejoong saat milik mereka saling digesekkan oleh Yunho.

“Saranghae”Yunho berbisik, bibirnya melumat daun telinga Jaejoong. Perlahan turun mengendus leher putihnya, memberi kecupan-kecupan ringan, secara perlahan juga Jaejoong mulai merasakan terbang - nikmat.

“Uuhh...Yunniehh.."desah Jaejoong lagi kali ini setengah mengerang, ia merasakan agak sakit pada lehernya. Yunho sedang memenuhi leher Jaejoong dengan tanda merah keunguan - itu menegaskan Jaejoong hanya milik Yunho.

Tangan Yunho menyusup ke bawah, meremas pantat Jaejoong dengan gemas, tanpa berhenti mengesekkan milik mereka berdua. Jaejoong sedikit mengangkat pinggulnya agar tangan Yunho lebih bisa leluasa bergerak.

“Yunhh. . .”Jaejoong semakin dibuat melayang oleh Yunho.

“Teruslah mendesah menyebut namaku, BooJae”kata Yunho melihat sebentar wajah Jaejoong yang dipenuhi kenikmatan. Lebih seksi dan menggoda.

Yunho kembali melakukan tugasnya, bibirnya mengecup lagi, kali ini disekitar dada Jaejoong. Ia paling tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulum dan menghisap pada nipplenya.

“Ouuuhhh. . . .”Jaejoong merasakan selalu saja seperti ini, Yunho menghisap nipplenya bukan menggunakan bibir saja, lebih banyak dengan nafsu.

“Hahhh...”

“Nghhh..ohh...”

Suasa panas penuh erangan juga desahan jadi memenuhi seisi kamar Jaejoong, yang untuk pertama kali jadi saksi bisu 'adegan penuh cinta' seperti ini.

------

“Sa..sakitthh...”erang Jaejoong. Wajahnya basah karena peluh dan air mata yang mengalir seolah tanpa henti. Ia tengkurap, mebenamkan wajahnya di atas bantal seraya mencengkramnya erat sekali.

Dari belakang, Yunho masih kesulitan merasuki Jaejoong sepenuhnya, hole namja cantik itu begitu sempit, wajar saja, ini pertama kalinya untuk Jaejoong.

“Boo, tahan ya”Yunho mendorong tubuhnya terus sambil memegang pinggang Jaejoong.

“Sakithh...”

Saat Jaejoong terus saja merintih...

Brak~

Yunho sontak menghentikan 'perjuangannya' sejenak, lalu menoleh ke arah pintu yang terdengar dibuka paksa atau bisa dibilang seperti terdobrak dari luar. Yunho buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuh bawahnya sendiri dan Jaejoong juga yang pasti.

“Ada apa?”tanya Yunho dengan tenang pada Siwon yang kini berdiri di ambang pintu - terlihat salah tingkah.

“Hanya ingin bilang, aku pergi kencan sekarang dan mungkin tidak pulang malam ini. Aku dan Kimbum akan menginap di hotel”jelas Siwon mengutarakan maksudnya, sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia merasa tak enak sudah jadi penganggu. Ia tersenyum kecut.

“Silahkan kalau ingin pergi. Jaejoong biar kutemani malam ini”

“Kalau begitu aku titip adikku”

“Ya, kau juga jangan khawatir, kalau setelah ini terjadi sesuatu pada adikmu, aku akan bertanggung jawab”

Siwon tersenyum pada Yunho yang tesenyum juga padanya. Sementara Jaejoong menggerutu dalam hati, Yunho berbincang tapi diam-diam tubuhnya sambil melanjutkan gerakan mendorongnya. Jaejoong kesakitan memang, tapi tidak mungkin ia merintih kalau dilihat Siwon begini. Memalukan. Wajah Jaejoong terbenam lebih dalam di bantal.

“Lain kali pintunya dikunci biar orang lain mengerti dan tidak mengganggu kalian”kata Siwon, sebelum menutup lagi pintunya dan pergi dari situ.

"AAAKHHH. . . .”

“Ahirnya masuk juga”

“Yunnie~ah sakitth...”

“Kita mulai saja, hangat dan nikmat berada di dalam tubuhmu, Boo”

Yunho seolah terhinoptis oleh pijatan lembut diding hole Jaejoong terhadap miliknya, yang membuatnya merasakan kenikmatan dan kehangatan. Yunho bahkan terkesan tak lagi peduli Jaejoong sedang mengerang kesakitian atau bagaimana. Namja tampan itu berubah egois jadi mementingkan kenyaman dirinya sendiri. Yunho bergerak penuh nafsu - cukup kasar seraya meremas junior Jaejoong.

“Nghhh...”desah Yunho.

“Hahh..ngghh...Yunhh..sak..”Jaejoong bertambah kesakitan di hole-nya, perih seperti tercabik-cabik.

-----

“Haahhhh. . . . .”Jaejoong mecapai klimaks-nya mendahului Yunho. Padahal, beberapa menit lalu ia masih merasakan sakit, rasa nikmat yang timbul setelahnya cepat sekali menyebar kesuluruh tubuh Jaejoong. Tak pelak ia jadi cepat klimaks.

“Yunhh...sudahhh"pinta Jaejoong, setelah mengeluarkan cairannya, badanya langsung lemas. Namun, Jaejoong tak yakin Yunho mendengarkan permintaannya tersebut. Yunho belumlah klimaks, dan masih bersemangat.

“Yunhh...”Jaejoong berusaha menyingkirkan tangan Yunho dari miliknya, ia tak kuat lagi harus menerima dua kenikmatan sekaligus - didepan dan belakang. Ia nyaris tak memiliki tenaga lagi untuk menerima perlakuan nyaman Yunho.

Yunho malah bertambah kasar meremas milik namja cantiknya, seraya mempercepat gerakannya. Ia tersenyum kemenangan.

“Bukankah seperti ini adalah mimpimu, kau menulisnya setiap hari di menu agenda ponselmu”ujar Yunho membeberkan lagi yang ia lihat di ponsel Jaejoong. Ia agak menahan desahannya.

“Arrassohh... tapi akuu..lelahh...”

“Aku belum puas, Boo...”

“Biarkanhh... aku istirahat sebentar, Yunniehh... kau bisa melanjutkan lagi setelahh...aku tidak lelah..nghh...”meski agak ragu, Jaejoong tidak punya cara lain membujuk Yunho agar mau berheti. Begini rasanya lebih baik, setidaknya ia punya kesempatan istirahat beberapa waktu sebelum berlanjut melayani Yunho yang entah sampai kapan nanti - puas.

“Tunggu setelah yang pertama ini selesai”

-----

Erangan panjang Yunho saat mecapai puncak mengartikan kegiatan YunJae berhenti untuk sementara. Yunho segera membalik tubuh Jaejoong kembali terlentang. Ia melumat lebut bibir namja yang baru saja memberinya kepuasan tiada tara. Ia pun belum mengeluarkan miliknya.

“Boo...”panggil Yunho setelah melepas ciuamannya. Ia memandang lembut pada Jaejoong.

“Heem...”gumam Jaejoong masih mengatur nafasnya.

“Tinggalah bersamaku”

“Yun...”Jaejoong menelan ludahnya, matanya membulat tak percaya. Yunho mengajak tinggal bersama secepat ini tanpa pertimbang dulu.
“Kau sudah 2 tahun ikut kakak iparmu dan setelah Siwon menyusul kesini, kau membuat suami istri tidak leluasa bermesraan di rumah mereka sendiri”

Jaejoong tak menjawab tapi membenarkan perkataan Yunho tersebut. Selama ini Kibum memang senang Jaejoong tinggal di rumahnya, namun itu saat Siwon masih berada di Gwangju - ada urusan yang berlarut-larut dengan keluarga besar dari ayahnya ( Mr. Choi). Saat itu juga Kibum tinggal sendirian dan Siwon menyuruh Jaejoong menemani Kibum. Dan sekarang, Siwon sudah di samping Kimbum, mereka pasti ingin selalu bermesraan. Apalagi Siwon dan Kibum tinggal terpisah sejak bulan pertama mereka menikah 2 tahun lalu. Siwon dan Kibum pasti sungkan kalau bermesraan di depan Jaejoong. Saat ini saja keduanya pergi hanya untuk bermesraan.

“Menikahlah denganku, Baby”lanjut Yunho, membuat Jaejoong harus menelan ludah dalam-dalam sekali lagi.

“Jung Yunho, jangan main-main dengan pernikahan. Tidak lucu bercandamu itu”Jaejoong malah menasehati, memegang pipi namja tampan di atasnya - yang tengah menindihnya. Ia berpura-pura tak menganggap serius, padahal di dalam hati Jaejoong sangat mengharapkannya.

“Aku serius, Kim Jaejoong”tegas Yunho terdengar kesal.

“Tapi kita masih sekolah, orangtuamu juga pasti belum tentu setuju”

“Orangtuaku lebih mencintai bisnis mereka dari pada anaknya. Aku kesepian, di rumah hanya ada para pelayan yang tak menarik sama sekali. Huh, Appa dan Ummaku pulang 3 bulan sekali. Kau jangan pikirkan mereka, akan kubuat mereka setuju bagaimana pun caranya”

“Jangan memaksa orangtua, itu dosa, Yun.”

“Orangtuaku juga berdosa, mereka tak pernah merawatku sejak kecil”

“Mereka bekerja untukmu, Yun. Bukmmphh....”

Yunho mencium mendadak bibir supaya Jaejoong berhenti bicara yang keluar jalur begini. Ia secara istilah sedang melamar, tapi namja cantik ini malah membahas yang tak ia suka. Hubungannya dengan Mr. dan Mrs Jung - orangtuanya sendiri memang tidak dekat. Yunho tak pernah mau bicara ketika ayah atau ibunya pulang,ia akan mengunci diri di kamarnya untuk mengontrol sakit hatinya setiap kali melihat atau mengingat wajah dua orang yang seharusnya selalu ada untuknya, tempatnya berkeluh kesah, dan tentu saja memenuhi hatinya dengan kasih sayang. Yunho sebenarnya iri saat melihat anak sebayanya bisa tertawa bersama orangtuanya meskipun mereka tidak mampu.

“Aku tidak butuh harta, aku butuh kasih sayang. Orangtuaku tidak mau memberikannya untukku. Aku tidak tahu harus meminta kepada siapa lagi selain padamu, Boo”

“Yunnie....”Jaejoong memeluk Yunho yang perlahan meneteskan air mata.

“Aku mohon, BooJae”

DEG
Jaejoong tiba-tiba merasakan jantungnya berpacu tak karuan, Yunho memohon dengan agak terisak seraya membalas pelukannya erat sekali. Ia jadi paham kenapa di sekolah Yunho sangat semena-mena, Yunho ingin diperhatikan.

“Aku mau, Yun. Aku yang akan memenuhi hidupmu dengan kasih sayang”Jaejoong yakin Yunho serius padanya. Yunho tanpa ragu membeberkan tentang hidupnya yang kontras sekali dengan yang terlihat di luar di mata orang banyak. Mungkin Yunho akan ditertawakan seluruh warga sekolah mereka tahu hal ini. Hey! Jung Yunho yang berkuasa itu menangis.

Jaejoong mempererat pelukannya, ia harap ini bisa membuat Yunho lebih tenang perasaannya.

-----

“Apa tidak terburu-buru menikah sekarang, kita masih sekolah”

“Siwon juga menikah di usia sekolah”

“Aish. Yun! pelan-pelan, hole-ku masih sakit”

“Enak sekali, Boo...”

Jaejoong melihat Yunho dengan bibir agak mengerucut. Yunho tetaplah Yunho, sesedih apapun keadaannya tetap saja mesumnya tidak boleh diabaikan.

~ THE END~

Ancurrrrrrrrrrrrrrrr..................
Mianhae...................

Gomawo....
^_^

2 komentar:

  1. menarik sangat menarik
    hai can you share in my twitter on my email your story

    BalasHapus
  2. menarik sangat menarik
    hai can you share in my twitter on my email your story

    BalasHapus