Title : Love in Black
Author : Minhyan-ssi
Pairing : Yunjae
Legh : Prolog
Ratting : PG-17
Genre : Drama – Agst – Yaoi – NC – Mpreg
Cast :
- Jung Yunho (25)
- Kim Jaejoong (23)
-Kim Junsu (23)
-Park Yoochun (25)
-Shim Changmin (22)
- Etc
Happy reading all. . .
>>>
>>>
P.O.V Author
Seoul, 2006
Kamera membiidik satu persatu obyek dengan memepesonanya,
sama seperti pemiliknya. Namja bertubuh coklat dan tinggi itu terus mengarahkan
kameranya dari satu obyek ke obyek lainnya. Ia bahkan nyaris tidak peduli para
gadis di belakangnya menjerit kagum diam-diam. Jung Yunho, ia sangat populer di
kalangan gadis-gadis di sekolahkahnya, bahkan mungkin pria juga. Seorang namja
yang sempurna – tampan dan pintar, ditambah ia nilai lebihnya – menjabat ketua OSIS dan kapten basket. Ia juga tipe
namja yang dingin. Siapa yang akan tidak tertarik dengannya? Kecuali
orang-orang bodoh dan mereka yang memang
tidak suka lelaki.
Kim Jaejoong puntidak luput dari list pengagum Jung Yunho.
Ia seolah tidak pernah melewatkan satu hari tanpa melihat sosoknya. Ia sangat mengagumi
seniornya tersebut.
Namun Jaejoong terlalau bahkan sangat takut untuk menyatakan
persaannya pada Yunho. Ia berpikir Yunho telalu tinggi untuk di gapai. Jaejoong mengibaratkan
dirinya seperti langit dan bumi – yang bertolak belakang seratus delapan pukh
derajat. Yunho terlalu sempurna untuk dirinya yang hanya namja kuper –
berkacamata tebal yang setiap hari hanya
sibuk dengan para buku tebal.
Sret~
Jaejoong mengalihkan pandangannya cepat, tiba-tiba saja
Yunho menoleh ke arahnya padahal ia sedang begitu menikmati wajah tampan
tersebut. Jaejoong lekas pergi dari jendela kelas dengan perasaan cemas. Ia
sangat takut Yunho tahu ia memandanginya tadi.
Bruk~
Jaejong berjalan keluar kelasnya sambil terus menoleh ke
belakang. Ia masih cemas soal barusan, hingga tak memperhatikan murid-murid
lain di sekitarnya. Ia tak sengaja menabrak salah satu geng yang memang
terkenal sangar di sekolah.
“Aish, Kutu buku, matamu ada empat.Tapi sepertinya tidak
optimal, hanya dua yang berfungsi. Yang tidak bergunasebaiknya dibuang saja
hahaha.” Pemimpin geng tersebut tiba-tiba saja mengambil kacamata Jaejoong.
“Jangan! Kembalikan…!” Jaejoong agak berteriak sambil
meraba-meraba - mencari-cari kaca
matanya. Ia tak dapat melihat apapun tanpa kacamatanya itu.
Sementara para anggota geng tersebut menertawai Jaejoong
semakin kencang saja. Jaejoong pun tidak terlalu kaget, ia cukup sering
mendapat perlakuan begini – di bully teman-temannya.
“Hey, Kalian! Berhenti mengerjai anak itu atau kulaporkan ke
kepala sekolah!”teriak seseorang, langsung membuat Jaejoong dan anggota geng
tersebut melihat padanya.
Jaejoong tersenyum diam-diam. Meski tidak dapat melihat
jelas, tapi suara bass orang itu sanagt familiar di telinga Jaejoong.Danyang
membuat Jaejoong jatuh cinta pertama kali pada Yunho adalah ketika namja tampan
itu menolongnya saat ia dibully begini di hari pertama ia masuk di SMA ini.
Sejak itu Jaejoong selalu mengamati Yunho tapi sembunyi-sembunyi dan dari
kejauhan. Jaejoong juga berhati-hati, ia tak mau menyulitkan dirinya sendiri
seandainya yang ia lakukan ini diketahui yang lain.
“Ini untukmu. Kau tidak apa-apa?”tanya Yuno. Setelah
membereskan urusan tadi, Yunho mengajak Jaejoong ke taman belakang sekolah. Ia
memberikan minuman dingin pada
Jaejoong.Minuman tersebut mungkin dapat membantu Jaejoong menenangkan
pikirannya lagi.
“T-terima kasih, Hyung,” balas Jaejoong sambil tersenyum.
“Aku harus pergi dulu, ada rapat OSIS. Kau disini saja,
tempat ini sangat tenang. Aku biasa di sini kalau sedang bosan.” Yunho mengacak
pelan rambut Jaejoong. Jaejoong menunduk saja – tidak berani melihat pada Yunho
karena ia merasa pipinya kini menghangat.
“Kim Jaejoong,”
“Ne,” Jaejoong tanpa sadar
mengankat kepalanya karena panggilan Yunho barusan.
Jepret~
“Bay… Kim Jaejoong.” Yunho langsung pergi setelah memotret
Jaejoong seenaknya. Membuat rona merah di pipi Jaejoong jadi tampak semakin
jelas.
“Yu-Yunho Hyung mengetahui namaku?” gumam Jaejoong –
bertanya pada dirinya sendiri. Tak dapat dipungkiri , hati Jaejoong kini
mungkin sedang penuh denga bunga-bunga.
------
Jaejoong berjalan riang memasuki rumahnya sambil
memanggil-manggil ibunya dengan nada yang riang juga. Biasanya ibunya akan menyambutnya
ketika pulang sekolah, tapi entah kenapa ia telah berjalan sampai lantai dua
ibunya tak keluar-keluar juga. Jaejoong memutuskan mencari ibunya di kamar ayah
dan ibunya.
“Eomma, Joongie masuk,” ujar
Jaejoong. Namun takada sahutan, Jaejoong membuka pintu pelan-pelan.
“Eomma, Joo – “ ucapan Jaejoong terputus. Ia berdiri membeku
menatap yang di depannya - sosok ibunya tergantung denga tali melilit lehernya.
Bugh~
Jaejoong memnjatuhkan dirinya ke lantai. Ia tidak dapat
megendalikan diri untuk tidak menangis. Ibu untuk Jaejoong memang lebih dari
segalanya. Selama ini ia begitu dekat dengan ibunya, dan mungkin jadi
satu-satunya orang terdekatnya. Ayahnya,
entahlah, Jaejoong tak terlalu peduli. Pria yang menjadi ayahnya jarang di
rumah dan selalu sibuk dengan pekerjaannya. Tidak peduli keluarga. Dalam sebulan belum Jaejoong tentu dapat
bertemu ayahnya. Waktu kecil sesekali Jaejoong masih menunggu ayahnya, setelah
usianya 10 tahun tidak lagi. Bahkan Jaejoong menganggap hanya memiliki ibunya.
Kehilangan ibunya untuk Jaejoong seolah melenyapkan dunianya.
“EOMMAAA…!!!”
------
Rintik-rintik hujan menuruni bumi seolah berduyun-duyun
mengguruyur yang di bumi, tak kecuali tubuh rapuh Kim Jaejoong. Bersama itu air
mata namja cantik itu mengalir tidak kalah derasnya dengan hujan yang sedang
turun. Ia terduduk pilu di sebuah gang dengan meremas sebuah foto. Ia sambil
terus mengumpat – menyalahkan sosok ayahnya atas kematian ibunya ini.Tidak jauh
dari tempat ibunya mengahiri hidup,
Jaejoong menemukan foto-foto ayahnya bersama perempuan lain dan seorang
namja yang mungkin seumuran dengannya sedang berlibur di sebuah tenpat, dan
mereka tampak berbahagia. Parahnya, belum genap dua hari kematian ibu Jaejoong,
ayah Jaejoong sudah membawa wanita dan naja tadike rumahnya. Yang membuat
Jaejoong semakin membenci ayahnya karena ternyata wanita tersebut adalah istri kedua
dari ayahnya. Mudah Jaejoong disimpulkan, ibunya sangat terpukul mengetahiu
dirinya dihianati berpuluh-puluh tahun,dan bunuh diri karena tidak sanggup
menerima kenyataan tersebut.
“Wow, ada gadis cantik rupanya,”
Jaejong tersentak , Ia lantas bangkit dari duduknya.
Tubuhnya mulai bergetar takut, tiga pria
yang terlihat mabuk berjalan mendekati dirinya. Terlebih mereka menatap dengan
tatapan yang seperti bernafsu.
“Pergi kalian!” teriak Jaejoong, semakin takut.
“Cantik, kenapa kau hujan-hujanan, huh? Pasti kedinginginan,
ayo kesini kami hangatkan.”
“Kalian salah, aku bukan yeoja.” Jaejoong menepis tangan salah satu pria tahu yang
berusaha menyentuhnya.
Grep~
“Tidak masalah kau namja, tubuhmu tetap menggoda kami.
Hahaha.”
“Lepaskan aku!” Jaejoong meronta. Ketiga pria tadi malah
tertawa lebih kencang lagi. Mereka mendorong Jaejoong ke salah satu sisi gang
dan mulai melucuti pakaian namja cantik yang
berkaca mata tersebut. Hancur, benar-benar lebur. Ia teringat ucapan
ibunya, jika kita berbuat baik di dunia maka
akan mendapat kebahagiaan dari Tuhan. Tapi nyatanya? Tuhan justru
menghancurkan hidupnya. Tuhan membuat ibunya pergi, Tuhan membuat ayahnya
berselingkuh dengan wanita lain. Dan sekarang, Tuhan membiarkan saja ketiga
pria bajingan ini hendak merampas
kehormatannya.
~End Prolog~
~TBC~
Ottoke? Suka gaceritanya?
Bocorannya, emak kagak sampe di NC-an ma 3 org tadi.
Bagaimana bisa? Jawabannya di part 1, di kehupan emak tahun 2012.
RCL jangan lupa….