Selasa, 06 Agustus 2013

[FF-YunJae] MISSING LOVE/Chapter 2

Title : Missing Love

Author : Minhyan-ssi


Pairing : Yunjae


Legh : 2 of ?


Ratting : NC-17


Genre : Drama – Angst – Yaoi – NC


Cast :

- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- Etc

 FF ini terinspirasi dari drama I MISS YOU-nya presdir YJS.. akakakak… ah… boleh juga deh disebut njiplak drama I Miss You, yang jelas ni FF kubuat sebagai reflek dari drama I Miss You yang nguras emosi…

Ok, Happy reading all. . .


>>> 

Tuk~
Tuk~

Jaejoong memotong bawang merah dengan pandangan yang kosong. Di telinganya masih terngiang oleh ‘saranghae’ yang terlontar dari bibir Yunho – orang yang ingin ia benci namun entah kenapa sangat sulit untuk membencinya.

Terkadang Yunho memang memperlakukannya dengan kasar dan dingin, namun ketika Jaejoong melihat dalam mata musang pria tampan itu, rasa benci itu berubah seratus delapan puluh derajat. Rasa kasihan dan ingin melindungi yang malah menyeruak bertempur dengan fakta yang terjadi. Mata musang itu seperti selalu dipenuh kesedihan dan kesengsaraan.

 Yunho memiliki segalanya, tapi selama 13 tahun bersama Yunho, tak pernah sakali saja Jaejoong melihat Yunho tersenyum. Ia tak pernah melihat Yunho berlibur atau  bersenang-senang dengan hasil kerja kerasnya. Waktu luang yang Yunho dapat, selalu dihabiskan untuk bersama Jaejoong. Jaejoong tidak tahu dengan pasti, namun menurut Bibi Kim – kepala pelayan di rumah keluar Jung, sikap Yunho berubah menjadi pendiam dan kasar setelah kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan saat Yunho baru berulang tahun yang ke-6.

Apakah selama ini sebenarnya Yunho tak bermaksud mengkasari dirinya? Dia hanya sulit merefleksikan akfitas mental dan perasaan kedalam sikap dan perbuatannya dengan benar? Dan perasaan yang Yunho katakan itu tulus? Oh, God.

“Jaejoong-ah,”

Pikiran pajang Jaejoong membuyar, setelah seseorang menepuk pundak dan memanggilnya pelan. Jaejoong lalu berbalik melihat pada orang tersebut.

“Yoochunnie, apa yang kau lakukan disini?” tanya Jaejoong.

Yeah, selama 13 tahun Park Yoochun tak pernah tinggal diam atas yang terjadi pada kekasihnya. Ia terus berusaha mencari cara untuk mengeluarkan Jaejoong dari kungkungan Yunho. Setelah selesai dengan masa SMA-nya, Yoochun mengambil beasiswa kuliah di Amerika. Ia lalu mengubah identitasnya menjadi Micky Park dan melamar menjadi asisten sekertaris Jung Yunho. Agar dapat melindungi Jaejoong dan mencari jalan keluar untuk kekasih cantiknya tersebut secara diam-diam.

Meskipun Yoochun terkadang merasa dadanya sesak dan hampir membunuhnya, jika ia mengingat yang telah Yunho lakukan pada Jaejoong. Yoochun selalu berusaha membuang jauh-jauh hal itu dan mencoba menerima Jaejoong apa adanya.

“A-aku sedang membuatkan sarapan untuk Yunho.” Kata Jaejoong menjawab pertanyaan Yoochun sebelumnya.

Satu tangan Yoochun terulur menyentuh pipi kanan Jaejoong. Cairan bening mulai mulai mengumpul di sudut mata Yoochun. Raut wajahnya pun kini berubah sendu.

“Ini salahku, Jae. Seharusnya aku lebih kuat waktu itu. Kau… mungkin tidak akan seperti ini.” Yoochun pun melepaskan tangisannya, membiarkan cairan bening itu membasahi pipinya.

Jaejoong menyentuh tangan Yoochun yang memegang pipinya, ia sedikit menggerakkan kepala disana.

“Aku tidak apa-apa Yoochun-ah. Sungguh.”

Tes~

Pada ahirnya, Jaejoong pun menitikan air mata juga. Beberapa menit keduamya pun tenggelam dalam keharuan bersama.

Tuk~
Tuk~

Derap langkah laki terdengar dan semakin lama semakin terdengar jelas di telingan Yoochun dan Jaejoong. Yoochun segera menarik tangannya. Ia dan Jaejoong lalu cepat-cepat mengusap air mata yang mengalir di pipi mereka.

“Aku menyuruhmu untuk langsung ke ruang kerjaku, Micky.” Yunho yang baru datang, melihat tajam pada Yoochun.

“Mi-mianhae, Presdir.” Yoochun membungkukkan badan berkali-kali. Walau ia benci sekali melakukan ini.

“Yunho-ah, tadi Micky ingin meminta air putih saja. Dia tidak tahu dimana air putihnya disimpan jadi dia langsung kesini,” Jaejoong menyela meski agak takut-takut dan gugup. Ia hanya tidak mau Yoochun terkena masalah.

Yunho tertawa meremehkan.

“Sa-saya akan ke ruang kerja anda sekarang, Presdir.” Yoochun membungkukkan badan (lagi) sebelum kemudian mulai berjalan meninggalkan YunJae.

“Buatkan aku kopi dan antar ke meja kerjaku.” Perintah Yunho pada Jaejoong.

“Tapi kau belum sarapan, Yun. Perutmu bisa sakit.”

Yunho hanya terkekeh sambil melihat pada Jaejoong.

Sekilas, Yoochun masih dapat mendengar percakapan diantara Jaejoong dan Yunho. Ia mengepalkan tangannya erat. Cemburu. Yeah, Yoochun akui ia iri dengan Yunho. Yunho mendapatkan semua yang seharusnya menjadi miliknya dari Jaejoong. Diri Jaejoong, kebersamaan dan perhatian dari namja cantik itu.

# # # # #

“Hari ini aku sedang tidak ingin ke kantor. Kerjakan semua ini,”

Buk~

Yunho sedikit melemparkan setumpuk berkas tepat di hadapan Yoochun. Sambil menyimpan rasa marahnya, Yoochun mengambil setumpuk berkas tersebut.

Ceklek~

Jaejoong membuka pintu ruangan Yunho, ia berjalan menghampiri Yunho dengan secangkir kopi di tangannya. Yoochun mengepalkan tangannya, ia semakin keras menahan diri utuk tidak terprovokasi. Melihat Jaejoong begini, semakin memupuk kesedihan yang Yoochun rasakan.

Jaejoong meletakkan kopinya di depan Yunho dan lalu beranjak untuk pergi, namun baru satu langkah berjalan, Yunho menarik lengan Jaejoong hingga namja cantik itu terduduk di pangkuan Yunho. Yoochun agak tersentak dan hampir tak dapat mengendalikan diri.

Deg~
Deg~

Jantung Jaejoong berdebar ketakutan. Ia tidak dapat menebak isi pikiran Yunho – apa yang hendak Yunho lakukan padanya. Ia hanya menerawang ke dalam mata musang itu.

“Tuangkan kopinya untukku,” perintah Yunho.

Jaejoong menurut, dengan agak gemetar ia menuangkan kopi dari cangkirnya ke alas cangkir dan meniupkannya.Ia kemudian menyodorkannya pada Yunho. Yunho menyeruputnya pelan-pelan. Mata musang melirik pada Yoochun dan bibir tebalnya menyingerai sedikit.

Yunho bukan orang bodoh. Menerima orang-orang yang bekerja padanya dengan begitu mudah dan tanpa pertimbangan? Yang pertama adalah ia akan mencari tahu latar belakang orang yang ingin bekerja padanya tersebut. Tak terkecuali Park Yoochun, pria berkening lebar itu pun tak luput dari penyelidikan.

Yunho sengaja membiarkan Yoochun, ia ingin tahu sejauh mana kekasih Jaejoong itu dapat bergerak melawan dirinya.

“Micky,”

“Ne, Presdir,” Yoochun melihat pada Yunho.

Yunho tersenyum lebar, tangan kirinya perlahan ia lingkarkan ke pinggang Jaejoong.

“Aku benar-benar senang memiliki Jaejoong. Masakannya sangat enak, bahkan sampai membuatku tidak bisa beralih ke masakan orang lain. Dia juga sangat perhatian,” ucap Yunho, semakin menyingerai ketika tatapan Yoochun padanya dan Jaejoong semakin tajam.

“Lihatlah Micky, mata Jaejoong sangat indah,” Yunho membelai pada mata Jaejoong.

“Kulitnya putih mulus dan harum,” kali ini Yunho menggerakkan kepalanya – mengendus wajah kemudian leher Jaejoong.

Demi Tuhan, Yoochun ingin  menghajar Yunho sekarang juga. Diam-diam ia manarik nafas beratnya yang panjang. Jangan sampai ia lepas kendali dan membuat sia-sia semuanya.

“Micky,”

“Ah, ne, Presdir,” Yoochun sebisa mungkin menunjukkan sikap yang biasa saja.

“Kenapa kau diam saja. Berikan pendapatmu tentang Jaejoong.” Yunho semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Jaejoong.

Yoochun melihat pada Jaejoong.

“Tuan Jaejoong sangat sempurna, dan sangat serasi  bersanding dengan, Presdir.” Ucap Yoochun.

Mata Jaejoong terasa menghangat, cairan bening mulai mengumpul di sudutnya. Sesungguhnya ia ingin menangis sekarang. Ia dapat mengerti perasaan Yoochun sekarang ini. Kekasihnya itu tidak baik-baik saja, meskipun ia tak bersikap berlebihan. Biasa saja dan nampak tak terpengaruh apapun. Yoochun saat ini pasti tertekan karena Yunho yang seperti ini.

“Hahaha…” Yunho tertawa terbahak-bahak. Membuat Yoochun semakin terdorong untuk menghabisi atasannya itu detik ini juga. Ia tidak tahan lagi.

“Kau benar sekali, Micky. Jaejoong memang sangat sempurna.” Yunho agak mendekatkan kepalanya pada Yoochun. “Aku beritahu satu hal, Jaejoong juga sangat hebat di ranjang. Dia benar-benar memuaskan,” lanjut Yunho, kemudian ia tertawa kembali.

“Bibirmu selalu manis dan menggoda, Kim Jaejoong.” Kali ini Yunho melihat pada Jaejoong. Jari lentiknya terus mengusap bibir yang sudah seperti candu untuknya.

Chu~

Yunho melahap bibir Jejoong secara mendadak dan mengejutkan. Jaejoong terkesiap, namun kepalanya dengan cepat ditahan Yunho dengan tangan kekarnya. Jaejoong jadi tak dapat mengelak ataupun melepaskan diri adari ciuman ini.

Yunho mulai melumati bibir Jaejoong dengan penuh nafsu.

Yoochun memejamkan mata dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. Ia… ia tak tahan lagi. Sebelum beranjak, ia membungkukkan badan sebentar untuk berpamitan pada Yunho. Ia lebih baik pergi saja sebelum pertahanannya runtuh karena tak sanggup melihat Jaejoong yang semakin melukai perasannya.

Yunho menyingerai setelah kepergian Yoochun. Ia melepaskan ciumannya.

“Yun…” lirih Jaejoong. Kali ini ia tak menutup-nutupi lagi air mata yang ingin menyeruak dari tadi.

“Bukankah seperti ini sangat menyenangkan, Jae?” Yunho tersenyum pada Jaejoong. Ia yang menang kali ini.

# # # # #

Buk~

“Ah,” pekik Jaejoong, setelah dari belakang Yunho mendorongnya ke tembok dan mengunci dirinya disana.

“Aku akan langsung saja,” ucap Yunho seraya melucuti pakaian yang menutupi tubuhh bawah Jaejoong. Dan air  mata, semakin deras saja menuruni pipi mulus Jaejoong.

“AAKH!” pekik Jaejoong cukup keras. Mata besarnya melebar dan otot-otot dalam tubuhnya seperti menegang mendadak, ketika Yunho memasukkan ‘miliknya’ ke dalam hole Jaejoong. Yang tanpa pemanasan dan persiapan.

Jaejoong mencengkram erat lengan Yunho yang memeluknya dari belakang.

“UKH!”  pekik Jaejoong kembali. Yunho menggerakkan tubuhnya langsung tanpa memberi kesempatan Jaejoong beradaptasi dengan sesuatu yang baru memasuki dalam tubunya.

Yunho bergerak semakin lama semakin cepat. Ia memejamkan mata seiring kenikmatan yang didapatnya terus bertambah.

“Kau benar-benar nikmat, Jae. Uhh! Aku tidak akan pernah melepaskan kenikmatan ini kepada siapapun. Uuh…” celetuk Yunho, yang sedang dipenuhi dengan kenikmatan hole Jaejoong yang terus menerus mencengkram erat ‘miliknya’.

“Yuhh.. hhoo.. sakit…” rintih Jaejoong yang justru sangat kesakitan. Bahkan ia samapi merasa tubuhnya tengah terbelah menjadi dua.

“Ohh… akan kubunuh sipapun yang mencoba merebut milikku. Uhh… nikh… mathh… sekali Jae…”

“Hentikanhh… sakitth.. Yunhh…” Jaejoong terus meminta. Dalam tangisannya, Jaejoong menyadari Yunho sedang menyembunyikan sesuatu dan itu membuatnya marah.

Yunho memang kasar, namun ia tak pernah egois dalam bercinta. Yunho selalu memberi kesempatan Jaejoong untuk merasakan kenikmatan seperti yang didapatkannya dalam hubungan seks mereka.

Yunho  hanya akan seperti ini – memperkosa Jaejoong ketika emosi sedang mendominasi di perasaannya.

“Uhh… uhh… “ desah Yunho semakin kenikmatan. Ia jadi tak memperdulikan Jaejoong yang terus merintih kesakitan – minta berhenti.

Yunho malah semakin bersemangat  mengoyak hole Jaejoong selama beberapa waktu.

Sret~

“Akh!” Jaejoong memekik (lagi). Tiba-tiba Yunho mengeluarkan ‘miliknya’ dengan kasar, lalu membalik tubuh Jaejoong jadi menghadap dirinya.

“Ukh!” untuk kesekian kali, Jaejoong memekik. Yunho mendorong Jaejoong hingga punggung pria cantik ini berbebturan denga tembok. Dan tanpa banyak bicara, Yunho kembali memasukkan miliknya ke dalam hole Jaejoong.

“Hahhh…” desah Yunho panjang. Ia memejamkan mata – menikmati mecapai ketinggian yang dicapainya.

-------

Mata Jaejoong dan Yunho masih saling beradu tajam.

Tes~

Jaejoong agak tersentak. Mata musang Yunho tiba-tiba menjatuhkan airmatanya. Ini pertama kali Jaejoong melihat Yunho menangis. Oh, ada dengan Yunho?

“Appa dan Eomma bilang akan selalu menemaniku. Tapi mereka malah meninggalkanku bahkan saat aku belum mengerti tentang kerasnya  kehidupan di dunia ini. Aku membenci mereka. Mereka pembohong!” tutur Yunho dengan penuh emosi. Yang terpancar cukup jelas dari mata musangnya yang kini sangat basah karena airmata yang mengalir semakin deras.

Entah kenapa, melihat airmata Yunho yang turun, membuat Jaejoong merasa seperti ribuan paku menusuk hatinya secara bersamaan. Sakit sekali. Dan ia tidak tega melihat Yunho  seperti ini.

Satu tangannya terulur untuk memeluk Yunho. Yunho membenamkan kepalanya di salah satu pundak Jaejoong, dan menagis disana.

“Aku takut, Jae. Aku takut  sendirian lagi…” Yunho membalaskan pelukan Jaejoong, dengan sangat erat.

# # # # # #

‘Jung Yunho akan ada meeting dengan rekan bisnis dari jepang sampai jam 11 malam. Rumah akan sepi karena sebagian besar penjaga ikut dengan Yunho meeting di pulau Jeju. Aku akan menjemputmu malam ini. Lalu kita akan pergi ke Amerika menyusul Junsu dan ibumu, aku sudah mengurus semuanya’

Ucapan Yoochun secara diam-diam tadi pagi terus terngiang di telinga dan benak Jaejoong. Ia, tentu saja senang sekali setelah menunggu selama 13 tahun, ahirnya kesempatan itu datang juga. Tapi entah kenapa malaikat di sebelahnya berbisik agar ia tetap tinggal. Yunho membutuhkan dirinya.

Tuhan, help me.

~TBC~

Maappp… NC-nya geje, udah sangat lama g bikin. N g di edit, soalnya lagi puasa… kekekek

Kritik sarannya ditunggu…













Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar