Minggu, 15 September 2013

[FF-YunJae] PG-NC/Yaoi/MISSING LOVE/Chapter 6 ~Ending~

Title : Missing Love

Author : Minhyan-ssi


Pairing : Yunjae


Legh : 6 of 6 and Epilog


Ratting : PG-17


Genre : Drama – Angst – Yaoi – NC


Cast :

- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- Etc

 FF ini terinspirasi dari drama I MISS YOU-nya presdir YJS.. akakakak… ah… boleh juga deh disebut njiplak drama I Miss You, yang jelas ni FF kubuat sebagai reflek dari drama I Miss You yang nguras emosi…

Ok, Happy reading all. . .


####

“Kau bisa pergi setelah kau merasa lebih baik,” kata Yunho seraya membantu Jaejoong meletakkan  secangkir kopi yang baru diminumnya ke nakas. Jaejoong bersandar di tempat tidur Yunho setelah ia siuman beberapa saat yang lalu. Ia lalu duduk di pinggiran tempat tidur – menyampingi Jaejoong.

Jujur saja, Yunho tak bermaksud berkata seperti mengusir pada Jaejoong. Ia senang ahirnya dapat bertemu dan melepas rindumya kepada Jaejoong. Ia dapat memeluk lagi pria cantik yang dicintainya tersebut. Hanya saja, Yunho masih dibayang-bayangi oleh ketakutannya.

Ia jadi tak berharap banyak kepada Jaejoong. Ia juga tak mau merasakan kembali ditinggalkan oleh orang yang ia cintai jika ia terlalu memaksakan perasaanya.

Grep~

Yunho agak tersentak. Sepasang lengan tiba-tiba memeluk pingganya. Ia marasakan punggungnya menghangat dan sesuatu seperti bersandar disana. Siapa lagi jika bukan Jaejoong yang memeluknya dari belakang begini.

“Aku akan mengikuti kemanapun kau pergi,” celetuk Jaejoong. Membuat hati Yunho seperti berlonjak girang, namun sesaat saja. Pria tampan ini berusaha tak terlalu larut dengan persaanya, ia harus realistis mulai sekarang.

“Apa kau ini paparazi? Dan aku bukan artis,” ujar Yunho dengan dingin.

“Aku tahu, tapi aku tetap akan mengikutimu, Jung Yunho. Aku akan menjadi stalker-mu atau bila perlu aku akan menjadi sasaeng fans untukmu.”

Yunho melepaskan pelukan Jaejoong di pinggangnya. Ia lalu memutar tubuhnya – melihat pada Jaejoong. Ucapan Jaejoong barusan, tidak dapat Yunho anggap sepele.

“Jangan bermain-main dengan ucapanmu, Kim Jaejoong.” Yunho melihat serius pada Jaejoong.

“Aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku.” Jaejoong balas melihat serius pada Yunho.

Yunho tertawa meremehkan. “Aku, tidak akan menghancurkan diriku lagi hanya karena dirimu, Kim Jaejoong.” Yunho lalu berkata sebari mengacungkan telunjuk tepat pada wajah Jaejoong. Demi Tuhan, hati Yunho sedang memberontak. Ia tega berkata kejam pada orang ia cintai, hanya demi rasionalitas yang teguh dipegangnya? So, damn it.

Yunho menggunakan rasionalitasnya untuk melarikan diri dari rasa takut yang membelenggunya. Yang seharusnya tak perlu untuk keadaan seperti ini. Memang ia tak terluka, tapi ia melukai Jaejoong.

Jaejoong pun agak tersentak. Mata indahnya mulai terasa menghangat dan nyaris meneteskan airmata. Ia lalu memukul bahu Yunho agak keras.

“JUSTRU KAU YANG MEMBUATMU HANCUR, JUNG YUNHO!” teriak Jaejoong, dengan airmata yang tak terelakkan lagi.

Dan berbalik membuat Yunho tersentak.

“Kau tak pernah membiarkanku lepas darimu. Kau selalu mengawasiku setiap saat! Bahkan, kau tak membiarkanku memikirkan oranglain selain dirimu. Aku membencimu, Jung Yunho. AKU MEMBENCIMU!” Kali ini Jaejoong berteriak dengan histeris. Ia terus menarik kemeja yang dikenakan Yunho.

Yunho yang sebenarnya sudah hancur, semakin hancur saja. Airmata, pada ahirnya tak dapat Yunho hindari juga. Perlahan kedua tangan kekarnya terulur untuk menyentuh pundak Jaejoong.

“Aku menderita selama ini. Semakin aku ingin meninggalkan semua tentangmu, justru aku sendiri yang tidak mau kau meninggalkanku. Saat itu rasanya aku ingin mati karena merindukanmu, tapi aku tak dapat memelukmu. Aku memang bodoh tidak peka dengan perasaanku sendiri. Aku mencintaimu, Jung Yunho. AKU MENCINTAIMU!” kembali Jaejoong berteriak histeris.

Rasonalitas yang selama beberapa waktu memenangi atas kontrol diri Yunho, runtuh saat itu juga. Tanpa banyak yang dipertimbangkan lagi, Yunho langsung saja memeluka erat Jaejoong yang menangis di dadanya.

Dihianati, dibohongi, ditinggalkan. Persetan dengan semua itu. Yunho yakin Jaejoong mengatakan yang sebenarnya – dari hati terdalamnya. Ia tidak melihat kebahagiaan di mata Jaejoong. Ucapan Bibi Jang tadi pagi sebelum ia menuju restoran, tentang Jaejoong yang selalu berkunjung dan menanyakan tentang Yunho selama setahun tanpa lelah. Yunho jadi semakin yakin Jaejoong tulus mencintainya. Ia tak perlu goyah lagi oleh pikiran-pikiran negatif dan ketakutan bodoh yang tak perlu.

Chu~

Yunho mencium bibir Jaejoong dengan lembut namun dalam, dan tanpa nafsu disana. Jaejoong memejamkan mata, mencoba menikmati dan sesekali membalas perlakuan mesra Yunho.

Seperti ada sihir yang menyatukan kembali kepingan-kepingan hati Jaejoong yang sempat hancur berantakan. Ia pun kembali tenang dan jiwanya terasa menghangat. Sangat nyaman. Yeah, seperti ini yang hati kecilnya inginkan. Kebahagiaan yang berasal dari seorang Jung Yunho, bukan yang lain.

# # # # #  

Epilog

LA, Amerika 1 bulan kemudian

Jaejoong mengambil tangan Yunho, lalu menggenggam dan agak meremasnya dengan lembut. Yunho yang sepanjang perjalanan menggunakan mobil hanya terus menatap ke depan, jadi menoleh ke samping melihat pada Jaejoong. Jaejoong balas tersenyum padanya.

“Jangan gugup, Yunnie,” kata Jaejoong pada Yunho, yang duduk di sebelahnya di bangku belakang mobil. Dengan panggilan kesayangannya untuk Yunho.

 Yeah, bisa bilang hubungan YunJae kini semakin dekat dan mesra. Tidak ada lagi keraguan Jaejoong baik tentang perasaanya kepada Yunho ataupun cinta Yunho kepada Jaejoong. Perlahan kesehatan psikologis Yunho pun membaik. Tentu saja hal tidak lepas dari perhatian dan pengertian yang selalu Jaejoong berikan pada Yunho. Serta ketlatenan dan kesabaran Jaejoong untuk menemani Yunho ‘berobat’ kepada ahlinya. Demi Yunho agar dapat beradaptasi kembali dengan realitas sosialnya, Jaejoong tidak akan menyerah membantu pria yang dicintainya itu.

“Tidak bisakah kunjungan ini ditunda, Boo?” tanya Yunho, juga dengan panggilan kesayangannya pada Jaejoong.

“Kalau kau ingin kita menikah secepatnya, kita harus bertemu dengan Eomma-ku dulu. Dia harus tahu kalau putranya yang cantik ini akan menikah,” balas Jaejoong. Ia tersenyum sangat manis.

Chu~

Jaejoong mengecup singkat bibir Yunho.

“Apakah perasaanmu sudah lebih baik?” tanya Jaejoong.

Yunho menggeleng ditemani sebuah seringaian yang tersungging di sudut bibir mungilnya.

Chu~

Mata indah Jaejoong melebar. Ia reflek meremas kemeja bagian pinggang Yunho. Ia sedikit melirik pada sopir taxi yang tengah mereka berdua tumpangi sekarang. Wajah putihnya berubah merah padam dalam sekejap. Bagimana tidak, Yunho mendadak menciumnya dengan dalam dan basah. Tidak sadarkah Yunho jika mereka bukan sedang berduaan? Oh, dasar pervert bear.

Jaejoong melihat sopir tersebut sempat melirik pada mereka, meski sekilas namun mampu membuat Jaejoong ingin ditelan bumi  karena sangat malu.

# # # # #

“Jaejoongie…”

“Jaejoong hyung!”

Ibu Jaejoong dan Junsu langsung saja menghabur memeluk Jaejoong yang baru saja menginjakkan kaki di rumah mereka. Jaejoong tersenyum sambil melirik pada Yunho yang nampak gugup di sebelahnya.

“Aku merindukanmu, Eomma, Junsu-ah,” ujar Jaejoong. Ia lalu balas memeluk dua orang yang dicintainya setelah Yunho.

“Kami lebih merindukanmu, Jongie,” balas ibu Jaejoong. Ketiganya masih saling memeluk begini dalam beberapa saat. Dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, hanya airmata bahagia yang mewakili perasaan hati ketiganya. Terlebih ibu Jaejoong yang selama setahun lebih selalu mengkhawatirkan  Jaejoong, setelah terahir kali Jaejoong mengabarkan jika Yunho pindah ke Jepang. Tapi beberapa waktu yang lalu tiba-tiba Jaejoong mengabarinya kalau ia akan ke Amerika bersama Yunho. Ia benar-benar bersyukur, ahirnya Jaejoong berhasil mendapatkan kembali kebahagiaannya.

“Kau, Jung Yunho?” tanya Ibu Yunho kemudian. Setelah menyudahi momen melepas rindu mereka.

“N-ne. Annyeong, Ahjumma.” Yunho yang sedikit melamun, jadi tergagap. Ia membungkukkan badan pada ibu Jaejoong dengan terburu-terburu.

Junsu tertawa kecil melihat Yunho tertangkap basah tengah melamun. Yunho menggaruk belakang kepalanya, jujur saja ia sangat malu.

“Eomma, aku sudah sele – “ ucap seseorang yang baru muncul dari dalam kamar rumah ini. Yang langsung menyita perhatian YunJae, Junsu dan ibunya.

Mata musang Yunho melebar begitu melihat orang tersebut. Ia mengepalkan tangannya karena mendadak emosinya menyeruak. Jelas saja, karena orang tersebut adalah Park Yoochun. Dan Yunho tidak akan membiarkan Yoochun mengambil Jaejoong lagi dari sisinya.

Jaejoong cepat menyadari emosi yang terjadi. Pria cantik ini segera memeluk lengan Yunho sebelum  Yunho dikendalikan emosinya. Ia melihat – seperti memberi kode pada Junsu. Dengan cepat Junsu dapat mengerti maksud hyung-nya.

Junsu berjalan mendekati Yoochun. Ia lalu memeluk salah satu lengan Yoochun.

“Park Yoochun adalah suamiku sekarang,” Junsu melihat pada Yunho dan tersenyum.

Yunho mengendurkan kepalannya perlahan.

“Park Yoochun adalah adik iparku sekarang. Tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi. Aku juga tidak berminat menjadi milik orang lain selain dirimu, beruang mesum.” Jaejoong agak berbisik di telinga Yunho.

Yunho menoleh padanya. Perlahan Yunho mengukir senyuman manis di bibir mungilnya. Dalam sekejap, emosinya pun lenyap.Yeah, jika benar seperti itu, ia tidak akan khawatir lagi.

“Tapi jika kau membuat kakak iparku menangis lagi, aku akan mengambilnya dari sisimu. Dan mungkin aku tidak akan segan untuk membunuhmu, Jung Yunho,” kata Yoochun, namun dengan tersenyum pada Yunho.

Yunho terkekeh. Ia tahu Yoochun tidak benar-benar serius dengan ucapannya. Sekedar mengingatkan untuk mengigatkan dirinya agar memperlakukan Jaejoong dengan lebih baik, itu saja.

# # # # #

Dalam setahun kebelakang, memang begitu banyak hal terjadi tanpa terduga dalam hidup YunJae dan orang-orang yang dekat dengan mereka. Yang telah terjadi, telah mendidik dan mengubah hidup mereka semua menjadi lebih baik. Salah satunya adalah Yunho dan Yoochun, keduanya memutuskan untuk mengahiri permusuhan diantara mereka. Dan menjadi keluarga besar sebagaimana mestinya.

Tak ada lagi hal untuk mereka perebutkan. Yoochun telah dapat menerima jika perasaan Jaejoong bukan untuknya lagi, meski itu berat sekali diawal-awal. Yoochun sangat bersyukur memiliki Junsu disisinya. Yang tak pernah menyerah, dengan cinta dan kesabarannya membantu Yoochun melepaskan perasaanya kepada Jaejoong, dan membuka hatinya untuk orang lain. Dan tiga bulan yang lalu ahirnya Yoochun resmi menikahi Junsu.

“Makanlah, ayo makan. Jangan biarkan perut kalian meraung-raung. Yunho-ah, makanlah yang banyak,” ujar ibu Jaejoong – menyuruh kepada anak-anaknya untuk segera makan sebari menaruh daging di mangkuk Yunho.

Mata musang Yunho seolah tak melepaskan sosok Nyonya Kim. Ia menaruh satu tangannya yang memegang sumpit di meja sambil terus mengamati setiap gerak-gerik calon mertuanya tersebuk yang sibuk membagikan satu-persatu menu makanan ke mangkuk anak-anaknya.

Tes~

Yunho tanpa terasa meneteskan airmatanya. Secara kebetulan ibu Jaejoong melihat hal tersebut, langsung saja melihat serius pada Yunho.

“Yunho-ah, kau kenapa?” tanya ibu Jaejoong terdengar seperti khawatir. Membuat Yunho semakin tak dapat mengendalikan airmatanya. Pria tampan tersebut lantas menundukkan kepalanya.

Junsu, Yoochun dan Jaejoong jadi ikut melihat padanya. Jaejoong yang duduk di sebelah Yunho lantas membelai lembut belakang kepala Yunho. Bermaksud menenangkan kekasihnya tersebut.

“Yunnie…” lirih Jaejoong. Secara tidak langsung ia juga sedang menanyai Yunho kenapa pria tampan ini menangis. Ia pun juga merasakan khawatir pada Yunho, seperti ibunya.

“Aku… aku merindukan eommaku. Dulu dia sering menaruh banyak makanan ke mangkukku seperti ini saat aku tidak nafsu makan. Aku benar-benar merindukannya,” tutur Yunho. Tak lagi diam-diam dalam menangis. Ia bahkan membairkan saja airmata mengalir deras membasahi pipinya.

Ibu Jaejoong merasa terharu, ia pun meneteskan airmata juga. Ia semakin yakin yang dikatakan Jaejoong setahun yang lalu itu benar. Yunho bukan orang yang jahat ataupun kejam, justru sebaliknya. Yunho adalah pria yang rapuh di dalam karena kekurangan cinta dari orang-orang terdekatnya. Ia hanya perindu cinta yang  menginginkan Jaejoong untuk memberinya cinta tersebut. Hanya caranya saja mungkin kurang tepat.

Ibu Jaejoong lalu meraih tangan Yunho yang tersimpan di meja dari tadi. Ia memegangnya, dan satu tangannya menepuk-nepuk kecil tangan Yunho tersebut..

Yuno pun kembali menegakkan kepalanya – melihat pada ibu Jaejoong.

“Yunho-ah, kalau kau meridukan eomma-mu, datanglah padaku. Aku juga Eomma-mu, aku akan berusaha menjadi Eomma yang selalu membuatmu merasa aman dan nyaman,” ujar ibu Jaejoong, membuat sekujur tubuh Yunho berdesir hangat. Yunho bahkan jadi tak malu menunjukkan tangisannya yang sesungguhnya – menujukkan kerapuhan yang sebenarnya (yang selama ini hanya ditunjukkan kepada Jaejoong).

Suasana seperti ini juga membuat Junsu dan  Jaejoong menitikan airmata haru. Junsu menyembunyikan wajahnya di dada Yoochun yang dibalas Yoochun dengan sebuah pelukan hangat. Sementara Jaejoong langsung membawa Yunho dalam pelukannya.

“Eomma-ku adalah eomma-mu dan adikku juga akan menjadi adikmu, Yunnie. Kau adalah anggota baru  keluarga kami. Kita adalah keluargamu, Yunnie. Jadi jangan pernah merasa kesepian lagi. Kami semua menyayangimu, beruang Jung.”

“BooJae…”lirih Yunho kemudian memeluk Jaejoong. Ia menyembunyikan wajahnya di balik leher kekasihnya tersebut. Entah, ia tak tahu harus berkata apa sekarang. Ia shock, terharu, senang dan banyak perasaan saling bercampur memenuhi perasaan dan jiwa Yunho sehingga membuat pria berwajah kecil ini jadi merasa ini seperti mimpi yang indah.

Jika ini memang benar mimpi, Yunho tidak ingin berahir sekarang. Terlalu indah dan tak pernah ia bayangkan.
Yunho juga tak pernah menyangka keluarga Jaejoong menerimanya dengan seindah ini. Mengingat dirinya telah mengambil Jaejoong dari mereka selama tiga belas tahun. Selama perjalanan dari Jepang ke Amerika, perasaan Yunho tak pernah tenang sedetik pun – selalu panik. Ia takut ibu dan adik Jaejoong akan membuat perasaanya menderita atau paling buruk akan membunuhnya karena perbuatannya kepada Jaejoong. Tapi ternyata fakta lebih indah dari pada sekedar asumsi. Malah ia mendapatkan sesuatu – keluarga (lagi) yang ia ridukan selama ini, dan ragukan akan dapat merasakan hangatnya sebuah keluarga seperti dulu.

Dan demi Tuhan, semua ini benar-benar indah.

******

Malam semakin larut, detak jarum jam telah menunjukkan jam 12 malam. Namun tak lantas membuat ibu Jaejoong terlelap karena dinginnya malam yang menusuk. Ia justru duduk sendiri di teras belakang rumah yang di depannya ada taman kecil. Wanita setengah baya tersebut terus menatap bintang-bintang di langit, sambil tanpa henti mengucapkan syukur kepada Tuhan. Setelah banyak menderita dalam hidup, ahirnya kedua anaknya dapat menemukan kebahagiaan mereka untuk selamanya.

Chu~

Ibu Jaejoong tersentak, seseorang mencium pipinya dari samping secara mengejutkan.

“Aigoo… Jung Yunho!” kata ibu Jaejoong nyaris berseru. Ia lalu memukul pelan bahu Yunho.

Yunho tertawa kecil. Ia lalu mengambil duduk di sebelah calon mertuanya tersebut. Ia tanpa ragu dan canggung menyimpan kepalanya di bahu wanita yang mulai ia cintai seperti ia mencintai almarhum ibu dan ayahnya sendiri.

“Jangan pernah meninggalkan aku, Eomma. Aku tidak mau kehilangan orangtua lagi.” Kata Yunho.

Ibu Jaejoong lalu merangkul bahu Yunho.

“Tentu saja tidak. Mana ada eomma yang tega meninggalkan anak-anaknya, kecuali ada alasan yang masuk akal.”

“Eomma Kim, saranghae.” Kali ini Yunho agak berbisik sekilas di telinga ibu Jaejoong. Ia lalu kembali bersandar pada bahu Nyonya Kim.

“Nado saranghae, anakku, beruang Jung.” Ibu Jaejoong menepuk-nenpuk pundak Yunho sebari meneteskan airmatanya.

Yunho lalu memeluk calon mertuanya tersebut dari samping.

~THE END~

Sumpah…. Gue malu ma part ini, geje.. tapi tolog yang g masuk akal anggap masuk aja… ini ff-ku, dinia-ku, dari imajinasiku… jadi yang geje anggap g geje yah… aigo.. gue malu…

But, makasih ya udah baca FF ini dari awal sampai ahir..


Sampai jumpa di FF ku selanjutnya..
Aku sudah mempersiapkannya n maybe seminggu lagi gue post…

Thanks..

Jangan lupa maen blog ku ya cassie. blogspot. com





1 komentar:

  1. Endingnya.. Mlah sma umma Kim.. hehe

    Kirain bakal gmna gtu sma jaejong mumpung di Amrik..


    Bagus kok gomawo ne..

    BalasHapus