Title : More than Oneshoot
Author : Minhyan-ssi
Pairing : Yunjae
Legh : 1 of 1
Ratting : PG-17
Genre : Drama – Angst – Fluff – Yaoi
Cast :
- Jung Yunho
- Kim Jaejoong
- Etc
Kalau FF kali ini terinspirasi dari MV B.A.P -
Oneshoot and drama nice guy – Soo Jong Ki. Kalau banyak kesamaannya, tolong
dimaklumin ya, lagi g ada ide ini… kekekek
Dan saia sedang tergila2 ma BAP-oneshoot.. maap ya
kalau geje
Ok, Happy reading all. . .
>>>
Dor~
Dor~
“ANGKAT TANGANMU!” bentak seorang polisi.
Yunho seketika membeku, setelah menembaki para
polisi dangan membabi buta hingga banyak dari polisi tersebut yang berjatuhan.
Perlahan, Yunho mengangkat kedua tangannya, tanpa melepaskan senjata api dalam
genggamannya. Dilihatnya, dirinya sudah dikepung. Rekan-rekannya bahkan bisa
dibilang bos-nya, telah berhasil diringkus. Ia sendirian sekarang.
“Buang senjata itu, CEPAT!” perintah salah satu
polisi yang mengepung Yunho.
Sret~
Yunho pun melempar senjatanya dengan kasar.
Sret~
Satu langkah kaki para petugas mulai bergerak untuk
menyergap Jung Yunho – orang terdekat Jung Eunjae yang seorang bandar narkoba
dan gengster yang cukup meresahkan di Seoul.
“Ah!” rintih Yunho mendadak sambil memegangi
kepalanya. Dan garakan tiba-tiba ini membuat reflek para polisi untuk mengaktifkan
senjata mereka.
“JANGAN!” teriak Jaejoong langsung menerobos posisi
melingkar yang dibuat para polisi untuk mengepung Yunho. Dengan tanpa rasa
takut dan tak peduli apapun. Ia langsung memeluk Jung Yunho tanpa ragu lagi.
Jika saja ia terlambat satu detik saja, mungkin kini sudah ada peluru yang
bersarang di tubuh Yunho.
“Kim Jaejoong! Apa yang kau lakukan disitu. Cepat
menyingkir!” perintah komandan Jaejoong, yang juga ikut mengepung Yunho. Yeah,
Jaejoong adalah seorang detektif yang juga terlibat dalam rencana besar
penyergapan gengster pimpinan Jung EunJae yang selama ini selalu dapat lolos
dari upaya penyergapan polisi.
“Aaahhh!” rintihan yang keluar dari bibir Yunho
semakin keras dan jelas menunjukkan kesakitan yang kini dirasakan pria bermata
musang itu.
Jaejoong semakin deras meneteskan
airmata dari mata indahnya. Perasaanya terasa hancur setiap kali Yunho
kesakitan seperti ini, setiap kali penyakit prosopagnosia yang di derita Yunho
kambuh. Ia benar-benar mengutuk penyakit yang menyerang bagian otak Yunho ini,
ia juga membenci Yunho yang keras kepala menolak untuk dioperasi demi
kesembuhan penyakitnya ini. Yunho selalu menggunakan alasan klasik untuk
menolak anjuran Jaejoong tersebut, secara halus.
Jika ia dioperasi, mungkin ia akan
sembuh, namun ia tidak akan bisa ingat lagi pada orang-orang yang dikenalnya
dan orang yang ia cintai – Kim Jaejoong. Yunho tidak ingin seperti itu, dan ia juga
tidak ingin banyak menyusahkan EunJae lagi.
Dalam tangisnya, Jaejoong berusaha
mengeratkan pelukannya pada Yunho. Tapi secara tak terduga Yunho malah meronta
– menolak pelukan Jaejoong, meski sambil menahan rasa sakit yang luar biasa di
kepalanya.
“Sandiwara apalagi yang sedang kau perankan
ini, Kim Jaejoong,” ucap Yunho dengan suara berat dan bersusah payah.
Jaejoong tak peduli, ia tetap beruasaha
untuk memeluk Yunho. Ia tahu, seperti ini dapat sedikit membantu Yunho
mengurangi rasa sakitnya.
“Apa kau benar-benar jatuh cinta pada
bajingan itu, Kim Jaejoong!” teriak salah satu rekan Jaejoong yang juga berada
disitu.
-Flash
Back-
“Aku bersedia untuk menjadi mata-mata
dalam misi ini. Kalau Jung Enjae mudah curiga, maka aku akan mendekati orang
terdekatnya Jung Enjae, Jung Yunho. Aku akan bisa naik pangkat jika aku
berhasil dalam misi ini.” Kata Jaejoong pada komandannya dan di depan rekan
satu timnya, dengan tegas dan sangat yakin.
# # # #
5
bulan kemudian….
“Yunho-ah, apakah selamanya kau akan
hidup ini? Tidakah aku ingin sebuah kehidupan yang baru dari pada seperti ini?”
tanya Jaejoong pada Yunho yang tengah menyimpan kepalanya di bahu Jaejoong.
Tanpa merasa malu atau canggung pada sopir taxi yang akan membawa mereka ke
markas EunJae. Hari ini kelompok gengster tersebut akan melakukan transaksi
narkoba dalam jumlah yang besar. Yang tak pernah mereka ketahui jika itu semua
adalah jebakan polisi untuk dapat meringkus mereka.
Dalam hati, Jaejoong terus menangis
karena sangat takut. Ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Yunho.
Yeah, ini memang diluar kendali Jaejoong. Niatan mendekati Yunho untuk
memata-matai kelompok gengster, malah membuat Jaejoong terjebak cinta disana.
Ia mencintai Jung Yunho.
Jaejoong mengaitkan jemarinya dengan
jemari Yunho. Dan meremasnya lembut. Untuk mengendalikan emosinya agar tak
menjatuhkan airmata sekarang.
“Jika aku bisa, aku juga ingin
melakukannya, Joongie. Aku ingin hidup dengan damai di sebuah desa, membangun
rumah yang sederhana, kemudian hidup bahagia bersamamu disana. Aku juga ingin sekali
hidup normal seperti kebanyakan orang. Tapi Tuan EunJae telah sangat baik
memungutku dari jalan. Lalu dia memberiku nama Jung Yunho dan menganggapku
seperti anaknya. Aku tidak bisa meninggalkannya, aku berhutang nyawa dan
segalanya padanya,” tutur Yunho panjang lebar.
Damn. Jaejoong
mengumpat dalam hatinya. Ia membenci ini, ia mengutuk pada takdir yang
menyerahkan Yunho pada seorang bajingan dan ketua gengster. Yunho selalu
dibayangi bahaya kemanapun dirinya pergi. Dia tidak bisa melepaskan diri
seorang Jung EunJae dan menjalani kehidupan sosial yang normal. Jika takdir itu
bisa dibunuh, rasanya ingin sekali Jaejoong membunuhnya dan mencabik-cabik
habis takdir kejam itu.
-End
Flashback-
“Pergi kau pembohong, JANGAN PERNAH
MENYENTUHKU LAGI, BRENGSEK!” teriak Yunho sebari terus melepaskan diri dari
Jaejoong. Walau sesekali ia masih merintih. Rasa sakit yang mendera kepalanya
semakin menggila saja.
Para polisi mulai bergerak untuk
menyergap Yunho, namun sang komandan menahan mereka. Para polisi itu pun lantas
melihat serius pada komandan mereka seolah meminta penjelasan. Sang komandan
pun seperti memberi kode dengan menggerakkan kepala untuk melihat pada
Jaejoong. Komandan yang telah berusia paruh baya dan memliki rencana untuk
pensiun dari kepolisian tahun depan itu, mulai mencoba mengerti perasaan
Jaejoong. Ia yakin Jaejoong dapat mengatasi semuanya.
“Aku mencintaimu, Yunho-ah. Aku ingin
melindungimu,” ujar Jaejoong masih berusaha melawan perlawanan dari Yunho.
“Pembohong!”
“Aniya.
Aku benar-benar mencintaimu, Jung Yunho.”
“AAKKKHHH….!” Mendadak Yunho berteriak sangat kencang sambil
menjambak keras rambutnya sendiri. Sebelum tak sadarkan diri, Yunho sempat
kejang dalam beberapa detik.
“YUNHO-AH…!” teriak Jaejoong dengan
histeris.
Para polisi lantas benar-benar bergerak.
Mereka mengamankan Yunho, sementara sang komandan memegangi Jaejoong agar tak
menghalangi proses peringkusan ini.
“Yunho tidak bersalah, Komandan. Dia
tidak pernah mencuri ataupun melukai siapapun. Dia hanya berusaha melindungi
Jung EunJae. Dia sangat menyukai anak-anak, Yunho selalu mencuri kesempatan
dari EunJae untuk mengajar anak-anak jalanan. Jangan hukum Jung Yunho, dia
orang baik.” Rancau Jaejoong, tentu dengan masih uraian airmata yang
menemaninya.
# # # # # #
Daejeon,
7 tahun kemudian……
P.O.V Kim Jaejoong
Menjadi Kim Jaejoong yang baru. Aku
telah berjanji kepada Tuhan seperti itu. Aku berusaha menghapus semua memori
buruk tujuh tahun lalu. Tepatnya setelah aku dipecat dari kepolisian karena
melanggar peraturan yaitu berusaha melindungi seorang buronan. Lantas aku
pindah ke Daejeon dan memilih tinggal di sebuah desa yang menurutku cukup
nyaman dan damai. Seperti mimpi Yunho yang ingin hidup bahagia di sebuah desa
dengan tenang.
Yunho, Jung Yunho. Tentang beruang mesum
ini, aku benar-benar merindukannya. Setelah kejadian itu, komandan dan para
polisi lain melarangku untuk menemui Yunho. Aku tidak tahu, tapi kupikir mereka
takut aku akan melarikan Yunho dari penjara.
Tapi itu semua sebelum lima bulan yang
lalu.
Aku harus banyak berterima kasih pada
komandan. Ah, tidak, lebih tepat jika aku menyebutnya mantan komandanku karena
dia benar-benar pensiun ditahun berikutnya. Dia banyak membantuku dan Yunho.
Dia terus membantu selama proses hukum Yunho berjalan dan berhasil membuktikan
jika Yunho tidak terlibat dalam serangkaian kekerasan yang dilakukan Jung
EunJae. Yunho hanya mengabdi layaknya seorang ajudan yang hanya menjaga
keselamatan EunJae saat sedang transaksi. Justru EunJae sebelum melakukan
transaksi jebakan itu, sempat memintaku untuk menjaga Yunho karena saat itu
penyakit Yunho baru saja kambuh dan Yunho belum sempat meminum obatnya. Yunho
hanya terjerat dimana ia berusaha melindungi sebuah kejahatan dan dipenjara
selama 4 tahun.
Komandanku – Paman Choi merasa kasihan
pada Yunho. Ia lantas mengajak Yunho pindah ke Amerika dan membiayai operasi
untuk menyembuhkan penyakit Yunho yang kian parah.
Yunho memulai hidup barunya dari Amerika
dan kuliah melanjutkan kembali S2-nya disana. Yang tak pernah aku dan Paman
Choi sangka, entah kenapa mendadak lima bulan yang lalu Yunho memutuskan untuk
kembali ke Korea. Dan masih diluar dugaan kami, Yunho memilih untuk hidup di Daejeon
juga. Padahal aku dan Paman Choi tidak pernah memberitahukan kepada Yunho
tentang pertemanan kami. Aku hanya ingin Yunho memulai lagi hidup yang
benar-benar baru. Ia tak perlu mengingat orang-orang yang dikenalnya dimasa
lalu, juga… orang yang pernah ia cintai sekaligus mengewakannya.
Meskipun berat, tapi Kim Jaejoong telah
memutuskannya.
Dia menjadi guru SMA di dekat tempat
tinggalku. Setiap makan siang setelah pulang dari mengajar ia selalu mampir ke
restoran yang ku mulai ku kelola satu tahun setelah menetap disini. Tapi
menyebalkan, karena Yunho selalu datang bersama murid-murid perempuannya yang
tergila-gila padanya. Yeah, aku dengar Yunho memang menjadi idola di SMA itu,
tidak hanya para guru tapi juga para murid. Huh.
“Oppa, kenapa kau memandangi kami
seperti itu?”
Aku agak tersentak. Seorang gadis
berseragam SMA bertanya padaku, dan membangunkanku dari pikiran panjangku.
Mataku langsung melihat serius padanya, dan…. dua temannya yang duduk di
sebelah seorang pria – guru mereka. Dan pria itu adalah Jung Yunho.
“Aish,” gumamku. Lalu aku berjalan
menghampiri mereka.
Brak~
Aku menggebrak meja dengan cukup keras.
“Yak! Oppa! Kau mengejutkan kami!”
protes gadis tadi padaku, dengan berseru dan berdiri.
Jantungku mendadak berdebar menggila,
karena mata musang Yunho juga sedang menatapku seperti teman-teman gadis ini. Aku
melirik padanya. Demi Tuhan, dia bertambah tampan setiap harinya.
“Oppa, jangan-jangan kau menyukai Jung
Songsaenim,” celetuk gadis tadi.
Mata musang itu melebar – melihat padaku
lebih serius. Oh, Tuhan, rasanya tubuh ini seperti meleleh. Dan mungkin sebentar lagi jantungku juga akan
melompat keluar.
“Oppa!” seru gadis itu, yang membuat
mataku jadi melepaskan sosok Yunho untuk beralih padanya.
“Yak! Kau bicara apa, bocah.” Marahku
pada gadis itu, sambil berdecak pinggang. Aku tidak sedang berpura-pura. Aku
tidak suka orang lain mendekati Yunho-ku.
“Oppa tidak usah menutup-nutupinya lagi
dari kami. Kami sudah sering memperhatikanmu, Oppa. Kau selalu memperhatikan
Jung Songsaenim setiap kali dia makan disini. Dan kau selalu berusaha mengusir
kami dari sisi Jung Songsaenim. Aish, benar-benar memalukan.”
Shit. Gadis ini,
benar-benar mempermainkan emosiku. Aku dipermalukan oleh anak SMA di depan
Yunho? Padahal selama ini aku selalu berusaha terlihat sempurna di depan Yunho.
Ini gila.
Sret~
Yunho mendadak berdiri, dan menaruh buku
yang dibacanya tadi ke meja. Dia lalu menghadap kepadaku. Ya, Tuhan… dapatkah
Kau membuat bumi ini menelanku sekarang? Aku akan mati!
“Benar seperti itu, Jaejoong-ssi?” tanya
Yunho padaku. Ia memang telah tahu namaku, karena setiap pengunjung restoranku pasti
tahu namaku. Entah dari mana mereka tahu. Atau mungkin karena aku terkenal di
lingkungan tempat tinggalku. Yeah, memang diantara restoran yang berdiri di
lingkunganku, restoranku yang paling ramai.
“Ya, ya, aku menyukaimu. Aku menyukai
pria tampan sepertimu, Yunho-ssi.” Jawabku cepat-cepat karena sangat gugup. Dan
aku tak bisa mengendalikan diriku. Damn.
Hancur semua imej yang kubangun
dengan sangat sempurna di depan Yunho.
“Seberapa besar kau mencintaiku?”
tanyanya masih tampak tenang.
“Besar, sangat besar. Yang jelas lebih
besar dari pada rasa suka dari fans-fansmu.”
“Sejak kapan kau menyukaiku?” Yunho
bertanya lagi.
“Sudah sangat lama.”
“Kapan itu?”
“Kubilang sudah sangat lama. Aish, ini
sudah cukup memalukan.”
Sret~
Aku pun lantas berjalan meninggalkan
tempat Yunho duduk dengan ketiga muridnya. Jujur, aku merasa seperti tidak tahu
diri berkata seperti itu pada Yunho. Mengungkapkan perasaan kepada orang lain,
memang tidak ada salahnya. Masalahnya, aku dan Yunho belum berteman yang sebenarnya
apalagi untuk dekat dengannya. Jika setelah ini Yunho akan membenciku dak tidak
mau makan di tempatku lagi… lebih baik aku mati saja.
~End P.O.V Jaejoong
# # # # #
P.O.V Yunho
Aku lebih merapatkan jaket tebal yang ku
kenakan. Aku tidak peduli pada dinginnya hembusan angin dan salju yang turun,
terus menyerang tubuhku tanpa ampun. Aku
tetap akan berdiri disini, di taman dekat sekolah tempatku mengajar, demi
menunggu seseorang yang kucintai.
Yeah, aku mencintainya dan sangat
mencintainya. Meski aku tidak yakin dia juga mencintaiku.
Jika kau bertanya alasan aku
mencintainya. Aku tak akan menjawabnya, karena aku sendiri tidak pernah tahu
kenapa aku mencintainya seperti ini. Aku bertemu pertama kali dengannya saat
aku tidak tahu jalan dari rumahku menuju sekolah. Dia berbaik hati
mengantarkanku ke sekolah tempatku bekerja. Senyumannya dan mata indahnya,
entah kenapa membuat hatiku langsung jatuh cinta padanya.
Sejak saat itu, aku selalu melewati
rumahnya ketika aku berangkat mengajar. Padahal ada jalan lain yang lebih dekat
jaraknya dari rumahku ke sekolah, hanya demi berharap dapat melihat wajah
indahnya dipagi hari yang indah.
Aku selalu berusaha tampil keren di hadapannya.
Aku sengaja membawa beberapa muridku
setiap kali aku datang untuk makan siang di restorannya. Dan membuat keributan
sedikit di sana. Hanya agar dia mau melihat padaku.
Aku… benar-benar seperti orang gila
karena mencintainya.
“Apakah salju berhenti turun sekarang?”
gumamku. Butiran-butiran salju yang sedari tadi membenturkan diri mereka pada
tubuhku, sekarang sudah berhenti. Tapi aneh, di depanku aku masih dapat melihat
turunnya salju yang agak deras.
Aku mendongakkan kepalaku. Betapa
terkejutnya aku, karena diatasku sudah ada payung berwarna merah yang
memayungiku. Lantas aku menoleh ke samping. Aku agak tersentak dalam beberapa
saat.
Sosok cantik yang membuatku gila selama
lima bulan ini, benar-benar datang dan
kini, sedang memegang payung yang memayungiku. Kim Jaejoong, benar-benar serius
dengan ucapannya tadi siang. Senyuman manis yang terukir dari bibir cherry-nya, dengan ajaib membuat jiwa
dan tubuhku terasa menghangat. Padahal sekarang angin berhembus cukup kencang.
Perlahan, aku melangkahkan kaki lebih
mendekatinya. Entah siapa yang mengendalikan diriku sekarang, tangan kiriku
seperti begerak sendiri memeluk pinggang ramping Jaejoong. Ia sempat sedikit
tersentak. Tangan kananku tergerak untuk memegangi belakang kepala Jaejoong.
Dan sepertinya setan telah memenangi
atas kendali diriku. Aku mulai menggerakkan kepalaku mendekati wajah Jaejoong,
untuk dapat bibirku meraih bibir cherry
pria cantik nan indah di hadapanku ini.
~ End P.O.V Yunho
P.O.V Author
Chu~
Bibir Yunho berhasil mendapatkan bibir
Jaejoong. Dan lalu melumat bibir atas Jaejoong dengan lembut. Mata besar
Jaejoong yang sempat membulat perlahan terpejam. Ia melepaskan payung yang
dipegangnya sedari tadi dan beralih mengalungkan tangannya pada leher Yunho.
Jaejoong menikmati setiap gerakan bibir
Yunho – lumatan serta sesapan pada
bibirnya yang semakin lama semakin menuntut. Lidah Yunho mengetuk bibir
Jaejoong – meminta pria cantik ini untuk membuka mulutnya.
Dengan senang hati Jaejoong menuruti
Yunho, dan dengan senang hati pula membiarkan lidah Yunho bermain-main di dalam
rongga mulutnya.
Cinta seperti inilah yang sudah sangat
lama Jaejoong dambakan. Diawali dengan rasa suka yang benar-benar tumbuh dari
hati, kemudian melakukan kencang seperti kebanyakan orang. Cinta yang tanpa
kebohongan ataupun bahaya yang selalu mengelilingi.
Yunho dan Jaejoong semakin larut dengan
ciuman mereka. Rasa hangat yang tersalur kepada tubuh mereka, seolah sangat
kuat dan berhasil mengalahkan rasa dingin dari angin dan salju. Mereka tetap
berciuman seperti ini untuk waktu yang cukup lama.
~Flashback~
Setelah Yunho dan ketiga muridnya pergi,
Jaejoong berjalan ke tempat keempatnya duduk tadi. Dengan penuh rasa sebal,
Jaejoong membersihkan meja tersebut. Namun secara tak sengaja ia melihat
secarik kertas tertinggal di sana. Ia lantas mengambil dan membaca tulisan yang
tertera dalam kertas tersebut.
Kau selalu nampak indah dengan senyum dan tatapan
lembut yang selalu kau nampakkan setiap kali kita berjumpa.
Bahkan hatiku langsung memuja keindahanmu di
pertemuan pertama kita.
Jika kau benar-benar serius ucapanmu, datanglah
malam ini di taman dekat sekolah.
Aku disana akan menunggumu
-Jung Yunho-
-End
Flashback-
~THE END~
Hehehe.. geje yah… aku ga bisa romantis.
Adakah yang mau mengajariku?
#plak
Maap juga untuk yang pov orang pertama
yang kacau, aku kesulitan menggunakan pov orang pertama dan sedang mencobanya.
Jadi mohon kritiknya kekekek
Dan maap endingnya benar2 mirip ending
nice guy, aku lagi tergila2 dengan ending drama yang satu itu.